185 Bayi di Sibolga Menderita ISPA akibat Kabut Asap
A
A
A
SIBOLGA - Sebanyak 185 bayi di Kota Sibolga menderita Inspeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) karena kabut asap kiriman yang melanda daerah ini.
Hal ini berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sibolga, sepanjang September 2015
“Sebelumnya Agustus 2015, ada sebanyak 191 kasus,” kata Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kota Sibolga, M Yusuf Batubara, Kamis (22/10/2015).
Sementara untuk anak usia 1 – 5 tahun terdapat 476 kasus sepanjang Agustus 2015 dan sebanyak 806 kasus untuk usia 5 tahun keatas.
Sedangkan September 2015 ada 545 kasus untuk anak umur 1 - 5 tahun dan 1.140 kasus untuk usia 5 tahun ke atas.
“Apabila kabut asap semakin parah melanda Kota Sibolga, kemungkinan kasus ISPA akan semakin bertambah Oktober 2015 ini,” ungkapnya.
Yusuf mengakui, penderita ISPA di Kota Sibolga telah ada sebelumnya, namun angkanya meningkat dan semakin parah, karena kabut asap ini.
“Itu dapat kita lihat dari meningkatnya angka kunjungan masyarakat di puskesmas setiap bulannya,” tutur Yusuf.
Yusuf berharap campur tangan (bantuan) luar negeri untuk mengurangi/menghilangkan kabut asap yang tengah melanda Kota Sibolga ini.
Pasalnya, kata dia, beberapa balita di Riau dan Sumatera Selatan (Sumsel) menjadi korban meninggal dunia karena kabut asap ini. “Mudah - mudahan kejadian luar biasa ini tidak terjadi di Kota Sibolga,” pungkasnya.
Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2P dan PL) Dinkes Kota Sibolga, Donna Pandiangan mengungkapkan, beberapa upaya telah dilakukan Dinkes Sibolga untik mencegah dampak buruk kabut asap ini kepada masyarakat Kota Sibolga.
Salah satunya adalah dengan membagi - bagikan masker kepada warga Kota Sibolga. Sebagaimana yang dilakukan oleh Dinkes Sibolga hari ini, yang kembali turun membagi-bagikan masker kepada para anak sekolah dan pengguna jalan. Karena jarak pandang di Kota Sibolga semakin menurun berkisar 500 meter.
“Selain membagi - bagikan masker, kita juga telah menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk mengurangi aktivitas diluar rumah/gedung terutama orang yang menderita penyekit jantung dan gangguan pernapasan. Kalau terpaksa keluar sebaiknya menggunakan masker, dan minum air putih lebih banyak dan sering,” pungkasnya.
Hal ini berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sibolga, sepanjang September 2015
“Sebelumnya Agustus 2015, ada sebanyak 191 kasus,” kata Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kota Sibolga, M Yusuf Batubara, Kamis (22/10/2015).
Sementara untuk anak usia 1 – 5 tahun terdapat 476 kasus sepanjang Agustus 2015 dan sebanyak 806 kasus untuk usia 5 tahun keatas.
Sedangkan September 2015 ada 545 kasus untuk anak umur 1 - 5 tahun dan 1.140 kasus untuk usia 5 tahun ke atas.
“Apabila kabut asap semakin parah melanda Kota Sibolga, kemungkinan kasus ISPA akan semakin bertambah Oktober 2015 ini,” ungkapnya.
Yusuf mengakui, penderita ISPA di Kota Sibolga telah ada sebelumnya, namun angkanya meningkat dan semakin parah, karena kabut asap ini.
“Itu dapat kita lihat dari meningkatnya angka kunjungan masyarakat di puskesmas setiap bulannya,” tutur Yusuf.
Yusuf berharap campur tangan (bantuan) luar negeri untuk mengurangi/menghilangkan kabut asap yang tengah melanda Kota Sibolga ini.
Pasalnya, kata dia, beberapa balita di Riau dan Sumatera Selatan (Sumsel) menjadi korban meninggal dunia karena kabut asap ini. “Mudah - mudahan kejadian luar biasa ini tidak terjadi di Kota Sibolga,” pungkasnya.
Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2P dan PL) Dinkes Kota Sibolga, Donna Pandiangan mengungkapkan, beberapa upaya telah dilakukan Dinkes Sibolga untik mencegah dampak buruk kabut asap ini kepada masyarakat Kota Sibolga.
Salah satunya adalah dengan membagi - bagikan masker kepada warga Kota Sibolga. Sebagaimana yang dilakukan oleh Dinkes Sibolga hari ini, yang kembali turun membagi-bagikan masker kepada para anak sekolah dan pengguna jalan. Karena jarak pandang di Kota Sibolga semakin menurun berkisar 500 meter.
“Selain membagi - bagikan masker, kita juga telah menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk mengurangi aktivitas diluar rumah/gedung terutama orang yang menderita penyekit jantung dan gangguan pernapasan. Kalau terpaksa keluar sebaiknya menggunakan masker, dan minum air putih lebih banyak dan sering,” pungkasnya.
(sms)