Pelajar di Cirebon Peringati Sumpah Pemuda dengan Tawuran
A
A
A
CIREBON - Tepat Hari Sumpah Pemuda, lima pelajar sekolah menengah atas (SMA) 'memperingatinya' melalui aksi tawuran. Mereka pun dicokok polisi.
Tawuran para pelajar di jalur By Pass Jalan Brigjen Dharsono, Kota Cirebon, itu diwarnai pelemparan batu antar mereka yang diduga berbeda sekolah. Aksi mereka pun membuat geram warga yang melintas.
Menurut warga, hampir setiap Minggu ada saja tawuran antar pelajar terjadi di kawasan ini. Rata-rata aksi mereka berlangsung jam pulang sekolah. Para pengemudi angkutan umum pun enggan mengangkut pelajar jika terindikasi hendak tawuran.
"Awalnya ada pelajar yang turun ramai-ramai dari truk yang datang dari arah timur. Kemudian, mereka dicegat pelajar lain sampai akhirnya terjadi tawuran," ungkap seorang pengemudi angkutan kota Pendi, Rabu (28/10/2015).
Meski sempat terjadi aksi saling lempar batu, beruntung tawuran tak sampai meluas. Para pelajar tersebut langsung dikejar dan diamankan polisi yang kebetulan tengah memantau aksi demonstrasi Sumpah Pemuda di lokasi.
Para pelajar itu pun selanjutnya dibawa ke Mapolsek Utara Barat untuk didata sebelum kemudian dikembalikan kepada orang tuanya masing-masing. Mereka diingatkan tak mengulangi perbuatannya.
Seorang warga sekitar Madhur menambahkan, saat tawuran terjadi tak jarang warga maupun pengemudi angkutan umum memisahkan pelajar yang terlibat. Mereka resah karena tawuran kerap terjadi sehingga meminta kepolisian berpatroli di kawasan itu.
"Di sini kawasan yang banyak sekolahnya. Kalau jam pulang, rata-rata siswa berkelompok," terangnya.
Menurutnya, tak jarang kelompok siswa dari sekolah yang satu berselisih dengan siswa sekolah lain. Bahkan, perselisihan menjadi semakin keras ketika sudah berubah menjadi perkelahian fisik.
Situasi itulah yang dicemaskan warga karena menimbulkan suasana tak nyaman dan aman. Bukan hanya angkutan umum yang terganggu, sejumlah pemilik usaha pun resah dengan situasi itu.
Sementara itu, salah seorang pelajar yang diamankan Agam Nadie A, siswa salah satu sekolah swasta di kawasan By Pass mengaku, dia dan teman-temannya hendak ke rumah salah satu kawan dengan 'ngompreng' kendaraan yang melintas.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba saja mereka dilempari batu yang diindikasi dilakukan pelajar sekolah lain. "Kami balas lemparan itu, kemudian kami semua turun dari mobil mengejar pelakunya," kata dia membela diri.
Tawuran para pelajar di jalur By Pass Jalan Brigjen Dharsono, Kota Cirebon, itu diwarnai pelemparan batu antar mereka yang diduga berbeda sekolah. Aksi mereka pun membuat geram warga yang melintas.
Menurut warga, hampir setiap Minggu ada saja tawuran antar pelajar terjadi di kawasan ini. Rata-rata aksi mereka berlangsung jam pulang sekolah. Para pengemudi angkutan umum pun enggan mengangkut pelajar jika terindikasi hendak tawuran.
"Awalnya ada pelajar yang turun ramai-ramai dari truk yang datang dari arah timur. Kemudian, mereka dicegat pelajar lain sampai akhirnya terjadi tawuran," ungkap seorang pengemudi angkutan kota Pendi, Rabu (28/10/2015).
Meski sempat terjadi aksi saling lempar batu, beruntung tawuran tak sampai meluas. Para pelajar tersebut langsung dikejar dan diamankan polisi yang kebetulan tengah memantau aksi demonstrasi Sumpah Pemuda di lokasi.
Para pelajar itu pun selanjutnya dibawa ke Mapolsek Utara Barat untuk didata sebelum kemudian dikembalikan kepada orang tuanya masing-masing. Mereka diingatkan tak mengulangi perbuatannya.
Seorang warga sekitar Madhur menambahkan, saat tawuran terjadi tak jarang warga maupun pengemudi angkutan umum memisahkan pelajar yang terlibat. Mereka resah karena tawuran kerap terjadi sehingga meminta kepolisian berpatroli di kawasan itu.
"Di sini kawasan yang banyak sekolahnya. Kalau jam pulang, rata-rata siswa berkelompok," terangnya.
Menurutnya, tak jarang kelompok siswa dari sekolah yang satu berselisih dengan siswa sekolah lain. Bahkan, perselisihan menjadi semakin keras ketika sudah berubah menjadi perkelahian fisik.
Situasi itulah yang dicemaskan warga karena menimbulkan suasana tak nyaman dan aman. Bukan hanya angkutan umum yang terganggu, sejumlah pemilik usaha pun resah dengan situasi itu.
Sementara itu, salah seorang pelajar yang diamankan Agam Nadie A, siswa salah satu sekolah swasta di kawasan By Pass mengaku, dia dan teman-temannya hendak ke rumah salah satu kawan dengan 'ngompreng' kendaraan yang melintas.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba saja mereka dilempari batu yang diindikasi dilakukan pelajar sekolah lain. "Kami balas lemparan itu, kemudian kami semua turun dari mobil mengejar pelakunya," kata dia membela diri.
(san)