Gedung TBSU Ditelantarkan
A
A
A
MEDAN - Hidup segan, mati tak mau. Peribahasa usang ini menjadi gambaran kondisi terkini Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU) di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Medan Timur.
Gedung tempat berkumpulnya para budayawan dan seniman ini keberadaannya sungguh memprihatinkan. Lihat saja atap plafon gedung sudah terlihat kupak-kapik . Begitu juga kondisi dinding sudah kusam. Belum lagi ruangan yang ada di dalam gedung, sudah tidak terawat. Tidak adanya perbaikan sejak beberapa tahun belakangan ini, menjadikan tempat pertunjukan seni dan budaya tersebut semakin memprihatinkan.
Padahal, wacana penyerahan pengelolaan TBSU Pemerintah Provinsi (Pemrov) Sumut kepada Pemerintah Kota (Pemko) Medan sudah bergulir sejak 2013, namun belum terealisasi. “Belum ada pembangunan yang dilakukan, padahal sudah sejak beberapa tahun lalu kondisi sejumlah gedung seperti ini (rusak),” kata seorang pengunjung TBSU, S Simanjuntak, 21, warga Jalan Pancing kepada KORAN SINDO MEDAN , Kamis (3/9).
Menurutnya, pembicaraan nasib TBSU sudah pernah dibicarakan Dzulmi Eldin yang saat itu menjabat Wali Kota Medan; dan Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Sumatera Utara, dengan melakukan pertemuan bersama seniman dan budayawan guna membicarakan nasib TBSU, Januari lalu. Namun, hingga saat ini belum ada tanda-tanda akan dibangun. Padahal, gedung tersebut sudah sepantasnya dibangun sebagai wadah para senimanseniman lokal untuk berkarya.
“Tentu perlu dukungan fasilitas dalam setiap kegiatan. Begitu juga para seniman dan budayawan perlu fasilitas lengkap agar lebih aktif lagi melakukan kegiatan di TBSU ini. Tapi kami tetap mengharapkan diperbaiki agar semakin banyak orang yang datang,” katanya.
Sebelumnya, Jhon Siahaan, seniman Kota Medan, mengatakan, sudah sejak lama kondisi TBSU terlihat memprihatinkan. Namun, belum ada tindakan yang dilakukan pemerintah setempat. Meski keberadaannya sudah sangat memprihatinkan, para seniman dan budayawan masih menjadikan TBSU sebagai tempat berkumpul. Selain itu juga melakukan berbagai kegiatan pentas seni dan budaya.
“Lihat saja sudah semrawut. Plafonnya sudah rusak dan dindingnya juga sudah kusam. Bahkan, banyak alat-alat sudah tidak berfungsi lagi. Padahal, jika bagus, semakin enak untuk melakukan pentas seni. Masyarakat juga akan semakin senang datang ke sini,” katanya.
Irwan siregar
Gedung tempat berkumpulnya para budayawan dan seniman ini keberadaannya sungguh memprihatinkan. Lihat saja atap plafon gedung sudah terlihat kupak-kapik . Begitu juga kondisi dinding sudah kusam. Belum lagi ruangan yang ada di dalam gedung, sudah tidak terawat. Tidak adanya perbaikan sejak beberapa tahun belakangan ini, menjadikan tempat pertunjukan seni dan budaya tersebut semakin memprihatinkan.
Padahal, wacana penyerahan pengelolaan TBSU Pemerintah Provinsi (Pemrov) Sumut kepada Pemerintah Kota (Pemko) Medan sudah bergulir sejak 2013, namun belum terealisasi. “Belum ada pembangunan yang dilakukan, padahal sudah sejak beberapa tahun lalu kondisi sejumlah gedung seperti ini (rusak),” kata seorang pengunjung TBSU, S Simanjuntak, 21, warga Jalan Pancing kepada KORAN SINDO MEDAN , Kamis (3/9).
Menurutnya, pembicaraan nasib TBSU sudah pernah dibicarakan Dzulmi Eldin yang saat itu menjabat Wali Kota Medan; dan Gatot Pujo Nugroho selaku Gubernur Sumatera Utara, dengan melakukan pertemuan bersama seniman dan budayawan guna membicarakan nasib TBSU, Januari lalu. Namun, hingga saat ini belum ada tanda-tanda akan dibangun. Padahal, gedung tersebut sudah sepantasnya dibangun sebagai wadah para senimanseniman lokal untuk berkarya.
“Tentu perlu dukungan fasilitas dalam setiap kegiatan. Begitu juga para seniman dan budayawan perlu fasilitas lengkap agar lebih aktif lagi melakukan kegiatan di TBSU ini. Tapi kami tetap mengharapkan diperbaiki agar semakin banyak orang yang datang,” katanya.
Sebelumnya, Jhon Siahaan, seniman Kota Medan, mengatakan, sudah sejak lama kondisi TBSU terlihat memprihatinkan. Namun, belum ada tindakan yang dilakukan pemerintah setempat. Meski keberadaannya sudah sangat memprihatinkan, para seniman dan budayawan masih menjadikan TBSU sebagai tempat berkumpul. Selain itu juga melakukan berbagai kegiatan pentas seni dan budaya.
“Lihat saja sudah semrawut. Plafonnya sudah rusak dan dindingnya juga sudah kusam. Bahkan, banyak alat-alat sudah tidak berfungsi lagi. Padahal, jika bagus, semakin enak untuk melakukan pentas seni. Masyarakat juga akan semakin senang datang ke sini,” katanya.
Irwan siregar
(ars)