ABG Dibunuh dan Dikubur di Kompleks Waduk Jatibarang
A
A
A
SEMARANG - Sekar Maharani (13) seorang anak baru gede (ABG) yang menjadi korban penculikan diduga dibunuh dan mayatnya dikubur di Kompleks Waduk Jatibarang, Semarang.
Tim gabungan dari Polda Jawa Tengah, Polres Kendal dan Polsek Gunungpati Semarang melakukan pencarian lokasi penguburan jenazah ABG diduga korban pembunuhan tersebut, Senin (7/9/2015).
Pencarian dimulai sekira pukul 09.00 WIB di Kawasan Waduk Jatibarang, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.
Tim yang terlibat dari Polda Jawa Tengah mulai dari anggota Sub Direktorat I Keamanan Negara (Kamneg) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dit Reskrimum), Seksi Olah TKP dan Identifikasi Polda Jawa Tengah hingga Sub Bidang Kedokteran Kepolisian (Dokpol) termasuk anggota Disaster Victim Identification (DVI) Bidang Kedokteran Kepolisian (Dokkes) Polda Jawa Tengah.
Informasi yang dihimpun, kegiatan itu berkaitan dengan kasus penculikan dan pembunuhan tersebut ditangani Polres Kendal.
Korban diculik di Kendal, dibunuh di Purwodadi, Kabupaten Grobogan dan dikubur di kawasan Jatibarang ini, pada 10 Agustus 2015 lalu.
“Tersangkanya orang Singorojo, Kabupaten Kendal, ditangkap di Kalimantan,” ungkap seorang petugas yang menolak disebut identitasnya.
Untuk kasus ini, total ada tiga tersangka. Namun, baru satu yang ditangkap. Pantauan di lokasi, satu pemuda tersangka kasus itu dengan keadaan terborgol diminta menunjukkan lokasi.
Pemuda itu tampak kebingungan menunjukkan lokasi di mana diduga korbannya dikuburkan.
Lebih dari tiga kali, dia menunjukkan titik – titik diduga jenazah dikuburkan. Tapi saat digali, dibantu warga sekitar, jenazah tak juga ketemu.
Lokasi yang ditunjukkan awal, di tebing dekat kawasan wisata perahu Kompleks Bendungan Jatibarang, masuk kawasan Gunungpati.
Kemudian bergeser, sampai masuk daerah Dawung, Kecamatan Mijen, masih komplek Waduk Jatibarang. Lagi – lagi, hasilnya nihil.
Tampak di sana, Kasubbid Dokpol Bid Dokkes Polda Jateng, AKBP Sumy Hastry Purwanti dan Kasubdit I Keamanan Negara Dit Reskrimum Polda Jateng AKBP Djoko Tjahyono. "Ini masih dicari dulu di mana lokasi pastinya (penguburan)," kata Hastry.
Pencarian jenazah dimaksudkan untuk nantinya diperiksa ahli forensik, memastikan penyebab kematian korban.
Informasi yang dihimpun, korban sebelumnya diculik sebelum dibunuh dengan cara ditusuk di dada dan perut. Korban juga sempat disetubuhi tiga pelaku sebelum akhirnya dikubur.
Djoko Tjahyono pun tak bersedia berkomentar banyak. “Nanti tunggu dulu ya, masih dikembangkan, ada tersangka yang belum kena (belum tertangkap),” kata Djoko saat membawa seorang pemuda dalam keadaan terborgol di lokasi.
Pada pencarian sekira 6 jam itu, belum diketahui pasti di mana posisi jenazah dikuburkan. Tersangkanya mengaku lupa lokasi pastinya, saat menguburkan waktunya malam hari.
“Kata tersangkanya, saat mengubur pakai motor roda tiga (Tossa) jam 3 pagi. Ditandai pakai dua patok bambu. Tadi sempat ketemu dua patok bambu itu, tapi saat digali tidak ditemukan apa–apa. Patoknya dibawa polisi,” kata Nasikun (44) warga setempat yang diminta polisi membantu menggai tanah.
Sekuriti setempat, Budiono, mengatakan titik–titik yang ditunjukkan tersangka merupakan kawasan tertutup bagi umum. Untuk masuk harus perlu izin.
“Itu lokasinya dipagar, dijaga dan dikunci 24 jam. Akses masuknya harus izin, seperti kegiatan ini untuk penyelidikan kepolisian. Tadi izin ke balai besar, gerbang dibuka,” kata dia.
Kapolres Kendal AKBP Widi Atmoko, membenarkan adanya kegiatan lapangan terkait penanganan kasus itu.
“Tim masih di lapangan. Ini kan baru pengakuan–pengakuan (tersangka), nanti kalau sudah jelas akan disampaikan utuh,” ungkapnya melalui sambungan telepon seluler tanpa bersedia membeber lebih detil.
Tim gabungan dari Polda Jawa Tengah, Polres Kendal dan Polsek Gunungpati Semarang melakukan pencarian lokasi penguburan jenazah ABG diduga korban pembunuhan tersebut, Senin (7/9/2015).
Pencarian dimulai sekira pukul 09.00 WIB di Kawasan Waduk Jatibarang, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.
Tim yang terlibat dari Polda Jawa Tengah mulai dari anggota Sub Direktorat I Keamanan Negara (Kamneg) Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dit Reskrimum), Seksi Olah TKP dan Identifikasi Polda Jawa Tengah hingga Sub Bidang Kedokteran Kepolisian (Dokpol) termasuk anggota Disaster Victim Identification (DVI) Bidang Kedokteran Kepolisian (Dokkes) Polda Jawa Tengah.
Informasi yang dihimpun, kegiatan itu berkaitan dengan kasus penculikan dan pembunuhan tersebut ditangani Polres Kendal.
Korban diculik di Kendal, dibunuh di Purwodadi, Kabupaten Grobogan dan dikubur di kawasan Jatibarang ini, pada 10 Agustus 2015 lalu.
“Tersangkanya orang Singorojo, Kabupaten Kendal, ditangkap di Kalimantan,” ungkap seorang petugas yang menolak disebut identitasnya.
Untuk kasus ini, total ada tiga tersangka. Namun, baru satu yang ditangkap. Pantauan di lokasi, satu pemuda tersangka kasus itu dengan keadaan terborgol diminta menunjukkan lokasi.
Pemuda itu tampak kebingungan menunjukkan lokasi di mana diduga korbannya dikuburkan.
Lebih dari tiga kali, dia menunjukkan titik – titik diduga jenazah dikuburkan. Tapi saat digali, dibantu warga sekitar, jenazah tak juga ketemu.
Lokasi yang ditunjukkan awal, di tebing dekat kawasan wisata perahu Kompleks Bendungan Jatibarang, masuk kawasan Gunungpati.
Kemudian bergeser, sampai masuk daerah Dawung, Kecamatan Mijen, masih komplek Waduk Jatibarang. Lagi – lagi, hasilnya nihil.
Tampak di sana, Kasubbid Dokpol Bid Dokkes Polda Jateng, AKBP Sumy Hastry Purwanti dan Kasubdit I Keamanan Negara Dit Reskrimum Polda Jateng AKBP Djoko Tjahyono. "Ini masih dicari dulu di mana lokasi pastinya (penguburan)," kata Hastry.
Pencarian jenazah dimaksudkan untuk nantinya diperiksa ahli forensik, memastikan penyebab kematian korban.
Informasi yang dihimpun, korban sebelumnya diculik sebelum dibunuh dengan cara ditusuk di dada dan perut. Korban juga sempat disetubuhi tiga pelaku sebelum akhirnya dikubur.
Djoko Tjahyono pun tak bersedia berkomentar banyak. “Nanti tunggu dulu ya, masih dikembangkan, ada tersangka yang belum kena (belum tertangkap),” kata Djoko saat membawa seorang pemuda dalam keadaan terborgol di lokasi.
Pada pencarian sekira 6 jam itu, belum diketahui pasti di mana posisi jenazah dikuburkan. Tersangkanya mengaku lupa lokasi pastinya, saat menguburkan waktunya malam hari.
“Kata tersangkanya, saat mengubur pakai motor roda tiga (Tossa) jam 3 pagi. Ditandai pakai dua patok bambu. Tadi sempat ketemu dua patok bambu itu, tapi saat digali tidak ditemukan apa–apa. Patoknya dibawa polisi,” kata Nasikun (44) warga setempat yang diminta polisi membantu menggai tanah.
Sekuriti setempat, Budiono, mengatakan titik–titik yang ditunjukkan tersangka merupakan kawasan tertutup bagi umum. Untuk masuk harus perlu izin.
“Itu lokasinya dipagar, dijaga dan dikunci 24 jam. Akses masuknya harus izin, seperti kegiatan ini untuk penyelidikan kepolisian. Tadi izin ke balai besar, gerbang dibuka,” kata dia.
Kapolres Kendal AKBP Widi Atmoko, membenarkan adanya kegiatan lapangan terkait penanganan kasus itu.
“Tim masih di lapangan. Ini kan baru pengakuan–pengakuan (tersangka), nanti kalau sudah jelas akan disampaikan utuh,” ungkapnya melalui sambungan telepon seluler tanpa bersedia membeber lebih detil.
(sms)