4 Korban Heli Angkasa Semesta Belum Ditemukan, Warga: Lakukan Ritual
A
A
A
SAMOSIR - Hingga Rabu (14/10/2015) pukul 15.30, keberadaan empat dari lima korban jatuhnya Helikopter EC 130 milik PT Penerbangan Angkasa Semesta (PAS) di Desa Onan Runggu, Samosir, Sumatera Utara, masih misterius.
Warga di sekitar Desa Sitinjak dan Desa Pakpahan mengatakan, korban akan mudah ditemukan tim gabungan jika dilakukan ritual untuk meminta petunjuk dari leluhur yang menghuni kawasan Danau Toba.
Sebab, ditemukannya Fransiskus Subihardayan di Pantai Onan Baru Desa Sitinjak, Kecamatan Onan Runggu dalam keadaan hidup tidak terlepas dari adanya ritual yang dilakukan warga Desa Onan Runggu.
"Tim gabungan yang melakukan pencarian itu jumlahnya sangat banyak. Tetapi, satupun di antara mereka tidak ada yang melihat korban mengapung di danau itu," kata P Sitohang, warga Desa Sitinjak, kepada KORAN SINDO, Rabu (14/10/2015).
Tetapi, sambung dia, korban pertama kali ditemukan oleh salah seorang warga yang sedang mencari ikan di kawasan tersebut. "Yang menemukan kan warga, bukan petugas. Padahal, lokasi penemuan itu sudah ditelusuri oleh tim sebelumnya. Tetapi, mereka tidak melihatnya meskipun mengapung di atas tumpukan eceng gondok," ujar dia.
Menurut dia, dari pandangan ritual batak yang biasanya dilakukan sebelumnya, salah satu faktor penyebab sehingga helikopter itu tiba-tiba kehilangan tenaga saat sedang terbang kemungkinan karena mereka (kru dan penumpang helikopter) tidak melakukan Parsantabian (Permisi) kepada leluhur penghuni Danau Toba.
"Dulu, di kawasan danau ini ada parsattian (ritual). Setidaknya berdoa dulu, meminta kepada Debata Mulajadi Na Bolon (Tuhan) sebelum menyeberang," sebut dia.
Mungkin, masih kata dia, saat terbang di atas Danau Toba itu, mereka (penumpang dan kru) helikopter ada yang melanggar aturan leluhur atau berbicara kurang santun.
"Itu mungkin yang terjadi, sehingga harus dilakukan ritual itu dan meminta kepada penghuni Danau Toba supaya tidak mengganggu serta harus meminta maaf." ucapnya..
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumut Komisaris Besar (Kombes) Pol Helfi Assegaf mengatakan, hingga saat ini proses pencarian masih terus dilakukan. Bahkan, ada penambahan personel untuk melakukan pencarian.
"Tim pencarian korban dan bangkai pesawat sudah bertambah dan akan menerjunkan tim penyelam untuk memasang alat deteksi bawah air untuk mencari keberadaan bangkai helikopter," ujarnya, singkat.
Warga di sekitar Desa Sitinjak dan Desa Pakpahan mengatakan, korban akan mudah ditemukan tim gabungan jika dilakukan ritual untuk meminta petunjuk dari leluhur yang menghuni kawasan Danau Toba.
Sebab, ditemukannya Fransiskus Subihardayan di Pantai Onan Baru Desa Sitinjak, Kecamatan Onan Runggu dalam keadaan hidup tidak terlepas dari adanya ritual yang dilakukan warga Desa Onan Runggu.
"Tim gabungan yang melakukan pencarian itu jumlahnya sangat banyak. Tetapi, satupun di antara mereka tidak ada yang melihat korban mengapung di danau itu," kata P Sitohang, warga Desa Sitinjak, kepada KORAN SINDO, Rabu (14/10/2015).
Tetapi, sambung dia, korban pertama kali ditemukan oleh salah seorang warga yang sedang mencari ikan di kawasan tersebut. "Yang menemukan kan warga, bukan petugas. Padahal, lokasi penemuan itu sudah ditelusuri oleh tim sebelumnya. Tetapi, mereka tidak melihatnya meskipun mengapung di atas tumpukan eceng gondok," ujar dia.
Menurut dia, dari pandangan ritual batak yang biasanya dilakukan sebelumnya, salah satu faktor penyebab sehingga helikopter itu tiba-tiba kehilangan tenaga saat sedang terbang kemungkinan karena mereka (kru dan penumpang helikopter) tidak melakukan Parsantabian (Permisi) kepada leluhur penghuni Danau Toba.
"Dulu, di kawasan danau ini ada parsattian (ritual). Setidaknya berdoa dulu, meminta kepada Debata Mulajadi Na Bolon (Tuhan) sebelum menyeberang," sebut dia.
Mungkin, masih kata dia, saat terbang di atas Danau Toba itu, mereka (penumpang dan kru) helikopter ada yang melanggar aturan leluhur atau berbicara kurang santun.
"Itu mungkin yang terjadi, sehingga harus dilakukan ritual itu dan meminta kepada penghuni Danau Toba supaya tidak mengganggu serta harus meminta maaf." ucapnya..
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumut Komisaris Besar (Kombes) Pol Helfi Assegaf mengatakan, hingga saat ini proses pencarian masih terus dilakukan. Bahkan, ada penambahan personel untuk melakukan pencarian.
"Tim pencarian korban dan bangkai pesawat sudah bertambah dan akan menerjunkan tim penyelam untuk memasang alat deteksi bawah air untuk mencari keberadaan bangkai helikopter," ujarnya, singkat.
(zik)