Tewas Dalam Kebakaran, Balita Kembar Ditemukan Berpelukan

Selasa, 10 November 2015 - 06:09 WIB
Tewas Dalam Kebakaran, Balita Kembar Ditemukan Berpelukan
Tewas Dalam Kebakaran, Balita Kembar Ditemukan Berpelukan
A A A
PANGKALAN BALAI - Malang dialami anak kembar Rahman dan Rahim (3,5), pasangan suami istri Sumailah (35) dan Siti (32). Bocah itu tewas terpanggang dalam kebakaran yang terjadi di rumahnya, Dusun 1, RT 2, Desa Sungai Semut, Kecamatan Makarti Jaya.

Kepala Desa Sungai Semut Herman mengungkapkan, saat kejadian di dalam rumah hanya ada kedua korban yang tengah tidur di kamar dan ibunya sedang memasak di dapur. Sedangkan ayahnya Sumailah sedang membantu hajatan di rumah tertangga.

"Kobaran api diduga pertama kali muncul dari ruang tamu. Namun saat itu ibu korban tidak sadar jika api sudah mulai membesar di ruang tamu," katanya, kepada wartawan, Senin (10/11/2015).

Ketika kepulan asap masuk kedapur, sang ibu panik dan langsung menyelamatkan diri berlari keluar rumah dari dapur. Saat itu, dia lupa kalau kedua putranya tertinggal di dalam rumah sedang tidur.

"Saat itulah dia berteriak histeris dan minta pertolongan warga lainnya. Tapi karena api sudah membesar warga takut mendekat. Apalagi rumahnya itu berdinding papan, sehingga cepat merambat ke bangunan rumah lainnya," jelasnya.

Satu jam kemudian, api berhasil dipadamkan. Sumailah dan Siti yang tak berhenti menangis dan langsung mendekati rumah mereka yang sudah menjadi arang. Rahman dan Rahim ditemukan tewas terpanggang dalam kondisi berpelukan.

"Semua tubuhnya terbakar dan sudah tidak berbentuk lagi. Melihat itu, sontak ibu korban syok dan pingsan dan ayahnya juga tidak kuasa membendung tangisannya," paparnya.

Saat ini jasad kedua korban telah dimakamkan di TPU Desa Sungai Semut. Pihaknya menduga, sumber api berasal dari konsleting listrik karena jaringan listrik dari rumah ke rumah di sana masih pararel.

"Kondisi ini membuat rawan sekali terbakar. Atas kejadian itu, saya berharap bisa menjadi pelajaran bagi PLN untuk menambahkan fasilitas tiang listrik di desa kami, karena bahaya kalau terus dibiarkan," pungkasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3931 seconds (0.1#10.140)