PGSI Terjunkan Tim Jaring Atlet Potensial
A
A
A
SEMARANG - Pengurus Pusat (PP) Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI) telah menerjunkan tim untuk memantau performa atlet yang turun di Indonesia Open Wrestling 2015, 3–5 September, di Auditorium Universitas Negeri Semarang.
Kejuaraan tersebut diikuti 11 pengurus provinsi dan Jawa Tengah sebagai tuan rumah. Selain itu, dua negara di Asia Tenggara juga ambil bagian, di antaranya Thailand dan Kamboja. Adapun, Filipina, Malaysia, serta Iran sudah membatalkan diri. Dalam ajang tersebut, PP PGSI mulai mendata beberapa atlet yang diproyeksikan bakal mewakili Indonesia dalam ajang Asian Games pada 2018.
”Ini merupakan salah satu ajang PGSI untuk menilai atlet yang menonjol untuk direkrut dalam persiapan Asian Games 2018. Kami sudah terjunkan tim, ” ungkap Sekretaris Jenderal PGSI Dodi Iswandi dalam pembukaan acara tersebut di Wisma Perdamaian, Semarang, Rabu (2/9) malam. Menurut Dodi, dalam Asian Games pada 2017 di Malaysia, PGSI tidak bisa berharap lebih karena Malaysia tidak punya atlet gulat. Pada SEA Games lalu di Singapura gulat juga tidak dipertandingkan lantaran Singapura tidak memiliki atlet.
”Kami berharap agar Presiden Gulat Asia Vangshan Kithipot bisa mendorong agar gulat tetap dipertandingkan di ASEAN Games,” ujarnya. Vangshan Kithipot berkesempatan hadir dalam Indonesia Open 2015 di Semarang. Dodi menambahkan, tim dari PGSI tidak hanya akan berhenti memantau performa atlet sampai pada ajang ini saja. Pada babak kualifikasi PON di Jambi November mendatang juga akan diterjunkan tim di sana. Sebab, untuk mencari atlet yang mumpuni tidak mudah.
”Yang ada di Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, kemudian sedikit-sedikit ada di Jawa Timur, Sumatera Barat, dan Riau, mudah-mudahan akan bangkit atlet gulat di Jateng,” ujarnya. Ketua Panitia Indonesia Open Wrestling Bambang Raharjo Munajat mengaku sedikit kecewa karena banyak negara di Asia yang absen, seperti Korea Selatan. Pihaknya sudah tidak mendapat konfirmasi dari Negeri Ginseng tersebut karena beberapa atletnya dipanggil untuk wajib militer.
”Sebenarnya dengan keikutsertaan atlet dari luar negeri bisa menjadi pelajaran berharga bagi atlet Indonesia untuk melihat gaya bertanding,” kata dia. Indonesia Open Gulat 2015 total diikuti 270 atlet.
Arif purniawan
Kejuaraan tersebut diikuti 11 pengurus provinsi dan Jawa Tengah sebagai tuan rumah. Selain itu, dua negara di Asia Tenggara juga ambil bagian, di antaranya Thailand dan Kamboja. Adapun, Filipina, Malaysia, serta Iran sudah membatalkan diri. Dalam ajang tersebut, PP PGSI mulai mendata beberapa atlet yang diproyeksikan bakal mewakili Indonesia dalam ajang Asian Games pada 2018.
”Ini merupakan salah satu ajang PGSI untuk menilai atlet yang menonjol untuk direkrut dalam persiapan Asian Games 2018. Kami sudah terjunkan tim, ” ungkap Sekretaris Jenderal PGSI Dodi Iswandi dalam pembukaan acara tersebut di Wisma Perdamaian, Semarang, Rabu (2/9) malam. Menurut Dodi, dalam Asian Games pada 2017 di Malaysia, PGSI tidak bisa berharap lebih karena Malaysia tidak punya atlet gulat. Pada SEA Games lalu di Singapura gulat juga tidak dipertandingkan lantaran Singapura tidak memiliki atlet.
”Kami berharap agar Presiden Gulat Asia Vangshan Kithipot bisa mendorong agar gulat tetap dipertandingkan di ASEAN Games,” ujarnya. Vangshan Kithipot berkesempatan hadir dalam Indonesia Open 2015 di Semarang. Dodi menambahkan, tim dari PGSI tidak hanya akan berhenti memantau performa atlet sampai pada ajang ini saja. Pada babak kualifikasi PON di Jambi November mendatang juga akan diterjunkan tim di sana. Sebab, untuk mencari atlet yang mumpuni tidak mudah.
”Yang ada di Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, kemudian sedikit-sedikit ada di Jawa Timur, Sumatera Barat, dan Riau, mudah-mudahan akan bangkit atlet gulat di Jateng,” ujarnya. Ketua Panitia Indonesia Open Wrestling Bambang Raharjo Munajat mengaku sedikit kecewa karena banyak negara di Asia yang absen, seperti Korea Selatan. Pihaknya sudah tidak mendapat konfirmasi dari Negeri Ginseng tersebut karena beberapa atletnya dipanggil untuk wajib militer.
”Sebenarnya dengan keikutsertaan atlet dari luar negeri bisa menjadi pelajaran berharga bagi atlet Indonesia untuk melihat gaya bertanding,” kata dia. Indonesia Open Gulat 2015 total diikuti 270 atlet.
Arif purniawan
(ars)