Sandal Lafal Allah Ternyata Dijual Rp15.000
A
A
A
GRESIK - Sandal berlafal Allah yang dibuat PT Pradipta Perkasa Makmur (PPM) ternyata dipasarkan seharga Rp15.000 per pasang.
Sandal tersebut dibuat berdasarkan pesanan dan dipasarkan ke kota-kota besar di seluruh Indonesia sejak diproduksi mulai 14 September 2014. Namun, sejak 10 Oktober produksinya dihentikan karena diketahui berlafal Allah.
PT PPM memiliki Izin Industri:73/403.56/iui/XI/2001 yang setiap harinya mampu memproduksi sandal dalam satu type sekitar 30.000 pasang. Hal ini termasuk untuk sandal berkode 2079 yang memuat lafal Allah.
Menurut Sekretaris PC GP Ansor Gresik Agus Junaidy, sandal bermasalah itu diproduksi sepekan satu atau dua kali. Itupun harus mengikuti pesanan dari pihak pemasaran.
Agus Junaidy berharap agar manajemen PPM menghentikan produksi sandal yang sudah meresahkan tersebut.
Bahkan, semuanya yang sudah beredar agar ditarik kembali untuk dimusnahkan. Bila perlu mesin cetak sandal tersebut dimusnahkan.
Berdasarkan pengamatan, PT Pradipta Perkasa Makmur masih melakukan operasi. Pabrik berlokasi di Jalan Wringinanom KM 33,2 Desa Sumberame, Kecamatan Wringinanom terlihat ada sekitar 50 karyawan yang kerja.
Mereka tetap memproduksi sandal. Sebab, selain sandal Clarudo yang bermasalah masih banyak type sandal berbahan olahan sampah itu diproduksi.
“Kepada kami, Pak Hengky (manajemen PT PPM) sudah mengakui menarik dan membawa 600 pasang sandal di gudang ke Polres untuk dimusnahkan. Termasuk mesin cetak sandal tersebut dibawa ke Mapolres,” ujar dia.
Selain itu, Agus Junaidy juga menuturkan, bila pihak perusahaan beritikad baik dengan meminta maaf kepada masyarakat Indonesia.
Bahkan, juga meminta maaf kepada PBNU, PWNU Jawa Timur dan MUI Jawa Timur. Sehingga, tidak ada alasan Ansor Gresik untuk tetap mendesak menutup perusahaan.
Sandal tersebut dibuat berdasarkan pesanan dan dipasarkan ke kota-kota besar di seluruh Indonesia sejak diproduksi mulai 14 September 2014. Namun, sejak 10 Oktober produksinya dihentikan karena diketahui berlafal Allah.
PT PPM memiliki Izin Industri:73/403.56/iui/XI/2001 yang setiap harinya mampu memproduksi sandal dalam satu type sekitar 30.000 pasang. Hal ini termasuk untuk sandal berkode 2079 yang memuat lafal Allah.
Menurut Sekretaris PC GP Ansor Gresik Agus Junaidy, sandal bermasalah itu diproduksi sepekan satu atau dua kali. Itupun harus mengikuti pesanan dari pihak pemasaran.
Agus Junaidy berharap agar manajemen PPM menghentikan produksi sandal yang sudah meresahkan tersebut.
Bahkan, semuanya yang sudah beredar agar ditarik kembali untuk dimusnahkan. Bila perlu mesin cetak sandal tersebut dimusnahkan.
Berdasarkan pengamatan, PT Pradipta Perkasa Makmur masih melakukan operasi. Pabrik berlokasi di Jalan Wringinanom KM 33,2 Desa Sumberame, Kecamatan Wringinanom terlihat ada sekitar 50 karyawan yang kerja.
Mereka tetap memproduksi sandal. Sebab, selain sandal Clarudo yang bermasalah masih banyak type sandal berbahan olahan sampah itu diproduksi.
“Kepada kami, Pak Hengky (manajemen PT PPM) sudah mengakui menarik dan membawa 600 pasang sandal di gudang ke Polres untuk dimusnahkan. Termasuk mesin cetak sandal tersebut dibawa ke Mapolres,” ujar dia.
Selain itu, Agus Junaidy juga menuturkan, bila pihak perusahaan beritikad baik dengan meminta maaf kepada masyarakat Indonesia.
Bahkan, juga meminta maaf kepada PBNU, PWNU Jawa Timur dan MUI Jawa Timur. Sehingga, tidak ada alasan Ansor Gresik untuk tetap mendesak menutup perusahaan.
(sms)