Warga Mulai Kreatif Bercocok Tanam dengan Kincir Air
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Musim kemarau memang menjadi bomerang bagi para petani di Gunungkidul. Minimnya hijauan makanan ternak (HMT) menjadikan warga harus kreatif bisa bercocok tanam guna mencukupi kebutuhan HMT bagi hewan hewan petani.
Seperti yang dilakukan warga di Dusun Jamburejo, Desa So do, kecamatan Paliyan. Ber - kat kreativitas Sunaryo, warga se tempat, aliran sungai dibe ri - kan kincir air raksasa sehingga bi sa digunakan untuk menga - liri ta naman warga di sepanjang pinggiran sungai. Kini lahan yang semula kering saat musim kemarau menjadi hijau.
Hewan ternak pun tercukupi makannnya sehingga menopang ekonomi warga lantaran bisa mengurangi kebutuh an membeli pakan ternak.” Kin cir ini buatan anak saya, ini di buat sendiri dengan modal se kitar Rp2 juta,” tutur Ayah Su naryo, hadi Winarto.
Diapun kemudian memer a - ga kan cara kerja kincir tersebut. Derasnya aliran sungai menjadi salah satu pemicu gerakan kincir yang memiliki dia - me ter sekitar delapan meter ter sebut. De ngan mengguna - kan bahan bam bu baik ling kar - an dan jeru ji nya, lingkaran ter - sebut ditautkan dengan besi sebagai as dan ber putar menggunakan laker, kincir inipun ber - putar.
Untuk mengangkat air dan menyalurkan ke pipa, Sunaryo menggunakan lempengan seng yang dibuat guna meng - angkat air kemudian dibuat ja - lur menggunakan batang bambu yang berjumlah 20 batang. Dia juga memodifikasi ta - lang air di atas untuk me nya lur - kan ke pipa untuk bak penampungan. ”Dari tabung penampungan kemudian disalurkan ke masing-masing petak lahan untuk pengairan tanaman,” lanjutnya.
Dengan modal awal Rp2 juta, kincir ini bisa digunakan untuk kelompok bersama tanpa menggunakan biaya untuk membeli bahan bakar.”Karena me mang menggunakan gravi - ta si dan kekuatan arus air su - ngai,” beber dia.
Salah satu petani setempat, Jumiran mengaku terbantu de ngan inovasi dari Sunaryo yang tidak lain adalah kepala Desa Sodo tersebut.”Tadinya lahan ka mi nganggur saja, sekarang kita tanami rumput, Jadi tidak membeli rumput atau tebon,” ucapnya.
Suharjono
Seperti yang dilakukan warga di Dusun Jamburejo, Desa So do, kecamatan Paliyan. Ber - kat kreativitas Sunaryo, warga se tempat, aliran sungai dibe ri - kan kincir air raksasa sehingga bi sa digunakan untuk menga - liri ta naman warga di sepanjang pinggiran sungai. Kini lahan yang semula kering saat musim kemarau menjadi hijau.
Hewan ternak pun tercukupi makannnya sehingga menopang ekonomi warga lantaran bisa mengurangi kebutuh an membeli pakan ternak.” Kin cir ini buatan anak saya, ini di buat sendiri dengan modal se kitar Rp2 juta,” tutur Ayah Su naryo, hadi Winarto.
Diapun kemudian memer a - ga kan cara kerja kincir tersebut. Derasnya aliran sungai menjadi salah satu pemicu gerakan kincir yang memiliki dia - me ter sekitar delapan meter ter sebut. De ngan mengguna - kan bahan bam bu baik ling kar - an dan jeru ji nya, lingkaran ter - sebut ditautkan dengan besi sebagai as dan ber putar menggunakan laker, kincir inipun ber - putar.
Untuk mengangkat air dan menyalurkan ke pipa, Sunaryo menggunakan lempengan seng yang dibuat guna meng - angkat air kemudian dibuat ja - lur menggunakan batang bambu yang berjumlah 20 batang. Dia juga memodifikasi ta - lang air di atas untuk me nya lur - kan ke pipa untuk bak penampungan. ”Dari tabung penampungan kemudian disalurkan ke masing-masing petak lahan untuk pengairan tanaman,” lanjutnya.
Dengan modal awal Rp2 juta, kincir ini bisa digunakan untuk kelompok bersama tanpa menggunakan biaya untuk membeli bahan bakar.”Karena me mang menggunakan gravi - ta si dan kekuatan arus air su - ngai,” beber dia.
Salah satu petani setempat, Jumiran mengaku terbantu de ngan inovasi dari Sunaryo yang tidak lain adalah kepala Desa Sodo tersebut.”Tadinya lahan ka mi nganggur saja, sekarang kita tanami rumput, Jadi tidak membeli rumput atau tebon,” ucapnya.
Suharjono
(ftr)