Pantai Tercemari Aspal

Rabu, 09 September 2015 - 09:54 WIB
Pantai Tercemari Aspal
Pantai Tercemari Aspal
A A A
KULONPROGO - Ceceran minyak sejenis aspal mencemari pantai selatan Kulonprogo. Gumpalan aspal ini banyak ditemukan di Pantai Congot hingga Pantai Palihan, Temon.

Menjelang siang aspal berbentuk gumpalan ini menipis dan meresap ke dalam pasir. Nelayan khawatir ceceran ini akan merusak jala dan yang jaring mereka dipakai untuk mencari ikan. Warga Congot, Karmila, sempat ke laut untuk melihat kondisi gelombang. Hal ini dilakukan guna memastikan gelombang aman atau tidak untuk suaminya melaut dengan perahu tempel.

Namun saat itu justru banyak ditemukan gumpalan-gumpalan aspal di sepanjang Pantai Congot. “Melihat itu saya lapor suami dan minta tidak usah melaut. Apalagi gelombang juga besar,” ungkap Karmila. Menjelang siang gumpalan ini semakin sedikit yang ditemukan. Yang tersisa tinggal pada ranting atau sampahsampah di sepanjang pantai. Jika tidak di cekungan pasir di pantai.

Saat dipegang, gumpalan aspal ini sangat lengket. Mirip dengan aspal yang dipakai untuk membuat jalan. Hanya tingkat kekentalannya yang rendah. Sedangkan dari baunya juga mirip solar atau yang dipakai untuk aspal hotmix. “Di sandal juga sempat lengket dan bau seperti solar,” ujarnya.

Kabid Kelautan dan Perikanan Tangkap Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Kepenak) Kulonprogo Prabowo Sugondo mengatakan, setelah ada laporan pihaknya langsung turun ke lapangan untuk mengecek. Mereka juga mengambil sampel untuk dibawa ke kantor. Dari pengamatannya, ceceran aspal sejenis minyak ini terjadi dari Muara Sungai Bogowonto ke arah timur sepanjang dua kilometer. “Kami belum bisa pastikan itu apa, akan kami koordinasikan dengan KLH (Kantor Lingkungan Hidup),” tutur Prabowo.

Dinas sendiri akan melihat pengaruh ceceran aspal ini terhadap ekosistem yang ada di laut. Jika terdampak dipastikan akan menyebabkan penurunan tangkapan ikan nelayan. Informasi dari Pelabuhan di Cilacap, kata dia, memang ada peningkatan kecepatan angin di selatan Pulau Jawa.

Hal ini akan berpengaruh terhadap ketinggian gelombang yang akan naik antara enam hingga delapan meter dari kondisi normal. “Apakah karena angin menjadikan gumpalan di tengah terbawa ke tepi, atau dari kapal tongkang yang bocor juga belum tahu,” katanya.

Tahun lalu di kawasan ini juga pernah ada hal serupa dan penyebabnya juga belum diketahui. Namun dia memastikan ada banyak potensi penyebabnya. Karena 8–10 mil di selatan Kulonprogo menjadi lalu lintas kapal. Apalagi di selatan Congot juga pernah ada kapal tongkang tenggelam. “Memang dampaknya bisa menempel di jaring nelayan dan menjadi lengket,” tuturnya.

Kuntadi
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8653 seconds (0.1#10.140)