Hujan, Jumlah Titik Panas Berkurang
A
A
A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan kondisi terkini bahwa jumlah titik panas atau hot spot di wilayah Kalimantan dan Sumatera sudah mulai berkurang. Jarak pandang pun membaik. Kondisi itu dikarenakan hujan dan upaya pemadaman.
"Karena upaya pemadaman kebakaran di darat dan udara serta upaya pencegahan kebakaran hutan yang baru," kata Kepala BNPB Willem Rampangile di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (16/9/2015).
Dia mengatakan, meski titik panas berkurang, Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di atas 150 atau masih tidak sehat membuat kondisi belum sepenuhnya membaik.
"Untuk itu kami manfaatkan situasi untuk intensifkan pemadam kebakaran via udara dan darat melalui water bombing dan modifikasi cuaca, sosialisasi dan perkuat tindakan penegakan hukum."
Lebih lanjut dia mengatakan, Presiden Jokowi mengistruksikan agar penegakan hukum terhadap para pelaku pembakaran hutan dan lahan itu dilaksanakan secara tegas dan menimbulkan efek jera, sehingga di masa depan tidak terjadi lagi. "Perintah Presiden sudah jelas, padamkan api dan hilangkan asap segera."
Saat memulai Rapat Terbatas Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Kantor Presiden, Rabu (16/9/2015) Presiden Joko Widodo menginstruksikan kepada semua jajaran pemerintah, untuk bersatu padu baik di pusat maupun daerah.
"TNI juga bergerak. Pemerintah daerah juga harus bergerak. Semua bergerak untuk padamkan api dan bebaskan asap dengan target operasi yang jelas," ucap Presiden Jokowi, seperti dikutip dari http://www.setneg.go.id.
Presiden meminta agar penegakan hukum dilaksanakan dengan tegas. "Jangan hanya menyasar rakyat biasa, tapi harus juga tegas dan keras pada perusahaan yang menyuruh membakar," ujar Presiden.
"Karena upaya pemadaman kebakaran di darat dan udara serta upaya pencegahan kebakaran hutan yang baru," kata Kepala BNPB Willem Rampangile di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (16/9/2015).
Dia mengatakan, meski titik panas berkurang, Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di atas 150 atau masih tidak sehat membuat kondisi belum sepenuhnya membaik.
"Untuk itu kami manfaatkan situasi untuk intensifkan pemadam kebakaran via udara dan darat melalui water bombing dan modifikasi cuaca, sosialisasi dan perkuat tindakan penegakan hukum."
Lebih lanjut dia mengatakan, Presiden Jokowi mengistruksikan agar penegakan hukum terhadap para pelaku pembakaran hutan dan lahan itu dilaksanakan secara tegas dan menimbulkan efek jera, sehingga di masa depan tidak terjadi lagi. "Perintah Presiden sudah jelas, padamkan api dan hilangkan asap segera."
Saat memulai Rapat Terbatas Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Kantor Presiden, Rabu (16/9/2015) Presiden Joko Widodo menginstruksikan kepada semua jajaran pemerintah, untuk bersatu padu baik di pusat maupun daerah.
"TNI juga bergerak. Pemerintah daerah juga harus bergerak. Semua bergerak untuk padamkan api dan bebaskan asap dengan target operasi yang jelas," ucap Presiden Jokowi, seperti dikutip dari http://www.setneg.go.id.
Presiden meminta agar penegakan hukum dilaksanakan dengan tegas. "Jangan hanya menyasar rakyat biasa, tapi harus juga tegas dan keras pada perusahaan yang menyuruh membakar," ujar Presiden.
(zik)