Kini, Sukabumi Terancam Tanah Longsor
A
A
A
SUKABUMI - Lepas dari bencana kekeringan yang berkepanjangan, kini memasuki musim penghujan wilayah Kabupaten Sukabumi diancam bencana longsor.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memetakan sebanyak 40 dari 47 kecamatan termasuk daerah rawan bencana longsor.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi Usman Susilo menjelaskan memasuki musim hujan sejak dua pekan lalu, sudah terdapat dua peristiwa longsor yang terjadi di Kecamatan Cibadak dan Kecamatan Nyalindung.
Bencana alam yang dipicu oleh guyuran hujan itu telah menyebabkan akses jalan di kedua wilayah tersebut tertutup akibat perlintasan tertimbun longsoran tanah.
‘’Tebing yang berada di sepanjang jalan Nyalindung maupun Cibadak ambrol karena terkikis air hujan, material tanah bercampur bebatuan menutupi perlintasan. Dimungkinkan bencana seperti ini akan melanda daerah rawan lainnya, sebab sebagian besar wilayah Sukabumi berupa pegunungan atau bukit, ’’ tutur Usman.
Apalagi musim kemarau lalu telah mengakibatkan dinding tebing mengalami keretakan sehingga sangat rentan longsor jika di dera hujan.
Usman mengaku meski tingkat ancaman bencana alam itu terbilang tinggi, namun sejauh ini BPBD belum menetapkan status siaga bencana longsor maupun banjir.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Sukabumi Irwan Fajar menjelaskan penetapan status siaga bencana harus didasari pertimbangan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.
Sebagai langkah awal dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana alam, BPBD telah menerbitkan surat edaran waspada bencana alam.
"Imbauan untuk mewaspadai gejala alam di musim hujan ini sudah kami layangkan ke 47 kecamatan. Langkah ini dilakukan guna tindakan cepat dalam penanganan atau penanggulangan pada saat bencana terjadi. Kami sudah menyiagakan personil tanggap bencana di semua wilayah, terutama di daerah-daerah rawan,’’ kata Iwan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memetakan sebanyak 40 dari 47 kecamatan termasuk daerah rawan bencana longsor.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi Usman Susilo menjelaskan memasuki musim hujan sejak dua pekan lalu, sudah terdapat dua peristiwa longsor yang terjadi di Kecamatan Cibadak dan Kecamatan Nyalindung.
Bencana alam yang dipicu oleh guyuran hujan itu telah menyebabkan akses jalan di kedua wilayah tersebut tertutup akibat perlintasan tertimbun longsoran tanah.
‘’Tebing yang berada di sepanjang jalan Nyalindung maupun Cibadak ambrol karena terkikis air hujan, material tanah bercampur bebatuan menutupi perlintasan. Dimungkinkan bencana seperti ini akan melanda daerah rawan lainnya, sebab sebagian besar wilayah Sukabumi berupa pegunungan atau bukit, ’’ tutur Usman.
Apalagi musim kemarau lalu telah mengakibatkan dinding tebing mengalami keretakan sehingga sangat rentan longsor jika di dera hujan.
Usman mengaku meski tingkat ancaman bencana alam itu terbilang tinggi, namun sejauh ini BPBD belum menetapkan status siaga bencana longsor maupun banjir.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Sukabumi Irwan Fajar menjelaskan penetapan status siaga bencana harus didasari pertimbangan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika.
Sebagai langkah awal dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana alam, BPBD telah menerbitkan surat edaran waspada bencana alam.
"Imbauan untuk mewaspadai gejala alam di musim hujan ini sudah kami layangkan ke 47 kecamatan. Langkah ini dilakukan guna tindakan cepat dalam penanganan atau penanggulangan pada saat bencana terjadi. Kami sudah menyiagakan personil tanggap bencana di semua wilayah, terutama di daerah-daerah rawan,’’ kata Iwan.
(sms)