Pulang dari Hongkong, 26 TKI asal Kendal Terjangkit HIV/AIDS
A
A
A
KENDAL - Kabupaten Kendal merupakan daerah tertinggi kedua di Jawa Tengah yang mengirim tenaga kerja (TKI) ke luar negeri setelah Cilacap. Sedikitnya ada 5.500 orang dari kabupaten ini yang diberangkatkan ke luar negeri setiap tahunnya.
Negara tujuan para TKI asal Kendal adalah Hongkong dan Taiwan. Sebab, dua negara tersebut dinilai lebih tertib dalam memberikan gaji kepada para TKI. Namun, ada juga yang minat ke Singapura dan Malaysia.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Kendal Dewi Diniwati mengatakan, Hongkong merupakan salah satu negara yang diminati para TKI asal Kendal dan Taiwan.
Kendati demikian, Hongkong memiliki risiko yang tinggi terhadap penyebaran virus HIV/AIDS lantaran pergaulan atau seks bebasnya yang sangat terkenal.
"Minat para TKI untuk bekerja di Hongkong cukup tinggi. Namun negara tersebut menjadi negara yang berbahaya lantaran mayoritas TKI yang pulang dari Hongkong mengidap penyakit HIV/AIDS," ujarnya, Senin (26/10/2015).
Penyebaran HIV/AIDS tersebut dipicu lantaran Pemerintah Hongkong memberlakukan aturan libur untuk para tenaga kerja selama dua hari, yakni Sabtu dan Minggu. Hari libur tersebut biasanya digunakan para TKI berkumpul di sebuah taman kota yang diberi nama Victoria Park. Diduga di tempat itulah para TKI berkencan dan terjun ke pergaulan bebas.
"Kami mendapat informasi dari salah seotang TKI di sana, biasanya mereka (TKI) langsung berkencan. Disitulah awal mula terjadinya pergaulan bebas," ungkap dia.
Angka TKI di Hongkong yang terjangkit HIV/AIDS dari tahun ke tahun sangat mencengangkan. Dari data sebelumnya yang hanya dua orang, kini naik menjadi 26 orang. Lebih parahnya, para TKI ini baru tahu terjangkit HIV/AIDS setelah pulang ke Indonesia.
"Ini menjadi salah satu faktor jika HIV/AIDS di Kendal ada, data lengkapnya ada di Dinas Kesehatan yang melakukan cek up atau tes kepada para TKI yang pulang," terangnya.
Kabid Transmigrasi Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja Disnakertrans Kabupaten Kendal Supardi menambahkan, dalam satu tahun Kabupaten Kendal mengirim TKI dan TKW ke tiga negara sebanyak 5.500 orang.
"Pengiriman uang dari TKI pertahun mencapai Rp250 miliar," jelasnya.
Selain HIV/AIDS, TKI asal Kendal juga ada yang terjerat kasus narkoba. Bermula dari kenalan, kemudian dijadikan kurir narkoba. "Awalnya kenalan, kemudian TKI ini ditipu supaya mau jadi kurir narkoba," paparnya.
Menurutnya, ada sekitar satu persen TKI yang terlibat jaringan narkoba yang tercatat pemerintah. "Ini terjadi karena sumber daya manusianya rendah hingga gampang dibujuk dan ditipu," imbuhnya.
Pihaknya berharap, para TKI tetap waspada dalam bergaul selama bekerja di negara asing. Hal ini juga harus diperhatikan oleh PJTKI selaku jasa pengirim tenaga kerja.
Sejauh ini, ada 46 cabang PJTKI yang terdaftar di Kabupaten Kendal dan empat Perusahaan Pengerah Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) pusat. Semua perusahaan tersebut di bawah naungan Disnakertrans Kabupaten Kendal.
Negara tujuan para TKI asal Kendal adalah Hongkong dan Taiwan. Sebab, dua negara tersebut dinilai lebih tertib dalam memberikan gaji kepada para TKI. Namun, ada juga yang minat ke Singapura dan Malaysia.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Kendal Dewi Diniwati mengatakan, Hongkong merupakan salah satu negara yang diminati para TKI asal Kendal dan Taiwan.
Kendati demikian, Hongkong memiliki risiko yang tinggi terhadap penyebaran virus HIV/AIDS lantaran pergaulan atau seks bebasnya yang sangat terkenal.
"Minat para TKI untuk bekerja di Hongkong cukup tinggi. Namun negara tersebut menjadi negara yang berbahaya lantaran mayoritas TKI yang pulang dari Hongkong mengidap penyakit HIV/AIDS," ujarnya, Senin (26/10/2015).
Penyebaran HIV/AIDS tersebut dipicu lantaran Pemerintah Hongkong memberlakukan aturan libur untuk para tenaga kerja selama dua hari, yakni Sabtu dan Minggu. Hari libur tersebut biasanya digunakan para TKI berkumpul di sebuah taman kota yang diberi nama Victoria Park. Diduga di tempat itulah para TKI berkencan dan terjun ke pergaulan bebas.
"Kami mendapat informasi dari salah seotang TKI di sana, biasanya mereka (TKI) langsung berkencan. Disitulah awal mula terjadinya pergaulan bebas," ungkap dia.
Angka TKI di Hongkong yang terjangkit HIV/AIDS dari tahun ke tahun sangat mencengangkan. Dari data sebelumnya yang hanya dua orang, kini naik menjadi 26 orang. Lebih parahnya, para TKI ini baru tahu terjangkit HIV/AIDS setelah pulang ke Indonesia.
"Ini menjadi salah satu faktor jika HIV/AIDS di Kendal ada, data lengkapnya ada di Dinas Kesehatan yang melakukan cek up atau tes kepada para TKI yang pulang," terangnya.
Kabid Transmigrasi Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja Disnakertrans Kabupaten Kendal Supardi menambahkan, dalam satu tahun Kabupaten Kendal mengirim TKI dan TKW ke tiga negara sebanyak 5.500 orang.
"Pengiriman uang dari TKI pertahun mencapai Rp250 miliar," jelasnya.
Selain HIV/AIDS, TKI asal Kendal juga ada yang terjerat kasus narkoba. Bermula dari kenalan, kemudian dijadikan kurir narkoba. "Awalnya kenalan, kemudian TKI ini ditipu supaya mau jadi kurir narkoba," paparnya.
Menurutnya, ada sekitar satu persen TKI yang terlibat jaringan narkoba yang tercatat pemerintah. "Ini terjadi karena sumber daya manusianya rendah hingga gampang dibujuk dan ditipu," imbuhnya.
Pihaknya berharap, para TKI tetap waspada dalam bergaul selama bekerja di negara asing. Hal ini juga harus diperhatikan oleh PJTKI selaku jasa pengirim tenaga kerja.
Sejauh ini, ada 46 cabang PJTKI yang terdaftar di Kabupaten Kendal dan empat Perusahaan Pengerah Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) pusat. Semua perusahaan tersebut di bawah naungan Disnakertrans Kabupaten Kendal.
(san)