Kemarau Panjang, Puluhan Situ di Subang Kekeringan
A
A
A
SUBANG - Puluhan situ yang tersebar di belasan kecamatan, di Kabupaten Subang, mengering akibat dilanda kemarau panjang sejak tiga bulan terakhir.
Sebagian warga pun memanfaatkan lahan situ mengering ini sebagai tempat penggembalaan hewan ternak. Adapun warga lainnya mengalihfungsikan sebagian lahan situ menjadi areal tanaman palawija.
Pantauan di lapangan, sejumlah situ mengering tersebar di belasan desa, seperti Situ Sindangsari, di Desa Sindangsari, Kecamatan Cikaum, Situ Citapen, di Desa Prapatan, Kecamatan Purwadadi, dan Situ Dawuan, di Desa Manyeti, Kecamatan Dawuan.
Selanjutnya, Situ Saradan, di Desa Sukamulya, Kecamatan Pagaden, Situ Ki Rasiman, di Desa Munjul, dan Situ Cijambe, di Desa Balingbing, Kecamatan Pagaden Barat.
Penggembala ternak asal Kampung Nagrogjaya Desa Sukamulya Junaedi (50) mengaku, dirinya sempat kaget melihat situ di daerahnya mengering selama tiga tahun berturut-turut pasca dinormalisasi akhir 2012 silam.
Sebab setahu dia, situ biasa mengering satu kali dalam kurun waktu delapan tahun. "Itu juga tak sampai kering total, sebab biasanya air masih tersisa. Tapi sekarang kekeringannya parah," katanya, kepada wartawan, Kamis (3/9/2015).
Sebelum mengering, situ yang pernah jebol awal tahun 2012 tersebut mengairi ratusan hektare sawah di dua kecamatan, di antaranya Desa Sukamulya dan Kamarung, Kecamatan Pagaden, Desa Jati, dan Simpar, di Kecamatan Cipunagara.
"Selain untuk memasok air ke sawah-sawah, situ ini juga sering digunakan warga untuk beternak ikan jaring apung," tuturnya.
Namun, ketika air surut dan mengering, areal situ berubah jadi tempat penggembalaan hewan ternak. Bahkan, di beberapa titik ditanami pepohonan oleh warga setempat.
Warga lainnya Uyi (60) menyebut, situ mengering sejak tiga bulan lalu. Dia kaget air situ mendadak surut secara sekaligus.
"Dulu sebelum dikeruk, air situ biasa menyusut perlahan, tak sekaligus seperti sekarang. Dua tahun ini kekeringannya sangat parah, sampai jadi tempat menggembala ternak segala," katanya.
Adapun di Kecamatan Cikaum dan Purwadadi, sejumlah situ yang mengering dimanfaatkan warga setempat untuk lahan bercocok tanam palawija, seperti kacang panjang, mentimun, dan sebagainya.
"Meski air situnya surut, kami masih bisa memanfaatkannya untuk bertanam palawija. Sebab jenis tanaman ini tak butuh air banyak," timpal Ade, petani palawija yang memanfaatkan lahan Situ Citapen Kecamatan Purwadadi yang mengalami kekeringan.
Sebagian warga pun memanfaatkan lahan situ mengering ini sebagai tempat penggembalaan hewan ternak. Adapun warga lainnya mengalihfungsikan sebagian lahan situ menjadi areal tanaman palawija.
Pantauan di lapangan, sejumlah situ mengering tersebar di belasan desa, seperti Situ Sindangsari, di Desa Sindangsari, Kecamatan Cikaum, Situ Citapen, di Desa Prapatan, Kecamatan Purwadadi, dan Situ Dawuan, di Desa Manyeti, Kecamatan Dawuan.
Selanjutnya, Situ Saradan, di Desa Sukamulya, Kecamatan Pagaden, Situ Ki Rasiman, di Desa Munjul, dan Situ Cijambe, di Desa Balingbing, Kecamatan Pagaden Barat.
Penggembala ternak asal Kampung Nagrogjaya Desa Sukamulya Junaedi (50) mengaku, dirinya sempat kaget melihat situ di daerahnya mengering selama tiga tahun berturut-turut pasca dinormalisasi akhir 2012 silam.
Sebab setahu dia, situ biasa mengering satu kali dalam kurun waktu delapan tahun. "Itu juga tak sampai kering total, sebab biasanya air masih tersisa. Tapi sekarang kekeringannya parah," katanya, kepada wartawan, Kamis (3/9/2015).
Sebelum mengering, situ yang pernah jebol awal tahun 2012 tersebut mengairi ratusan hektare sawah di dua kecamatan, di antaranya Desa Sukamulya dan Kamarung, Kecamatan Pagaden, Desa Jati, dan Simpar, di Kecamatan Cipunagara.
"Selain untuk memasok air ke sawah-sawah, situ ini juga sering digunakan warga untuk beternak ikan jaring apung," tuturnya.
Namun, ketika air surut dan mengering, areal situ berubah jadi tempat penggembalaan hewan ternak. Bahkan, di beberapa titik ditanami pepohonan oleh warga setempat.
Warga lainnya Uyi (60) menyebut, situ mengering sejak tiga bulan lalu. Dia kaget air situ mendadak surut secara sekaligus.
"Dulu sebelum dikeruk, air situ biasa menyusut perlahan, tak sekaligus seperti sekarang. Dua tahun ini kekeringannya sangat parah, sampai jadi tempat menggembala ternak segala," katanya.
Adapun di Kecamatan Cikaum dan Purwadadi, sejumlah situ yang mengering dimanfaatkan warga setempat untuk lahan bercocok tanam palawija, seperti kacang panjang, mentimun, dan sebagainya.
"Meski air situnya surut, kami masih bisa memanfaatkannya untuk bertanam palawija. Sebab jenis tanaman ini tak butuh air banyak," timpal Ade, petani palawija yang memanfaatkan lahan Situ Citapen Kecamatan Purwadadi yang mengalami kekeringan.
(san)