Raja Inal dan Rizal Nurdin Diusulkan Jadi Nama Jalan

Senin, 07 September 2015 - 09:21 WIB
Raja Inal dan Rizal...
Raja Inal dan Rizal Nurdin Diusulkan Jadi Nama Jalan
A A A
MEDAN - Sepak terjang dua mantan Gubernur Sumatera Utara (Sumut) HT Rizal Nurdin dan Raja Inal Siregar dinilai cukup luar biasa dalam membesarkan nama daerah ini.

Karena itu, nama dua Gubsu yang wafat dalam musibah jatuhnya pesawat Mandala pada 2005 silam diusulkan menjadi nama jalan di Medan. Usulan tersebut muncul dalam Peringatan Satu Dasawarsa Tragedi Mandala yang diawali dengan diskusi “Revitalisasi Nilai Kepemimpinan HT Rizal Nurdin dan Raja Inal Siregar” di Medan Club, Sabtu (5/9).

Hadir sebagai pembicara diskusi, mantan Wakil Gubernur Sumut Wahab Dalimunthe, mantan Sekda Sumut RE Nainggolan, mantan Sekda Sumut Muchyan Tambuse, mantan Wakil Gubernur Sumut Lundu Panjaitan, antropolog Prof Usman Pelly dan mantan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumut Zaki Abdullah.

Dalam diskusi tersebut, Wakil Gubernur Sumut Wahab Dalimunthe melempar wacana sekaligus mengusulkan nama mantan Gubernur Sumut terdahulu diabadikan sebagai nama jalan di Kota Medan. “Tentu penempatan nama jalan itu disesuaikan. Saat ini perkembangan Kota Medan kian pesat. Sejumlah jalan dibangun dan belum memiliki nama. Alangkah baiknya nama para tokoh Sumut diabadikan menjadi nama jalan,” saran Wahab.

Mantan Sekda Sumut Muchyan Tambuse dalam diskusi lebih mengedepankan sepak terjang Almarhum H Rizal Nurdin dan H Raja Inal Siregar dalam memimpin Sumut periode 1998-2003 dan 2003- 2008. Almarhum Rizal Nurdin dikenal sebagai sosok yang mengusung dan menerapkan tata kelola pemerintahan yang baik di lingkungan Pemprov Sumut.

Tiap kebijakan almarhum Rizal Nurdin memiliki semangat dan etos kerja. “Saya diamanahkan beliau menjabat tiga abatan. Pernah menjadi Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kepala Dinas Pendapatan dan pernah juga jadi Sekda. Untuk menduduki jabatan itu, saya tidak pernah keluarkan uang satu peserpun,” kenang Muhyan.

Sementara mantan Sekda Sumut, RE Nainggolan mengatakan, Raja Inal Siregar yang menjabat Gubernur Sumut periode 1988-1998 memiliki kelebihan tersendiri. Misalnya dalam menempatkan sosok pejabat, acuannya adalah kemampuan orang yang ditunjuk.

“Almarhum sangat bijak menempatkan pejabat sesuai dengan kemampuannya. Bahkan pejabat bersangkutan sesuai dengan karakter masyarakat setempat. Dengan demikian, roda pemerintahan berjalan baik dan pembangunan sangat maju,” kenang Nainggolan.

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Sumut) HT Erry Nuradi bertekad meneruskan etos kepemimpinan dua Gubernur Sumut yang wafat dalam musibah jatuhnya pesawat Mandala pada 2005, Almarhum H Tengku Rizal Nurdin dan H Raja Inal Siregar. Keduanya dinilai layak menjadi teladan dalam menjalankan kepemimpinan di Sumut.

Hadir dalam acara itu isteri almarhum H Tengku Rizal Nurdin Siti Mariam dan keluarga besarnya. Turut hadir anak almarhum Raja Inal Siregar, Yuri Siregar bersama keluarga besarnya. Selain itu juga hadir Sekda Sumut Hasban Ritonga, mantan Sekda Sumut Nurdin Lubis sejumlah tokoh dan mantan pejabat Sumut.

Dalam kesempatan itu, Erry Nuradi mengatakan, etos kepemimpinan almarhum H Rizal Nurdin saat menjadi Gubernur Sumut menerapkan konsep pemerintahan yang baik dan tata kelola pemerintahan yang bersih (good government and clean governance). Kebijakan tersebut kini menjadi pedomanan nasional yang layak menjadi kebanggaan seluruh masyarakat Sumut.

Demikian juga dengan pola kepemimpinan almarhum H Raja Inal Siregar yang menggagas Marsipature Hutanabe, layak menjadi tauladan bagi pemimpin Sumut mendatang.

Fakhrur rozi
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.7209 seconds (0.1#10.140)