Aher: Jangan Bakar Lahan Sembarangan
A
A
A
BANDUNG - Kebakaran hutan yang terjadi di Gunung Papandayan, Kabupaten Garut dan Ciremai, Kabupaten Garut membuat Gubernur Jabar Ahmad Heryawan prihatin.
Aher tak ingin peristiwa kabut asap se - per ti di Sumatera dan Ka li man - tan juga terjadi di Jabar. Karena itu, Aher meminta masyarakat lebih mening kat - kan kesadaran dengan tidak mem bakar hutan secara sem ba - rang an apapun alasannya. “Jaga hutan kita. Jangan bakar sem - barangan,” kata Aher di Gedung Pakuan, kemarin.
Menurut Gubernur, keba - kar an hutan disebabkan warga ku rang hati-hati. Misalnya, mem buang puntung rokok atau membakar semak belukar un - tuk membuka lahan pertanian secara sembarangan. “Mem ba - kar lahan sengaja dipilih petani karena lebih cepat diban ding - kan membabat. Namun, pem - bu kaan lahan dengan cara se - perti ini perilaku salah,” tegas Gubernur.
Pembukaan lahan dengan membakar semak belukar, ujar Aher, dapat menyebabkan ke - ba karan hutan, terutama di mu - sim kemarau. Lebih baik petani membuka lahan secara manual. “Semak dan rumput sebaiknya dikumpulkan untuk dijadikan kompos sehingga bisa diman - faat kan,” tandas Aher.
Badan Penanggulangan Ben - cana Daerah (BPBD) Jabar men - c atat selama Agustus 2015 ter - jadi dua kebakaran hutan cu kup besar di Jabar, yakni di Gu nung Guntur, Kabupaten Garut dan Gung Ceremai yang masuk di wilayah Kuningan, Maja leng ka, dan Indramayu. Luas kebakaran di Gunung Guntur mencapai 10-15 hek - tare (ha) sedangkan di Gunung Ceremai mencapai 30 ha. Selain akibat suhu panas selama mu - sim kemarau, kebakaran juga disebabkan oleh kecerobohan manusia, di antaranya mem - buang puntung rokok sem ba - rangan.
Pemadaman Api di Papandayan Terkendala Alat
Upaya pemadaman keba - ka r an hutan di Gunung Pa pan - dayan, Kecamatan Cisurupan, Garut, terkendala. Minimnya peralatan dan akses jalan yang sulit dijangkau petugas meng - hambat proses pemadaman. “Sulitnya memperoleh air untuk memadamkan api juga menjadi kendala petugas,” kata Danramil Cisurupan Kap - ten Infanteri Ajudin, kemarin.
Karena kendala ini, petugas gabungan yang terdiri dari unsur TNI, Badan Penang gu la - ngan Bencana Daerah (BPBD), dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah V Jawa Barat yang dibantu ma - sya rakat, terpaksa mema dam - kan api dengan cara manual.
Mereka menggunakan tek - nik sekat untuk mencegah ko - baran api meluas. Kebakaran lahan hutan itu setidaknya me - nimbulkan kepulan asap tebal. “Api merembet ke sejumlah blok, di antaranya Blok Tu ma - ritis, Cileuleuy, Puncak Cisa - roni, Masigit, Samudra, Ar ju - na, hingga Blok Pasirmalang,” ujar dia.
Peristiwa ini setidaknya telah memaksa para pendaki meninggalkan Gunung Pa pan - dayan. Kebakaran yang telah ter - jadi sejak Minggu 6 Sep tem ber 2015 itu membuat ka was an Taman Wisata Alam (TWA) Papandayan ditutup untuk pengunjung. “Kami terkejut Saat me li - hat kepulan asap dan kobaran api. Kami pun memutuskan un tuk meninggalkan Gunung Papandayan,” tutur seorang pen daki asal Depok, Andi Wi - jaya, 30.
Diketahui, kebakaran me - nye bab lahan seluas 100 ha di Gunung Papandayan hangus. Semula lahan yang terbakar berada di Blok Tegal Alun dan Pondok Saladah. “Api pertama kali terlihat pada Minggu pagi,” kata Kepala Seksi Ke - siap siagaan BPBD Kabupaten Garut TB Agus Sofyan.
Jenis tanaman yang ter ba - kar berupa jenis paku-pakuan dan pohon cantigi. Tanaman yang tumbuh di sekitar lokasi cukup rapat hingga me mu dah - kan api untuk men ja lar. “Penyebab kebakaran ma - sih dalam penyelidikan,” ujar Kepala Seksi BKSDA Wilayah V Jabar Toni Ramdani.
Meski lokasi kebakaran berada tidak jauh dari wilayah camping ground, tambah Toni, tidak ada satu pun dari para pendaki yang terjebak dalam peristiwa kebakaran ini. Malah ada di antara mereka turut mem bantu memadamkan api. “Tidak ada pendaki yang ter je - bak dan yang camping dari su - dah disuruh turun semua,” ucap nya.
Yugi prasetyo/ Fani ferdiansyah
Aher tak ingin peristiwa kabut asap se - per ti di Sumatera dan Ka li man - tan juga terjadi di Jabar. Karena itu, Aher meminta masyarakat lebih mening kat - kan kesadaran dengan tidak mem bakar hutan secara sem ba - rang an apapun alasannya. “Jaga hutan kita. Jangan bakar sem - barangan,” kata Aher di Gedung Pakuan, kemarin.
Menurut Gubernur, keba - kar an hutan disebabkan warga ku rang hati-hati. Misalnya, mem buang puntung rokok atau membakar semak belukar un - tuk membuka lahan pertanian secara sembarangan. “Mem ba - kar lahan sengaja dipilih petani karena lebih cepat diban ding - kan membabat. Namun, pem - bu kaan lahan dengan cara se - perti ini perilaku salah,” tegas Gubernur.
Pembukaan lahan dengan membakar semak belukar, ujar Aher, dapat menyebabkan ke - ba karan hutan, terutama di mu - sim kemarau. Lebih baik petani membuka lahan secara manual. “Semak dan rumput sebaiknya dikumpulkan untuk dijadikan kompos sehingga bisa diman - faat kan,” tandas Aher.
Badan Penanggulangan Ben - cana Daerah (BPBD) Jabar men - c atat selama Agustus 2015 ter - jadi dua kebakaran hutan cu kup besar di Jabar, yakni di Gu nung Guntur, Kabupaten Garut dan Gung Ceremai yang masuk di wilayah Kuningan, Maja leng ka, dan Indramayu. Luas kebakaran di Gunung Guntur mencapai 10-15 hek - tare (ha) sedangkan di Gunung Ceremai mencapai 30 ha. Selain akibat suhu panas selama mu - sim kemarau, kebakaran juga disebabkan oleh kecerobohan manusia, di antaranya mem - buang puntung rokok sem ba - rangan.
Pemadaman Api di Papandayan Terkendala Alat
Upaya pemadaman keba - ka r an hutan di Gunung Pa pan - dayan, Kecamatan Cisurupan, Garut, terkendala. Minimnya peralatan dan akses jalan yang sulit dijangkau petugas meng - hambat proses pemadaman. “Sulitnya memperoleh air untuk memadamkan api juga menjadi kendala petugas,” kata Danramil Cisurupan Kap - ten Infanteri Ajudin, kemarin.
Karena kendala ini, petugas gabungan yang terdiri dari unsur TNI, Badan Penang gu la - ngan Bencana Daerah (BPBD), dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah V Jawa Barat yang dibantu ma - sya rakat, terpaksa mema dam - kan api dengan cara manual.
Mereka menggunakan tek - nik sekat untuk mencegah ko - baran api meluas. Kebakaran lahan hutan itu setidaknya me - nimbulkan kepulan asap tebal. “Api merembet ke sejumlah blok, di antaranya Blok Tu ma - ritis, Cileuleuy, Puncak Cisa - roni, Masigit, Samudra, Ar ju - na, hingga Blok Pasirmalang,” ujar dia.
Peristiwa ini setidaknya telah memaksa para pendaki meninggalkan Gunung Pa pan - dayan. Kebakaran yang telah ter - jadi sejak Minggu 6 Sep tem ber 2015 itu membuat ka was an Taman Wisata Alam (TWA) Papandayan ditutup untuk pengunjung. “Kami terkejut Saat me li - hat kepulan asap dan kobaran api. Kami pun memutuskan un tuk meninggalkan Gunung Papandayan,” tutur seorang pen daki asal Depok, Andi Wi - jaya, 30.
Diketahui, kebakaran me - nye bab lahan seluas 100 ha di Gunung Papandayan hangus. Semula lahan yang terbakar berada di Blok Tegal Alun dan Pondok Saladah. “Api pertama kali terlihat pada Minggu pagi,” kata Kepala Seksi Ke - siap siagaan BPBD Kabupaten Garut TB Agus Sofyan.
Jenis tanaman yang ter ba - kar berupa jenis paku-pakuan dan pohon cantigi. Tanaman yang tumbuh di sekitar lokasi cukup rapat hingga me mu dah - kan api untuk men ja lar. “Penyebab kebakaran ma - sih dalam penyelidikan,” ujar Kepala Seksi BKSDA Wilayah V Jabar Toni Ramdani.
Meski lokasi kebakaran berada tidak jauh dari wilayah camping ground, tambah Toni, tidak ada satu pun dari para pendaki yang terjebak dalam peristiwa kebakaran ini. Malah ada di antara mereka turut mem bantu memadamkan api. “Tidak ada pendaki yang ter je - bak dan yang camping dari su - dah disuruh turun semua,” ucap nya.
Yugi prasetyo/ Fani ferdiansyah
(ftr)