950 Prajurit Dikirim ke Perbatasan RI-PNG

Senin, 14 September 2015 - 11:02 WIB
950 Prajurit Dikirim ke Perbatasan RI-PNG
950 Prajurit Dikirim ke Perbatasan RI-PNG
A A A
SEMARANG - Sebanyak 950 prajurit dari Yonif 406 Kodam IV/Diponegoro dan Yonif 411/ Raider, serta Brigif 6 Kostrad dikirim ke Papua untuk melaksanakan tugas negara sebagai Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan RI-PNG dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Sabtu (12/9).

Pelepasan prajurit Satgas Pamtas RIPNG tersebut dilakukan oleh Panglima Kodam IV/Dipo ne - goro Mayjen TNI Jaswandi dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Ratusan prajurit tersebut diangkut dua kapal KRI Teluk Ratai dan KRI Cendrawasih di Pelabuhan Tanjung Emas Se - marang. Suasana haru dan tangis pun mewarnai keberangkat - an para prajurit saat kapal me - ninggalkan pelabuhan.

Sebelum diberangkatkan, di gelar upacara pemberangkatan yang dipimpin oleh Pang - dam IV/Diponegoro Mayjen TNI Jaswandi. Mayjen TNI Jas - wandi menyatakan bahwa, pengiriman pasukan ke perbatasan RI-PNG ini rutin dilakukan me - rupakan program dari Pusat yakni penggantian pasukan se - cara rotasi bagi para prajurit yang bertugas di wilayah perbatasan untuk menjaga kedaulatan NKRI.

Mereka menggantikan pasukan yang bertugas se be - lumnya yakni Yonif 400 Rai der dan Yonif 323 Raider yang telah bertugas selama sembilan bulan. “Mereka akan bertugas disana selama sembilan bulan ke depan, untuk melaksanakan tugas perbatasan antara wilayah Indonesia dan Papua.

Di tempat tugas mereka antara lain menjaga lintas batas antara dua negara Indonesia dan PNG, selain itu kita juga menjaga dari berbagai kemungkinan lainnya misalnya jika ada ilegal logging serta bertanggungjawab untuk keamanan masyarakat,” ujar Pangdam.

Sedangkan untuk mengantisipasi penyakit endemi malaria di Papua, pihaknya telah membekali para prajurit untuk hidup sehat, baik dari segi ma - kanan, kegiatannya sehari-hari dan membina fisik, dan obatobatannya sehingga mereka bisa melaksanakan tugasnya.

“Selain itu, para prajurit juga dibekali dengan budaya masyarakat setempat tantang kondisi sosial masyarakat di sana se hingga bisa melaksanakan tu gas secara optimal,” jelas dia.

Ahmad antoni
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5809 seconds (0.1#10.140)