Polisi Petakan 10 Titik Rawan Konflik
A
A
A
PEKALONGAN - Potensi kerawanan pilkada yang dirilis Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Tengah bukan isapan jempol belaka. Di Kota Pekalongan, berdasarkan pemetaan yang dilakukan polisi, sedikitnya ada 10 titik yang masuk kategori rawan konflik.
Kapolresta Pekalongan AKBP Luthfie Sulistiawan mengungkapkan, 10 titik yang masuk kategori rawan berdasarkan pemetaan keamanan harus mendapatkan perhatian lebih dibanding wilayah lainnya di Kota Batik. ”Kami sudah lakukan pemetakan terhadap titik-titik rawan.
Setidaknya ada 10 lokasi yang kami nilai rawan dan berpotensi terjadi konflik selama berlangsungnya seluruh tahapan Pilkada Kota Pekalongan,” katanya di sela-sela kunjungan Kapolda Jateng Irjen Pol Noer Ali kemarin. Titik rawan tersebut antara lain di wilayah Kelurahan Kauman, Kecamatan Pekalongan Timur; Perumahan Binagriya, Kecamatan Pekalongan Barat; dan Kelurahan Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara.
Sejumlah lokasi itu dinilai rawan karena terdapat kediaman pasangan calon wali kota-wakil wali kota. ”Selain itu, ada juga yang rawan karena pada wilayah tersebut terdapat basis massa pendukung paslon yang samasama kuat,” ucap Luthfie Sulistiawan. Mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan, jumlah personel yang bersiaga di lokasi rawan tersebut telah ditingkatkan.
Penambahan bisa dilakukan dua kali lipat dari jumlah personel yang ada sesuai dengan eskalasi di lapangan. ”Sesuai perintah Kapolri yakni melakukan penebalan pada lokasi yang dinyatakan rawan. Bisa dengan penambahan Babinkamtibmas maupun unit intelijen. Misalnya, yang sebelumnya kami tempatkan satu, nantinya menjadi rangkap dua untuk bisa selalu melakukan monitoring,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolda Jateng Irjen Pol Noer Ali yang melakukan kunjungan kesiapan pengamanan pilkada menyerahkan sepenuhnya pemetaan titik-titik rawan itu kepada polresta setempat. Sebab, jajaran polreslah yang dinilai mengetahui situasi dan kondisi masingmasing wilayahnya. ”Kami serahkan sepenuhnya pengamanan ke setiap polres. Dia (polres) yang melakukan mapping titik-titik yang rawan atau tidak.
Untuk pengamanan, Polda Jateng mengerahkan 14.074 personel karena ada 21 kabupaten/kota yang akan menggelar pilkada,” paparnya. Pihaknya berharap Pilkada 2015 ini bisa berjalan dengan baik dan lancar. Karena itu, dia mengimbau para paslon maupun tim kampanye saling menghormati.
”Saya minta kepada para calon dan pendukungnya, silakan melaksanakan tahapan-tahapan pilkada dengan baik dan saling menghormati sehingga semua berjalan baik,” kata Kapolda Jateng ini. Dia juga sempat berkomunikasi dengan para pasangan calon yang akan bersaing dalam Pilkada Kota Pekalongan 2015.
Selain itu, Irjen Pol Noer Ali juga mengecek sejumlah perlengkapan anti huru-hara Polresta Pekalongan. Sebelumnya, Irjen Pol Noer Ali menyatakan anggaran pengamanan pilkada dibiayai secara mandiri masing-masing polres. Dana tersebut bersumber dari hibah pemerintah setempat.
”Diambil dari APBD masing-masing kabupaten/kota setempat,” ucapnya. Jenderal dua bintang itu memastikan semua persiapan termasuk pengamanan berjalan lancar. Termasuk pemetaan daerah-daerah yang dianggap masuk kategori rawan. ”Kalaupun ada gesekan, itu bagian dari dinamika saja,” tandasnya.
Prahayuda febrianto
Kapolresta Pekalongan AKBP Luthfie Sulistiawan mengungkapkan, 10 titik yang masuk kategori rawan berdasarkan pemetaan keamanan harus mendapatkan perhatian lebih dibanding wilayah lainnya di Kota Batik. ”Kami sudah lakukan pemetakan terhadap titik-titik rawan.
Setidaknya ada 10 lokasi yang kami nilai rawan dan berpotensi terjadi konflik selama berlangsungnya seluruh tahapan Pilkada Kota Pekalongan,” katanya di sela-sela kunjungan Kapolda Jateng Irjen Pol Noer Ali kemarin. Titik rawan tersebut antara lain di wilayah Kelurahan Kauman, Kecamatan Pekalongan Timur; Perumahan Binagriya, Kecamatan Pekalongan Barat; dan Kelurahan Panjang Wetan, Kecamatan Pekalongan Utara.
Sejumlah lokasi itu dinilai rawan karena terdapat kediaman pasangan calon wali kota-wakil wali kota. ”Selain itu, ada juga yang rawan karena pada wilayah tersebut terdapat basis massa pendukung paslon yang samasama kuat,” ucap Luthfie Sulistiawan. Mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan, jumlah personel yang bersiaga di lokasi rawan tersebut telah ditingkatkan.
Penambahan bisa dilakukan dua kali lipat dari jumlah personel yang ada sesuai dengan eskalasi di lapangan. ”Sesuai perintah Kapolri yakni melakukan penebalan pada lokasi yang dinyatakan rawan. Bisa dengan penambahan Babinkamtibmas maupun unit intelijen. Misalnya, yang sebelumnya kami tempatkan satu, nantinya menjadi rangkap dua untuk bisa selalu melakukan monitoring,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolda Jateng Irjen Pol Noer Ali yang melakukan kunjungan kesiapan pengamanan pilkada menyerahkan sepenuhnya pemetaan titik-titik rawan itu kepada polresta setempat. Sebab, jajaran polreslah yang dinilai mengetahui situasi dan kondisi masingmasing wilayahnya. ”Kami serahkan sepenuhnya pengamanan ke setiap polres. Dia (polres) yang melakukan mapping titik-titik yang rawan atau tidak.
Untuk pengamanan, Polda Jateng mengerahkan 14.074 personel karena ada 21 kabupaten/kota yang akan menggelar pilkada,” paparnya. Pihaknya berharap Pilkada 2015 ini bisa berjalan dengan baik dan lancar. Karena itu, dia mengimbau para paslon maupun tim kampanye saling menghormati.
”Saya minta kepada para calon dan pendukungnya, silakan melaksanakan tahapan-tahapan pilkada dengan baik dan saling menghormati sehingga semua berjalan baik,” kata Kapolda Jateng ini. Dia juga sempat berkomunikasi dengan para pasangan calon yang akan bersaing dalam Pilkada Kota Pekalongan 2015.
Selain itu, Irjen Pol Noer Ali juga mengecek sejumlah perlengkapan anti huru-hara Polresta Pekalongan. Sebelumnya, Irjen Pol Noer Ali menyatakan anggaran pengamanan pilkada dibiayai secara mandiri masing-masing polres. Dana tersebut bersumber dari hibah pemerintah setempat.
”Diambil dari APBD masing-masing kabupaten/kota setempat,” ucapnya. Jenderal dua bintang itu memastikan semua persiapan termasuk pengamanan berjalan lancar. Termasuk pemetaan daerah-daerah yang dianggap masuk kategori rawan. ”Kalaupun ada gesekan, itu bagian dari dinamika saja,” tandasnya.
Prahayuda febrianto
(ftr)