Pemprov Telantarkan 30 Bus Trans Mebidang
A
A
A
MEDAN - Program angkutan massal Trans Mebidang (Medan, Binjai, Deliserdang) yang rencananya dioperasionalkan pada Juli tahun ini, hingga September belum juga ada kejelasan.
Sebanyak 30 unit bus Trans Mebidang yang dihibahkan pemerintah pusat hanya ngangkrak di halaman Kantor PT DAMRI, Medan. Pantauan KORAN SINDO MEDAN, 30 unit bus Trans Mebidang berjajar terparkir di halaman Kantor PT DAMRI Medan. Menurut General Manager PT DAMRI, Yul Maphilindo, 30 unit bus itu sudah tiba sejak dua bulan lalu.
Sebab, memang awalnya direncanakan beroperasi Juli. Namun, karena ada masalah di pemerintah provinsi, operasional Trans Mebidang tertunda lagi. “Kita tidak tahu apa penyebabnya. Kalau masalahnya di Pemprovsu, itu urusan Pemprovsu. Kita menunggu saja, karena pada dasarnya kita hanya sebagai fasilitator. Semua sudah siap. Busnya sudah ada, BK-nya sudah ada, tenaga sopirnya juga sudah dilatih. Tinggal menunggu pemerintah saja,” katanya, kemarin.
Ketika ditanyai terkait apa masalahnya, Yul enggan menjawabnya. “Yang jelas, meskipun belum dioperasionalkan, perawatan harus tetap dilakukan. Kalau kendaraan tidak dicek mesinnya, lama-lama bisa rusak. Setiap hari di cek mesinnya supaya tidak rusak,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Perhubungan Sumut, Anthoni Siahaan, mengaku, hingga saat ini belum ada perkembangan apa-apa mengenai pengoperasionalan Trans Mebidang. “Belum, belum ada perkembangan apa-apa. Kita maunya cepat. Tapi, mau bagaimana lagi. Kita tunggu sajalah,” ujarnya.
Saat ditanya apa yang sedang ditunggu, Anthoni enggan menjawabnya. Kepala Bidang Perhubungan Darat Dishub Sumut, Darwin Purba, saat dihubungi pun enggan mengangkat ponselnya.
Diketahui, Pemerintah Indonesia secara serentak memprogramkan angkutan massal di beberapa daerah, termasuk di Sumut yang diberi nama Trans Mebidang. Awalnya, operasional Trans Mebidang ini direncanakan akhir Desember 2013 lalu. Akan tetapi, karena 30 unit bus yang dijanjikan pemerintah belum juga kunjung tiba, operasionalnya terpaksa ditunda tahun 2014.
Kemudian, dari 30 unit bus Trans Mebidang yang dijanjikan pemerintah, baru tiba dua unit pada September 2014. Rencananya, akan dioperasionalkan Maret 2015, karena harus menunggu 28 unit bus lagi. Lalu, April 2015, 14 unit bus tiba di Medan dan sebagian menyusul berikutnya.
Kembali lagi, operasional Trans Mebidang direncanakan akan dioperasionalkan Juli 2015 lalu. Namun, hingga September belum ada tanda-tanda akan dioperasionalkan bus angkutan massal tersebut.
Pengamat Transportasi, Bhakti Alamsyah, menilai, untuk merealisasikan angkutan massal pemerintah mestinya menyiapkan segala sesuatunya, dari mulai hal yang bersifat teknis hingga nonteknis. Sebab, penyelenggaraan angkutan massal ini menyangkut pelayanan hajat hidup orang banyak.
“Kalau dilihat secara kasatmata, persiapan yang dilakukan pemerintah terkait seperti Binjai dan Deliserdang sudah siap. Halte- halte yang dibutuhkan sudah disiapkan. Tapi khusus di Kota Medan sendiri, dia belum melihat ada kesiapan yang dilakukan Pemko Medan. Harusnya, semua disiapkan, baik teknis maupun nonteknisnya,” ujarnya.
Eko agustyo fb
Sebanyak 30 unit bus Trans Mebidang yang dihibahkan pemerintah pusat hanya ngangkrak di halaman Kantor PT DAMRI, Medan. Pantauan KORAN SINDO MEDAN, 30 unit bus Trans Mebidang berjajar terparkir di halaman Kantor PT DAMRI Medan. Menurut General Manager PT DAMRI, Yul Maphilindo, 30 unit bus itu sudah tiba sejak dua bulan lalu.
Sebab, memang awalnya direncanakan beroperasi Juli. Namun, karena ada masalah di pemerintah provinsi, operasional Trans Mebidang tertunda lagi. “Kita tidak tahu apa penyebabnya. Kalau masalahnya di Pemprovsu, itu urusan Pemprovsu. Kita menunggu saja, karena pada dasarnya kita hanya sebagai fasilitator. Semua sudah siap. Busnya sudah ada, BK-nya sudah ada, tenaga sopirnya juga sudah dilatih. Tinggal menunggu pemerintah saja,” katanya, kemarin.
Ketika ditanyai terkait apa masalahnya, Yul enggan menjawabnya. “Yang jelas, meskipun belum dioperasionalkan, perawatan harus tetap dilakukan. Kalau kendaraan tidak dicek mesinnya, lama-lama bisa rusak. Setiap hari di cek mesinnya supaya tidak rusak,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Perhubungan Sumut, Anthoni Siahaan, mengaku, hingga saat ini belum ada perkembangan apa-apa mengenai pengoperasionalan Trans Mebidang. “Belum, belum ada perkembangan apa-apa. Kita maunya cepat. Tapi, mau bagaimana lagi. Kita tunggu sajalah,” ujarnya.
Saat ditanya apa yang sedang ditunggu, Anthoni enggan menjawabnya. Kepala Bidang Perhubungan Darat Dishub Sumut, Darwin Purba, saat dihubungi pun enggan mengangkat ponselnya.
Diketahui, Pemerintah Indonesia secara serentak memprogramkan angkutan massal di beberapa daerah, termasuk di Sumut yang diberi nama Trans Mebidang. Awalnya, operasional Trans Mebidang ini direncanakan akhir Desember 2013 lalu. Akan tetapi, karena 30 unit bus yang dijanjikan pemerintah belum juga kunjung tiba, operasionalnya terpaksa ditunda tahun 2014.
Kemudian, dari 30 unit bus Trans Mebidang yang dijanjikan pemerintah, baru tiba dua unit pada September 2014. Rencananya, akan dioperasionalkan Maret 2015, karena harus menunggu 28 unit bus lagi. Lalu, April 2015, 14 unit bus tiba di Medan dan sebagian menyusul berikutnya.
Kembali lagi, operasional Trans Mebidang direncanakan akan dioperasionalkan Juli 2015 lalu. Namun, hingga September belum ada tanda-tanda akan dioperasionalkan bus angkutan massal tersebut.
Pengamat Transportasi, Bhakti Alamsyah, menilai, untuk merealisasikan angkutan massal pemerintah mestinya menyiapkan segala sesuatunya, dari mulai hal yang bersifat teknis hingga nonteknis. Sebab, penyelenggaraan angkutan massal ini menyangkut pelayanan hajat hidup orang banyak.
“Kalau dilihat secara kasatmata, persiapan yang dilakukan pemerintah terkait seperti Binjai dan Deliserdang sudah siap. Halte- halte yang dibutuhkan sudah disiapkan. Tapi khusus di Kota Medan sendiri, dia belum melihat ada kesiapan yang dilakukan Pemko Medan. Harusnya, semua disiapkan, baik teknis maupun nonteknisnya,” ujarnya.
Eko agustyo fb
(ftr)