Perbedaan Menjadi Pilar bagi Masyarakat Indonesia

Kamis, 10 September 2015 - 11:43 WIB
Perbedaan Menjadi Pilar...
Perbedaan Menjadi Pilar bagi Masyarakat Indonesia
A A A
BANDUNG - Hidup dalam perbedaan semakin memperkaya khasanah dan budaya kita. Begitu kira-kira pesan yang ingin disampaikan anggota Komisi I DPR RI Arief Suditomo kepada masyarakat luas.

Setidaknya ada empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus dianut, yakni Un dang-Undang Dasar (UUD), Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan Pancasila. Menurut Arief, seluruh ma syarakat mempunyai perbedaan satu sama lain. Salah satunya adalah anak yang memiliki perbedaan sifat dan perilaku, meski satu darah.

Di situlah peran orang tua untuk tidak menonjolkan perbedaan ter sebut, namun melatih anak-anak agar mengerti akan ar ti sebuah perbedaan. “Dengan adanya per be daan kita jadi belajar untuk le bih menghargai dan meng hor ma ti seseorang yang berbeda de ngan kita,” ujar Arief saat me lakukan sosialisasi empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yang dihadiri oleh perwakilan dari setiap ke lurahan dari Ke camatan Leng kong di Gedung Badan Kesejah teraan Masjid (BKM), jalan Burangrang, Kota Bandung, belum lama ini.

“Suatu kebanggaan saya ada di sini dengan ibu-ibu dari se tiap perwakilan kelurahan dan kecamatan, karena saya bisa langsung bersilahturahmi ke pada masyarakat disini,” ujar anggota DPR RI dari Partai Ha nura itu saat di sela-sela kata sambutan.

Arief mengatakan, per bedaan itu adalah salah satu tes dan ujian bagi kita. Dan kita harus menyadari proses per bedaan tersebut seperti apa. “Sepakat bahwa kita satu, tidak semua Islam, Kristen, atau agama yang lain. Bagaimana kita mau bersatu kalau kita menjadi musuh dan tidak membuat perbedaan itu menjadi per tikaian?” tutur Arief.

Wakil Ketua DPD Hanura Jabar Yoseph Ibrahim menam bahkan, sebagai masyarakat Indonesia harus bisa saling menghargai perbedaan. Le bih dari 1.100 suku bangsa, ras, dan agama yang berbeda la tar belakangnya di Tanah Air ini. “Dengan adanya empat pilar, kita harus mengetahui bah wa setiap orang berbeda dan kita harus bisa meng hargai bukan menjadikan perbedaan tersebut cambuk bagi masyarakat Indonesia,” ungkap Yoseph.

Menurut dia, bangsa yang kokoh adalah yang memegang empat pilar tersebut. Pancasila menjadi pandangan hidup kita dan menjadi filsafah hidup bermasyarakat. UUD asa negara dan menjaga keutuhan negera ini dengan UUD. NKRI merupakan negara kesatuan bukan menjadi adu domba oleh negara lain tapi NKRI harus tetap utuh.

Dan Bhineka Tungg al Ika menjadi keberagaman kita berbudaya dan men jadikan kita sama dengan per bedaan tersebut, tambah Anggota Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat Ijang Faisal.

MG-14
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0999 seconds (0.1#10.140)