Warga Pangandaran Cemas Diintai Kebakaran Hutan
A
A
A
PANGANDARAN - Di tengah musim kemarau panjang, ancaman kebakaran hutan di Pangandaran, Jawa Barat, sangat tinggi. Dari luas wilayah Kabupaten Pangandaran 168.509 hektare, 28.898,73 hektare di antaranya merupakan kawasan hutan.
Salah satu warga Dusun Pasirkiara, Desa Karangbenda, Kecamatan Parigi, Reza Fahmi (22), mengatakan, musim kemarau panjang yang terjadi membuat masyarakat yang permukimannya dekat dengan lokasi hutan merasa cemas dengan ancaman kebakaran hutan dadakan.
"Banyak masyarakat yang tidak tenang dan dibayangi ancaman kebakaran hutan dadakan, hal ini terjadi sebab dari tiga lokasi kebakaran hutan dalam bulan ini tidak diketahui penyebabnya," kata Reza, Rabu (28/10/2015).
Seperti diketahui, kebakaran hutan terjadi di Dusun Sangkan Bawang, Desa Kalijati, Kecamatan Sidamulih, seluas 50 hektare hutan produksi. Di Dusun Nagrak, Desa Karangsari, Kecamatan Padaherang seluas 40 hektare hutan warga, juga Dusun Desa, Desa Bojongkondang, Kecamatan Langkaplancar seluas 3 hektare hutan produksi, sampai saat ini tidak diketahui penyebanya.
"Kalau masyarakat tahu bahwa penyebab kebakaran yang sudah terjadi mungkin tidak akan cemas dan akan menghindari hal-hal yang sekiranya menyebabkan kebakaran," tambah Reza.
Reza berharap pemerintah daerah hendaknya memberikan arahan dan binaan kepada masyarakat yang berada di lokasi rawan ancaman kebakaran hutan. Hal ini sebagai salah satu upaya meminimalisasi ancaman kebakaran hutan dadakan.
Kepala UPTD Pemadam Kebakaran Dinas Pekerjaan Umum Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dispuhubkominfo) Kabupaten Pangandaran Ahmad Sobali mengatakan, pihaknya selalu siaga 24 jam untuk menangani bancana kebakaran.
"Kami memiliki dua unit armada kebakaran, namun satu unit kondisinya sudah tidak layak pakai, bahkan dikhawatirkan tangki air terlepas dari badan mobil bila menempuh medan pegunungan," kata Ahmad.
Jumlah personel saat ini sebanyak 18 orang yang terdiri dari tiga orang PNS dan 15 tenaga magang. Mereka belum mempunyai asuransi kecelakaan.
"Personel yang turun kelokasi kebakaran selalu menggunakan standar peralatan yang aman saat turun ke lapangan karena risikonya tinggi, hingga saat kami belum memiliki jaminan asuransi untuk petugas pemadam," pungkas Ahmad.
Salah satu warga Dusun Pasirkiara, Desa Karangbenda, Kecamatan Parigi, Reza Fahmi (22), mengatakan, musim kemarau panjang yang terjadi membuat masyarakat yang permukimannya dekat dengan lokasi hutan merasa cemas dengan ancaman kebakaran hutan dadakan.
"Banyak masyarakat yang tidak tenang dan dibayangi ancaman kebakaran hutan dadakan, hal ini terjadi sebab dari tiga lokasi kebakaran hutan dalam bulan ini tidak diketahui penyebabnya," kata Reza, Rabu (28/10/2015).
Seperti diketahui, kebakaran hutan terjadi di Dusun Sangkan Bawang, Desa Kalijati, Kecamatan Sidamulih, seluas 50 hektare hutan produksi. Di Dusun Nagrak, Desa Karangsari, Kecamatan Padaherang seluas 40 hektare hutan warga, juga Dusun Desa, Desa Bojongkondang, Kecamatan Langkaplancar seluas 3 hektare hutan produksi, sampai saat ini tidak diketahui penyebanya.
"Kalau masyarakat tahu bahwa penyebab kebakaran yang sudah terjadi mungkin tidak akan cemas dan akan menghindari hal-hal yang sekiranya menyebabkan kebakaran," tambah Reza.
Reza berharap pemerintah daerah hendaknya memberikan arahan dan binaan kepada masyarakat yang berada di lokasi rawan ancaman kebakaran hutan. Hal ini sebagai salah satu upaya meminimalisasi ancaman kebakaran hutan dadakan.
Kepala UPTD Pemadam Kebakaran Dinas Pekerjaan Umum Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dispuhubkominfo) Kabupaten Pangandaran Ahmad Sobali mengatakan, pihaknya selalu siaga 24 jam untuk menangani bancana kebakaran.
"Kami memiliki dua unit armada kebakaran, namun satu unit kondisinya sudah tidak layak pakai, bahkan dikhawatirkan tangki air terlepas dari badan mobil bila menempuh medan pegunungan," kata Ahmad.
Jumlah personel saat ini sebanyak 18 orang yang terdiri dari tiga orang PNS dan 15 tenaga magang. Mereka belum mempunyai asuransi kecelakaan.
"Personel yang turun kelokasi kebakaran selalu menggunakan standar peralatan yang aman saat turun ke lapangan karena risikonya tinggi, hingga saat kami belum memiliki jaminan asuransi untuk petugas pemadam," pungkas Ahmad.
(zik)