Polisi Cek Jumlah Uang yang Dirampok Oknum Brimob dan TNI

SEMARANG - Penyidik Reserse Kriminal Umum (Reskrimum) Polda Jawa Tengah mengembangkan penyidikan kasus perampokan uang Rp4,8 miliar dengan tersangka dua oknum TNI Kodam IV/Diponegoro dan satu oknum polisi Brimob Polda Jateng.

Tak kalah penting, penyidik juga akan melakukan kroscek nominal pasti kerugiannya. Sebab, PT Advantage saat melapor ke Polda Jawa Tengah mengaku uang yang dirampok sekira Rp5,2 miliar.

Namun, saat tiga tersangka ditangkap total uang yang terkumpul hanya Rp4,8 miliar. Selisih inilah yang sedang didalami penyidik. Apakah pelaporan yang salah atau memang sudah digunakan tersangka.

"Itu yang kami dalami. Kami bisa cek- cek dokumennya PT Advantage, sebab saat melapor Rp5,2miliar (yang dirampok), sedangkan dari para tersangka Rp4,8 miliar. Kami bisa cek setorannya, yang ditarik berapa," ungkap Direktur Reskrimum Polda Jawa Tengah Kombes Pol Gagas Nugraha, saat memberikan keterangan pers di lobi Mapolda Jawa Tengah, Jumat (2/10/2015).

Gagas menyebut, langkah rekonstruksi juga akan diambil untuk kepentingan-kepentingan penyidikan perkara. Langkah ini mulai pengambilan uang hingga insiden perampokan terjadi. "Tidak menutup kemungkinan rekonstruksi akan dilakukan," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, petugas Kejahatan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dit Reskrimum) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah berhasil mengungkap perampokan uang Rp4,8 miliar.

Selain Brigadir S, oknum Brimob yang ditangkap, ada dua tersangka lain. Mereka adalah anggota Den Intel Kodam IV/Diponegoro; Serda IK dan Sertu TP.

Insiden terjadi Senin (28/9/2015) sekira pukul 18.30 dengan Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Penggilingan Padi Hendra Setia, Jalan Kwagean RT 31/RW 07, Sugihan, Tengaran, Kabupaten Semarang.

PILIHAN:
Kapolri Sebut Polisi Tertembak di Sentani Berseragam