Pangkostrad :Jangan Coba Usik Sumut
A
A
A
MEDAN - Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Edy Rahmayadi mengingatkan jangan ada pihak yang mencoba mengusik ketenteraman Sumatera Utara (Sumut).
Mantan Pangdam I/BB ini menegaskan tidak akan rela jika Sumut dirusak oleh siapapun. Karena itu, sebagai warga Sumut dan besar di daerah ini, Pangkostrad berharap seluruh masyarakat, termasuk mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU), juga melakukan hal serupa.
“Saya anak Sumut, siapapun yang berniat menghancurkan Sumut, saya tidak akan rela,” tegas Edy Rahmayadi saat memberikan kuliah umum bertema “Wawasan Kebangsaan” di hadapan mahasiswa baru USU, di Auditorium USU, Jalan dr Mansyur, Medan, kemarin.
Dalam cakupan kecil, kata Edy, point penting wawasan kebangsaan secara nasional dapat diimplementasikan dalam kehidupan di wilayah masingmasing. Semangat melindungi segenap kehidupan berbangsa dan bertanah air, secara sederhana diimplementasi-kan dengan mempertahankan keamanan di wilayah tempat tinggal masing-masing.
“Sebagai warga Sumut siapa saja yang ingin menghancurkan daerah ini, tentu harus kita lawan. Dan saya sebagai warga Sumut, saya tak akan rela,” tegasnya lagi. Melalui tujuan nasional itu, lanjut Pangkostrad, Indonesia butuh alat ketahanan bangsa. Untuk mewujudkan itu, diperlukan sistem manajemen nasional (sismenas) yang mempunyai wawasan nusantara, di mana mampu menghasilkan pimpinan nasional.
“Kerangka inilah yang saya pikir akan membuat kita mampu mencapai tujuan nasional tadi. Selamaini, kenapakitatidaksampai pada tujuan yang diinginkan? Karena pimpinan nasional yang kita miliki tidak punya sismenas mumpuni,” kata Dewan Pembina PSMS Medan ini.
Jenderal bintang tiga ini menjelaskan, wawasan kebangsaan adalah cara pandang yang dilandasi kesadaran diri sebagai warga negara akan diri dan lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Wawasan kebangsaan menentukan cara bangsa mendayagunakan kondisi geografis negara, sejarah, sosio-budaya, ekonomi dan politi,k serta pertahanan keamanan dalam mencapai cita-cita dan menjamin kepentingan nasional.
Wawasan kebangsaan juga menentukan bangsa menempatkan diri dalam tata berhubungan dengan sesama bangsa dan dalam pergaulan dengan bangsa lain di dunia internasional. Selain itu, mengandung makna komitmen dan semangat persatuan untuk menjamin keberadaan dan peningkatan kualitas kehidupan bangsa dan menghendaki pengetahuan yang memadai tentang tantangan masa kini dan masa mendatang serta berbagai potensi bangsa.
Dengan demikian, dalam kerangka NKRI, wawasan kebangsaan adalah mampu memandang diri dan lingkungan dalam mencapai tujuan nasional yang mencakup perwujudan kepulauan nusantara sebagai kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan, dengan berpedoman pada falsafah Pancasila dan UUD 1945.
“Atau dengan kata lain, bagaimana kita memahami wawasan nusantara sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan,” pungkasnya. Pejabat (Pj) Rektor USU Subhilhar menilai materi wawasan kebangsaan yang disampaikan Pangkostrad cukup baik.
Hal tersebut dapat memantik semangat seluruhmahasiswaUSU, tak terkecuali mahasiswa baru, guna diimplementasikan dalam kehidupanbermasya- rakat, berbangsa ,dan bertanah air. “Kuliah umum Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi ini bertujuan agar mahasiswa sebagai penerus bangsa terus dapat meneruskan cita-cita luhur NKRI,” ujarnya.
Menurut dia, wawasan kebangsaan harus dibarengi dengan karakter bangsa agar Indonesia dapat bersaing dengan negara lain, menghasilkan rasa percaya diri, berkarakter, koneksi dan kompetensi. “Pikiran kita selalu dicekoki hal yang negatif, makanya karakter kita negatif. Dengan demikian, dengan adanya kuliah umum yang disampaikan Pangkostrad dapat menghasilkan alumni yang bekarakter,” ujarnya.
Syukri amal
Mantan Pangdam I/BB ini menegaskan tidak akan rela jika Sumut dirusak oleh siapapun. Karena itu, sebagai warga Sumut dan besar di daerah ini, Pangkostrad berharap seluruh masyarakat, termasuk mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU), juga melakukan hal serupa.
“Saya anak Sumut, siapapun yang berniat menghancurkan Sumut, saya tidak akan rela,” tegas Edy Rahmayadi saat memberikan kuliah umum bertema “Wawasan Kebangsaan” di hadapan mahasiswa baru USU, di Auditorium USU, Jalan dr Mansyur, Medan, kemarin.
Dalam cakupan kecil, kata Edy, point penting wawasan kebangsaan secara nasional dapat diimplementasikan dalam kehidupan di wilayah masingmasing. Semangat melindungi segenap kehidupan berbangsa dan bertanah air, secara sederhana diimplementasi-kan dengan mempertahankan keamanan di wilayah tempat tinggal masing-masing.
“Sebagai warga Sumut siapa saja yang ingin menghancurkan daerah ini, tentu harus kita lawan. Dan saya sebagai warga Sumut, saya tak akan rela,” tegasnya lagi. Melalui tujuan nasional itu, lanjut Pangkostrad, Indonesia butuh alat ketahanan bangsa. Untuk mewujudkan itu, diperlukan sistem manajemen nasional (sismenas) yang mempunyai wawasan nusantara, di mana mampu menghasilkan pimpinan nasional.
“Kerangka inilah yang saya pikir akan membuat kita mampu mencapai tujuan nasional tadi. Selamaini, kenapakitatidaksampai pada tujuan yang diinginkan? Karena pimpinan nasional yang kita miliki tidak punya sismenas mumpuni,” kata Dewan Pembina PSMS Medan ini.
Jenderal bintang tiga ini menjelaskan, wawasan kebangsaan adalah cara pandang yang dilandasi kesadaran diri sebagai warga negara akan diri dan lingkungannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Wawasan kebangsaan menentukan cara bangsa mendayagunakan kondisi geografis negara, sejarah, sosio-budaya, ekonomi dan politi,k serta pertahanan keamanan dalam mencapai cita-cita dan menjamin kepentingan nasional.
Wawasan kebangsaan juga menentukan bangsa menempatkan diri dalam tata berhubungan dengan sesama bangsa dan dalam pergaulan dengan bangsa lain di dunia internasional. Selain itu, mengandung makna komitmen dan semangat persatuan untuk menjamin keberadaan dan peningkatan kualitas kehidupan bangsa dan menghendaki pengetahuan yang memadai tentang tantangan masa kini dan masa mendatang serta berbagai potensi bangsa.
Dengan demikian, dalam kerangka NKRI, wawasan kebangsaan adalah mampu memandang diri dan lingkungan dalam mencapai tujuan nasional yang mencakup perwujudan kepulauan nusantara sebagai kesatuan politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan, dengan berpedoman pada falsafah Pancasila dan UUD 1945.
“Atau dengan kata lain, bagaimana kita memahami wawasan nusantara sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan,” pungkasnya. Pejabat (Pj) Rektor USU Subhilhar menilai materi wawasan kebangsaan yang disampaikan Pangkostrad cukup baik.
Hal tersebut dapat memantik semangat seluruhmahasiswaUSU, tak terkecuali mahasiswa baru, guna diimplementasikan dalam kehidupanbermasya- rakat, berbangsa ,dan bertanah air. “Kuliah umum Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi ini bertujuan agar mahasiswa sebagai penerus bangsa terus dapat meneruskan cita-cita luhur NKRI,” ujarnya.
Menurut dia, wawasan kebangsaan harus dibarengi dengan karakter bangsa agar Indonesia dapat bersaing dengan negara lain, menghasilkan rasa percaya diri, berkarakter, koneksi dan kompetensi. “Pikiran kita selalu dicekoki hal yang negatif, makanya karakter kita negatif. Dengan demikian, dengan adanya kuliah umum yang disampaikan Pangkostrad dapat menghasilkan alumni yang bekarakter,” ujarnya.
Syukri amal
(ftr)