Tradisi Mandoa Jemaah Tarekat Naqsabandiyah
A
A
A
PADANG - Ada yang unik dengan peringatan Hari Raya Idul Adha jemaah Tarekat Naqsabandiyah di Musala Baitul Makmur, Kelurahan Binuang Kampuang Dalam, Kecamatan Pauh, Kota Padang.
Jika pada umumnya selepas salat Ied, para jemaah memotong hewan kurban dan setelah dipotong dibagi-bagikan kepada masyarakat sekitar, tidak demikian yang terjadi di Musala Baitul Makmur.
“Sebelum kami bagi-bagi daging sapi dan kambing yang dipotong hari ini, kami masak dulu di sini lalu kami makan bersama dengan seluruh jamaah di sini. Sisanya kita kami bagi-bagi berdasarkan kupon,” kata Sekretaris Terekat Naqsabandiyah Kota Padang Edizon Revindo, kepada wartawan, Selasa (22/9/2015).
Bagi pengikut tarekat ini, merupakan tradisi yang sudah dilakukan turun termurun dan setiap tahun selalu seperti itu.
“Tidak semuanya daging sapi atau kambing kami masak, kami ambil dagingnya sedikit-sedikit saja. Lalu ibu-ibu akan menggulainya dan nasi juga dimasak di sini, ini dilakukan setelah jedah salat Ied,” terangnya.
Menurut Edizon, makan bersama di musalla ini merupakan bentuk manusia bersyukurur kepada Alla SWT yang telah memberikan rezeki pada umatnya.
“Kalau kami bilang tradisi ini adalah ‘mandoa’, nanti setelah masak semuanya, sebelum makan dimulai terlebih dahulu dengan doa bersama barulah kami makan. Setelah itu daging sapi yang tidak ikut dimasak itu akan kita bagi-bagi berdasarkan kupon,” tuturnya.
Untuk jumlah kepala keluarga jemaah Tarekat Naqsabandiyah ada 225 kepala keluarga. “Kalau nanti sudah berlebih, maka sisanya akan dibagikan kepada warga lain yang ada di sekitar Musala Baitul Makmur,” jelasnya.
Tahun ini, kata Edizon, jumlah hewan kurban lebih sedikit dibanding tahun lalu. Tahun ini jumlahnya dua ekor sapi dan lima ekor kambing. Kalau tahun lalu tiga ekor sapi dan lima ekor kambing. “Semuanya dari sumbangan jemaat," pungkasnya.
Baca juga:
Tarekat Naqsabandiyah Lebaran Idul Adha Hari Ini
Jemaah An Nadzir Juga Rayakan Idul Adha Hari Ini
Jika pada umumnya selepas salat Ied, para jemaah memotong hewan kurban dan setelah dipotong dibagi-bagikan kepada masyarakat sekitar, tidak demikian yang terjadi di Musala Baitul Makmur.
“Sebelum kami bagi-bagi daging sapi dan kambing yang dipotong hari ini, kami masak dulu di sini lalu kami makan bersama dengan seluruh jamaah di sini. Sisanya kita kami bagi-bagi berdasarkan kupon,” kata Sekretaris Terekat Naqsabandiyah Kota Padang Edizon Revindo, kepada wartawan, Selasa (22/9/2015).
Bagi pengikut tarekat ini, merupakan tradisi yang sudah dilakukan turun termurun dan setiap tahun selalu seperti itu.
“Tidak semuanya daging sapi atau kambing kami masak, kami ambil dagingnya sedikit-sedikit saja. Lalu ibu-ibu akan menggulainya dan nasi juga dimasak di sini, ini dilakukan setelah jedah salat Ied,” terangnya.
Menurut Edizon, makan bersama di musalla ini merupakan bentuk manusia bersyukurur kepada Alla SWT yang telah memberikan rezeki pada umatnya.
“Kalau kami bilang tradisi ini adalah ‘mandoa’, nanti setelah masak semuanya, sebelum makan dimulai terlebih dahulu dengan doa bersama barulah kami makan. Setelah itu daging sapi yang tidak ikut dimasak itu akan kita bagi-bagi berdasarkan kupon,” tuturnya.
Untuk jumlah kepala keluarga jemaah Tarekat Naqsabandiyah ada 225 kepala keluarga. “Kalau nanti sudah berlebih, maka sisanya akan dibagikan kepada warga lain yang ada di sekitar Musala Baitul Makmur,” jelasnya.
Tahun ini, kata Edizon, jumlah hewan kurban lebih sedikit dibanding tahun lalu. Tahun ini jumlahnya dua ekor sapi dan lima ekor kambing. Kalau tahun lalu tiga ekor sapi dan lima ekor kambing. “Semuanya dari sumbangan jemaat," pungkasnya.
Baca juga:
Tarekat Naqsabandiyah Lebaran Idul Adha Hari Ini
Jemaah An Nadzir Juga Rayakan Idul Adha Hari Ini
(san)