Bandara Silampari Diserbu Eksodus Penumpang dari Jambi
A
A
A
LUBUKLINGGAU - Bandara Silampari di Kota Lubuklinggau diserbu penumpang dari daerah Jambi, karena adanya penutupan Bandara Sultan Taha, Jambi akibat kabut asap. Akibatnya ratusan penumpang di wilayah Muara Bungo dan Surolangun datang ke Bandara Silampari Kota Lubuklinggau.
Mereka memilih tetap mengunakan transportasi udara daerah terdekat. "Karena kabut asap, bandara di Jambi tutup dan pilih berangkat dari sini (Lubuklinggau) untuk tujuan Jakarta," kata Taufik Hidayat, warga Sarolangun, Jambi, salah satu penumpang maskapai Nam Air di Bandara Silampari.
Menurutnya, disamping tutupnya bandara di Jambi. Pilihan berangkat dari Bandara Silampari Lubuklinggau karena jarak Kabupaten Sarolangun, Jambi melalui transportasi darat ke Kota Lubuklinggau hanya satu jam lebih. Dibandingkan dari Sarolangun ke Jambi menempuh waktu empat jam.
Distrik Manajer Nam Air Lubuklinggau, Andreski Herlambang membenarkan hal itu. Kabut asap terakhir belakangan menyebabkan bandara di Jambi sempat tutup membuat sejumlah penumpang dari wilayah sekitar Jambi beralih ke Bandara Silampari.
"Tidak terlalu (banyak) sekitar 5%. Mereka rata-rata ke kita karena efek asap. Apalagi Sorolangun, Bangko, Muaro Bungo lebih dekat ke kita, " kata Andreski Jumat (11/9/2015).
Menurutnya, dampak tersebut tidak terlalu banyak terhadap jumlah penumpang pengguna maskapai Nam Air. Apalagi dengan beroperasinya dua penerbangan (Flight) di bandara Silampari dalam satu harinya.
Namun, dampak kabut asap juga mengakibatkan sejak sepekan terakhir jadwal penerbangan alami delay di Bandara Silampari. "Dua flight, kita penumpang sangat kurang. Karena dengan satu pesawat dipecah jadi dua, penumpang kita kurang, " jelas dia.
Terpisah, Kepala Bandara Silampari, Makmur Sitorus juga mengungkapkan hal yang sama. Dampak kabut asap yang terjadi di wilayah Sumatera khususnya di wilayah tetangga yakni Jambi membuat bandara di daerah itu sempat ditutup.
"Mungkin karena kabut asap yang di Bangko, Sarolangun datang kesini. Tapi nanti akan kita survei yang pakai Bandara Silampari, " pungkasnya.
Mereka memilih tetap mengunakan transportasi udara daerah terdekat. "Karena kabut asap, bandara di Jambi tutup dan pilih berangkat dari sini (Lubuklinggau) untuk tujuan Jakarta," kata Taufik Hidayat, warga Sarolangun, Jambi, salah satu penumpang maskapai Nam Air di Bandara Silampari.
Menurutnya, disamping tutupnya bandara di Jambi. Pilihan berangkat dari Bandara Silampari Lubuklinggau karena jarak Kabupaten Sarolangun, Jambi melalui transportasi darat ke Kota Lubuklinggau hanya satu jam lebih. Dibandingkan dari Sarolangun ke Jambi menempuh waktu empat jam.
Distrik Manajer Nam Air Lubuklinggau, Andreski Herlambang membenarkan hal itu. Kabut asap terakhir belakangan menyebabkan bandara di Jambi sempat tutup membuat sejumlah penumpang dari wilayah sekitar Jambi beralih ke Bandara Silampari.
"Tidak terlalu (banyak) sekitar 5%. Mereka rata-rata ke kita karena efek asap. Apalagi Sorolangun, Bangko, Muaro Bungo lebih dekat ke kita, " kata Andreski Jumat (11/9/2015).
Menurutnya, dampak tersebut tidak terlalu banyak terhadap jumlah penumpang pengguna maskapai Nam Air. Apalagi dengan beroperasinya dua penerbangan (Flight) di bandara Silampari dalam satu harinya.
Namun, dampak kabut asap juga mengakibatkan sejak sepekan terakhir jadwal penerbangan alami delay di Bandara Silampari. "Dua flight, kita penumpang sangat kurang. Karena dengan satu pesawat dipecah jadi dua, penumpang kita kurang, " jelas dia.
Terpisah, Kepala Bandara Silampari, Makmur Sitorus juga mengungkapkan hal yang sama. Dampak kabut asap yang terjadi di wilayah Sumatera khususnya di wilayah tetangga yakni Jambi membuat bandara di daerah itu sempat ditutup.
"Mungkin karena kabut asap yang di Bangko, Sarolangun datang kesini. Tapi nanti akan kita survei yang pakai Bandara Silampari, " pungkasnya.
(sms)