Masyarakat Sukamulya Gelar Sedekah Bumi
A
A
A
MAJALENGKA - Ratusan masyarakat Desa Sukamulya, Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, melakukan tradisi sedekah bumi, Rabu (21/10/2015).
Ritual sedekah bumi dilakukan para petani yang menggantungkan hidup keluarganya dari mengais rezeki dengan memanfaatkan kekayaan alam yang ada di bumi.
Kepala Desa Sukamulya Nono Darsono mengatakan, pelaksanaan guar bumi atau sedekah bumi ini diikuti para petani dengan cara melakukan doa bersama.
"Sedekah bumi ini digelar rutin setahun sekali, tepatnya menjelang awal menanam padi sebelum datang musim hujan," kata Nono yang akrab disapa Kang Bona, Rabu (21/10/2015).
Menurut dia, sesuai adat istiadat, makanan pokok dalam tradisi ritual ini adalah nasi tumpeng dan ayam panggang. Sedangkan yang lainnya seperti minuman, buah-buahan, dan lauk-pauk hanya bersifat tambahan, tidak menjadi perioritas yang utama.
Namun, tujuannya berdoa agar hasil tanaman ke depan tumbuh subur dan hasil yang sangat memuaskan. "Dalam ritual ini doa dipimpin tokoh agama memohon ridho dari Allah SWT agar dalam bercocok tanam menghasilkan panen yang berkah dan melimpah," tuturnya.
Budayawan Majalengka Erry Sukmana mengatakan, ritual tahunan semacam sedekah bumi bukan hanya merupakan rutinitas atau ritual yang sifatnya tahunan.
"Ini sebagai bentuk rasa syukur dan menjadi salah satu bagian dari masyarakat yang tidak akan mampu dipisahkan dari adat istiadat budaya jawa," tuturnya.
Bukan hanya itu, ritual adat seperti guar bumi atau sedekah bumi bisa menjadi aset wisata yang layak dijual ke wisatawan terutama asing. "Ritual adat seperti ini sangat menarik bagi wisatawan asing, tinggal bagaimana mempromosikannya kepada mereka. Tapi sayang, Majalengka punya banyak aset wisata yang potensial namun kurang mampu dikelolanya," kata ketua Komunitas Iket Sunda ini.
Ritual sedekah bumi dilakukan para petani yang menggantungkan hidup keluarganya dari mengais rezeki dengan memanfaatkan kekayaan alam yang ada di bumi.
Kepala Desa Sukamulya Nono Darsono mengatakan, pelaksanaan guar bumi atau sedekah bumi ini diikuti para petani dengan cara melakukan doa bersama.
"Sedekah bumi ini digelar rutin setahun sekali, tepatnya menjelang awal menanam padi sebelum datang musim hujan," kata Nono yang akrab disapa Kang Bona, Rabu (21/10/2015).
Menurut dia, sesuai adat istiadat, makanan pokok dalam tradisi ritual ini adalah nasi tumpeng dan ayam panggang. Sedangkan yang lainnya seperti minuman, buah-buahan, dan lauk-pauk hanya bersifat tambahan, tidak menjadi perioritas yang utama.
Namun, tujuannya berdoa agar hasil tanaman ke depan tumbuh subur dan hasil yang sangat memuaskan. "Dalam ritual ini doa dipimpin tokoh agama memohon ridho dari Allah SWT agar dalam bercocok tanam menghasilkan panen yang berkah dan melimpah," tuturnya.
Budayawan Majalengka Erry Sukmana mengatakan, ritual tahunan semacam sedekah bumi bukan hanya merupakan rutinitas atau ritual yang sifatnya tahunan.
"Ini sebagai bentuk rasa syukur dan menjadi salah satu bagian dari masyarakat yang tidak akan mampu dipisahkan dari adat istiadat budaya jawa," tuturnya.
Bukan hanya itu, ritual adat seperti guar bumi atau sedekah bumi bisa menjadi aset wisata yang layak dijual ke wisatawan terutama asing. "Ritual adat seperti ini sangat menarik bagi wisatawan asing, tinggal bagaimana mempromosikannya kepada mereka. Tapi sayang, Majalengka punya banyak aset wisata yang potensial namun kurang mampu dikelolanya," kata ketua Komunitas Iket Sunda ini.
(zik)