Pengakuan Hijabers yang Tersakiti karena Dipoligami
A
A
A
GORONTALO - Media sosial belakangan dihebohkan dengan video berjudul “Hijabers Tersakiti karena Poligami". Video yang diposting oleh Ana Abdul Hamid ini seketika menjadi buah bibir.
Selain banjir dukungan, namun tidak sedikit yang memberikan kritikan. Lalu apa tanggapan Ana Abdul Hamid? Berikut liputannya.
Saat ditemui di kediamannya, Kelurahan Dutulanaa, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, Ana yang kini sedang menunggu kelahiran anak ketiganya mencurahkan perasaan dan alasannya membuat video tersebut dan mengunggahnya ke media sosial.
Dalam video berdurasi empat menit 42 detik ini, Ana yang berusia 26 tahun mengutarakan perasaannya sebagai istri yang dipoligami dalam lembaran kertas putih tanpa bicara sepatah kata pun.
Video yang diunggah kejejaring sosial Youtube, pada Jumat 23 Oktober 2015 ini langsung menjadi buah bibir. Banyak yang menaruh simpati terhadap Ana, namun ada juga yang tidak sependapat dengannya. Bahkan, menganggap Ana mencari sensasi.
Menurut Ana, dia tidak pernah bermaksud mencari sensasi. Video itu dia buat tak lebih sebagai media dalam mengungkapkan perasaannya setelah sang suami memutuskan untuk berpoligami kurang lebih setahun lalu.
Lantaran tak kuasa menghadapi kemelut hatinya, Ana mencurahkan isi hatinya lewat video dan mengunggahnya tepat di hari ulang tahun ke lima pernikahan mereka yang menurutnya momen ulang tahun terakhir pernikahan dia dan suaminya.
"Alasan pertama saya adalah, tiap tahun saya dan suami selalu bikin video anniversary penikahan," katanya saat berbincang dengan wartawan, Senin (26/10/2015).
Karena berpikir tanggal 20 Oktober kemarin itu anniversary yang terakhir dia bersama suaminya, maka dibuatlah video yang mengejutkan itu semata-mata sebagai ungkapan perasaannya selama setahun lalu.
"Karena ini anniversary terakhir dan besok tanggal 20 Oktober siang saya langsung mengajukan gugatan cerai pada suami saya," bebernya.
Lebih jauh dia berharap, video yang berisi luapan hatinya itu bisa dijadikan pelajaran kepada calon suami dan para suami-suami yang memiliki pikiran untuk berpoligami.
"Ya kiranya dipikirkan lebih bijak lagi, apakah itu karena dasar sunah atau hanya dasar nafsu. Karena kebanyakan praktik poligami hanya karena dasar nafsu," ungkapnya.
Dalam perbincangan itu, Ana menceritakan kisah rumah tangganya yang awalnya berjalan normal dan bahagia. Namun saat memasuki tahun ke empat penikahan, kebahagian tersebut berangsur sirna saat sang suami mengutarakan niatnya menikah lagi.
"Sebagai seorang istri yang merasa telah mengabdikan diri kepada suami dan keluarga, niat suami untuk menduakan saya membuat diri saya sangat terpukul dan kecewa. Saya merasa telah dikhianati," jelasnya.
Pada awalnya Ana mengaku mengalah dan mengizinkan suaminya untuk menikah lagi. Hal itu semata-mata dia lakukan sebagai bentuk pengabdian kepada suaminya.
Selama satu tahun lebih Ana bersabar menjalani statusnya sebagai seorang istri yang dipoligami, tetapi hal itu tidak mudah dijalaninya. Hingga akhirnya Ana mengaku depresi berat. Bahkan dia sempat ingin bunuh diri.
"Reaksi saya pertama kali sangat marah. Saya pikir saya sudah melakukan yang terbaik dan sudah memberikan yang terbaik. Saya sudah berusaha menjadi istri yang soleha," ungkapnya sedih.
Saat akan melakukan aksi bunuh diri, Ana mengaku sempat berdoa kepada Allah dan mohon diberikan jalan yang terbaik. Niat itupun akhirnya batal dia lakukan.
Sebagai seorang istri yang sangat mencintai keluarganya, sejak dipoligami suaminya Ana mengaku sangat malu dan menjadi sangat tertutup dengan keluarga dan lingkungannya.
Namun seiring berjalannya waktu kesabaran Ana sebagai seorang istri pun habis dan diapun akhirnya menyerah. Tepat di hari ulang tahun kelima pernikahan mereka, Selasa 20 Oktober 2015, Ana resmi menggugat cerai suaminya.
"Setelah saya sala, ziki, mengaji, akhirnya itu keputusan yang saya ambil. Saya malu karena selama ini saya selalu membanggakan suami kalau suami saya itu suami yang penyayang keluarga," terangnya menitikkan air mata.
Video yang diupload Ana ke jejaring sosial itu kini sudah lebih dari 60 ribu kali dilihat. Lebih jauh Ana mengaku tak ada niat untuk menentang poligami. Ana hanya berharap video itu bisa membuat para suami mempertimbangkan niatnya berpoligami.
Hingga kini, persoalan poligami masih menjadi perdebatan yang menuai pro dan kontra di tengah masyarakat. Seperti halnya pernikahan dan perceraian, poligami menyangkut persoalan pribadi yang melibatkan orang lain.
Maka haruslah dilakukan secara hati-hati sekali, karena di dalamnya ada persoalan tentang hak pribadi yang berbenturan dengan kepentingan orang lain dan norma agama.
Selain banjir dukungan, namun tidak sedikit yang memberikan kritikan. Lalu apa tanggapan Ana Abdul Hamid? Berikut liputannya.
Saat ditemui di kediamannya, Kelurahan Dutulanaa, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, Ana yang kini sedang menunggu kelahiran anak ketiganya mencurahkan perasaan dan alasannya membuat video tersebut dan mengunggahnya ke media sosial.
Dalam video berdurasi empat menit 42 detik ini, Ana yang berusia 26 tahun mengutarakan perasaannya sebagai istri yang dipoligami dalam lembaran kertas putih tanpa bicara sepatah kata pun.
Video yang diunggah kejejaring sosial Youtube, pada Jumat 23 Oktober 2015 ini langsung menjadi buah bibir. Banyak yang menaruh simpati terhadap Ana, namun ada juga yang tidak sependapat dengannya. Bahkan, menganggap Ana mencari sensasi.
Menurut Ana, dia tidak pernah bermaksud mencari sensasi. Video itu dia buat tak lebih sebagai media dalam mengungkapkan perasaannya setelah sang suami memutuskan untuk berpoligami kurang lebih setahun lalu.
Lantaran tak kuasa menghadapi kemelut hatinya, Ana mencurahkan isi hatinya lewat video dan mengunggahnya tepat di hari ulang tahun ke lima pernikahan mereka yang menurutnya momen ulang tahun terakhir pernikahan dia dan suaminya.
"Alasan pertama saya adalah, tiap tahun saya dan suami selalu bikin video anniversary penikahan," katanya saat berbincang dengan wartawan, Senin (26/10/2015).
Karena berpikir tanggal 20 Oktober kemarin itu anniversary yang terakhir dia bersama suaminya, maka dibuatlah video yang mengejutkan itu semata-mata sebagai ungkapan perasaannya selama setahun lalu.
"Karena ini anniversary terakhir dan besok tanggal 20 Oktober siang saya langsung mengajukan gugatan cerai pada suami saya," bebernya.
Lebih jauh dia berharap, video yang berisi luapan hatinya itu bisa dijadikan pelajaran kepada calon suami dan para suami-suami yang memiliki pikiran untuk berpoligami.
"Ya kiranya dipikirkan lebih bijak lagi, apakah itu karena dasar sunah atau hanya dasar nafsu. Karena kebanyakan praktik poligami hanya karena dasar nafsu," ungkapnya.
Dalam perbincangan itu, Ana menceritakan kisah rumah tangganya yang awalnya berjalan normal dan bahagia. Namun saat memasuki tahun ke empat penikahan, kebahagian tersebut berangsur sirna saat sang suami mengutarakan niatnya menikah lagi.
"Sebagai seorang istri yang merasa telah mengabdikan diri kepada suami dan keluarga, niat suami untuk menduakan saya membuat diri saya sangat terpukul dan kecewa. Saya merasa telah dikhianati," jelasnya.
Pada awalnya Ana mengaku mengalah dan mengizinkan suaminya untuk menikah lagi. Hal itu semata-mata dia lakukan sebagai bentuk pengabdian kepada suaminya.
Selama satu tahun lebih Ana bersabar menjalani statusnya sebagai seorang istri yang dipoligami, tetapi hal itu tidak mudah dijalaninya. Hingga akhirnya Ana mengaku depresi berat. Bahkan dia sempat ingin bunuh diri.
"Reaksi saya pertama kali sangat marah. Saya pikir saya sudah melakukan yang terbaik dan sudah memberikan yang terbaik. Saya sudah berusaha menjadi istri yang soleha," ungkapnya sedih.
Saat akan melakukan aksi bunuh diri, Ana mengaku sempat berdoa kepada Allah dan mohon diberikan jalan yang terbaik. Niat itupun akhirnya batal dia lakukan.
Sebagai seorang istri yang sangat mencintai keluarganya, sejak dipoligami suaminya Ana mengaku sangat malu dan menjadi sangat tertutup dengan keluarga dan lingkungannya.
Namun seiring berjalannya waktu kesabaran Ana sebagai seorang istri pun habis dan diapun akhirnya menyerah. Tepat di hari ulang tahun kelima pernikahan mereka, Selasa 20 Oktober 2015, Ana resmi menggugat cerai suaminya.
"Setelah saya sala, ziki, mengaji, akhirnya itu keputusan yang saya ambil. Saya malu karena selama ini saya selalu membanggakan suami kalau suami saya itu suami yang penyayang keluarga," terangnya menitikkan air mata.
Video yang diupload Ana ke jejaring sosial itu kini sudah lebih dari 60 ribu kali dilihat. Lebih jauh Ana mengaku tak ada niat untuk menentang poligami. Ana hanya berharap video itu bisa membuat para suami mempertimbangkan niatnya berpoligami.
Hingga kini, persoalan poligami masih menjadi perdebatan yang menuai pro dan kontra di tengah masyarakat. Seperti halnya pernikahan dan perceraian, poligami menyangkut persoalan pribadi yang melibatkan orang lain.
Maka haruslah dilakukan secara hati-hati sekali, karena di dalamnya ada persoalan tentang hak pribadi yang berbenturan dengan kepentingan orang lain dan norma agama.
(san)