Warga Kaltim Diimbau Kurangi Aktivitas di Luar Rumah
A
A
A
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mulai mengingatkan warganya untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Pasalnya, kabut asap yang melanda Kaltim mulai pekat.
Imbauan ini sebagai antisipasi kemungkinan terserang gangguan kesehatan pernapasan atau Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) akibat menghirup asap yang berlebihan.
Menurut Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Kaltim Soharsono, kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang kian memprihatinkan.
"Pola hidup bersih dan sehat harus diterapkan. Bila terpaksa keluar rumah, gunakan masker agar tidak menghirup langsung kabut asap," kata Soeharsono, Sabtu (26/9/2015).
Dia menyebutkan, data yang masuk dari masing-masing kabupaten dan kota di Kaltim, jumlah warga yang terserang ISPA mengalami peningkatan.
Karena itu Dinas Kesehatan Kaltim sudah bersurat kepada dinas kesehatan kabupaten dan kota untuk selalu memonitor kualitas udara dan serangan sejumlah penyakit akibat dampak kabut asap tersebut.
"Kita sudah menginstruksikan kepada dinas kesehatan kabupaten dan kota untuk bersama-sama mengamati perkembangan kabut asap di daerah masing-masing dan segera menentukan tindakan penanggulangannya," ujarnya.
Kegiatan lain yang dilakukan adalah menyiagakan semua unit pelayanan kesehatan, khususnya Puskesmas dan rumah sakit untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin meningkat akibat kemarau panjang dan kabut asap.
"Sampai akhir Agustus, semua daerah sudah masuk laporannya terkait penyakit ISPA, namun pada September ini laporannya masih belum lengkap," kata Soeharsono.
Untuk kawasan yang sudah terserang ISPA, Dinas Kesehatan setempat diminta melakukan tindakan, selain membagikan masker juga perlu melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang dampak kabut asap untuk menekan meningkatnya jumlah penderita ISPA.
Dia mengatakan, dampak lain dari gangguan asap adalah penyakit Pneumonia, ISPA yang menyerang balita. Berdasarkan data yang diterima dari minggu ke minggu memang terjadi peningkatan kasus.
"Pneumonia terjadi di semua kabupaten/kota di Kaltim. Peningkatan serangan terjadi di Balikpapan, PPU dan Kukar. Secara keseluruhan jumlahnya mencapai 174 kasus," tandasnya.
Imbauan ini sebagai antisipasi kemungkinan terserang gangguan kesehatan pernapasan atau Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) akibat menghirup asap yang berlebihan.
Menurut Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Kaltim Soharsono, kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang kian memprihatinkan.
"Pola hidup bersih dan sehat harus diterapkan. Bila terpaksa keluar rumah, gunakan masker agar tidak menghirup langsung kabut asap," kata Soeharsono, Sabtu (26/9/2015).
Dia menyebutkan, data yang masuk dari masing-masing kabupaten dan kota di Kaltim, jumlah warga yang terserang ISPA mengalami peningkatan.
Karena itu Dinas Kesehatan Kaltim sudah bersurat kepada dinas kesehatan kabupaten dan kota untuk selalu memonitor kualitas udara dan serangan sejumlah penyakit akibat dampak kabut asap tersebut.
"Kita sudah menginstruksikan kepada dinas kesehatan kabupaten dan kota untuk bersama-sama mengamati perkembangan kabut asap di daerah masing-masing dan segera menentukan tindakan penanggulangannya," ujarnya.
Kegiatan lain yang dilakukan adalah menyiagakan semua unit pelayanan kesehatan, khususnya Puskesmas dan rumah sakit untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin meningkat akibat kemarau panjang dan kabut asap.
"Sampai akhir Agustus, semua daerah sudah masuk laporannya terkait penyakit ISPA, namun pada September ini laporannya masih belum lengkap," kata Soeharsono.
Untuk kawasan yang sudah terserang ISPA, Dinas Kesehatan setempat diminta melakukan tindakan, selain membagikan masker juga perlu melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang dampak kabut asap untuk menekan meningkatnya jumlah penderita ISPA.
Dia mengatakan, dampak lain dari gangguan asap adalah penyakit Pneumonia, ISPA yang menyerang balita. Berdasarkan data yang diterima dari minggu ke minggu memang terjadi peningkatan kasus.
"Pneumonia terjadi di semua kabupaten/kota di Kaltim. Peningkatan serangan terjadi di Balikpapan, PPU dan Kukar. Secara keseluruhan jumlahnya mencapai 174 kasus," tandasnya.
(sms)