Kebakaran Hutan dan Lahan Capai 1,7 Juta Hektare

Sabtu, 10 Oktober 2015 - 16:28 WIB
Kebakaran Hutan dan...
Kebakaran Hutan dan Lahan Capai 1,7 Juta Hektare
A A A
JAKARTA - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, operasi darurat asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Riau terus dilakukan.

"Operasi dilakukan melalui udara, darat, penegakan hukum, sosialisasi dan pelayanan kesehatan di Sumatera dan Kalimantan," katanya, kepada wartawan, Sabtu (10/10/2015).

Data sementara, total hujan dan lahan terbakar mencapai 1,7 juta hektare. Dari 1,7 juta areal terbakar itu, di Kalimantan 770 ribu ha, 35,9% di antaranya lahan gambut.

"Sedangkan di Sumatera, areal terbakar seluas 593 ribu ha, 45,9% di antaranya lahan gambut, dan 221.704 ha areal terbakar berada di Sumatera Selatan," jelasnya.

Ditambahkan dia, angka kebakaran itu pasti akan bertambah karena kebakaran masih terus berlangsung hingga kini. Seperti terpantau oleh Satelit Terra Aqua hari ini, terdapat 936 hotspot.

"Di Sumatera 91 titik (Lampung 2, Sumsel 89), dan Kalimantan 845 titik (Kalbar 5, Kalsel 52, Kalteng 628, Kaltim 159, Kaltara 1)," tegasnya.

Namun begitu, dia mengaku bahwa pasokan akibat kebakaran hutan dan lahan mulai berkurang. Hal ini menyebabkan jarak pandang membaik. Jarak pandang di Padang 1.500 m berasap, Pekanbaru 4.000 m berasap, dan Jambi 1.000 m berasap.

"Palembang 7.000 m berawan, Pontianak 2.000 m berasap, Palangkaraya 200 m berasap, dan Banjarmasin 9.000 m cerah," ungkapnya.

Dengan mulai membaiknya jarak pandang, berpengaruh juga dengan kualitas udara. Meski demikian, pantauan ISPU di Medan masih 189 tidak sehat, Pekanbaru 104 sedang, Jambi 377 berbahaya, Palembang 358 berbahaya, dan Pontianak 134 sedang.

"Untuk Samarinda 82 sedang, dan Palangkaraya 741 berbahaya," pungkasnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1262 seconds (0.1#10.140)