Kisah Palu Maut Pencabut Nyawa Fricila
A
A
A
BANDUNG - Aksi sadis yang dilakukan SF (13) terhadap mantan pacarnya Fricila Dina (15) ternyata sudah direncanakan. Tersangka yang masih duduk di bangku kelas VII ini tega menghabisi nyawa korban dengan menggunakan palu.
Berbeda dengan kasus pembunuhan lain yang menggunakan senjata tajam, tersangka memilih membunuh korban menggunakan palu berukuran cukup besar dengan panjang sekira 30 cm.
"Korban meninggal setelah tiga kali dipukul menggunakan palu. Awalnya, dipukul korban tersungkur setelah itu dipukul lagi. Semuanya mengenai bagian kepala," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Pol AR Yoyol, Selasa (1/9/2015).
Dari hasil pemeriksaan, SF mengaku jika palu tersebut sebelumnya disimpan di sebuah rumah kosong tak jauh dari lokasi korban dibunuh yang berada di pesawahan dekat Grand Sharon, Jalan Inspeksi Cidurian, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung.
Pihaknya menduga, palu tersebut sengaja dipersiapkan untuk menghabisi nyawa korban. Pasalnya, saat kejadian tersangka menemui korban dalam keadaan telah membawa palu yang disimpan sebelumnya di rumah kosong.
"Pengakuannya palu itu untuk merusak bangunan rumah kosong. Tapi saat kejadian pelaku membawa palu itu dengan memasukannya ke dalam tas sekolah," jelasnya.
Kini, palu tersebut seolah menjadi saksi bisu atas kasus pembunuhan sadis tersebut. Untuk kepentingan penyelidikan, palu yang telah berlumuran darah itu diamankan sebagai barang bukti.
Berbeda dengan kasus pembunuhan lain yang menggunakan senjata tajam, tersangka memilih membunuh korban menggunakan palu berukuran cukup besar dengan panjang sekira 30 cm.
"Korban meninggal setelah tiga kali dipukul menggunakan palu. Awalnya, dipukul korban tersungkur setelah itu dipukul lagi. Semuanya mengenai bagian kepala," kata Kapolrestabes Bandung Kombes Pol AR Yoyol, Selasa (1/9/2015).
Dari hasil pemeriksaan, SF mengaku jika palu tersebut sebelumnya disimpan di sebuah rumah kosong tak jauh dari lokasi korban dibunuh yang berada di pesawahan dekat Grand Sharon, Jalan Inspeksi Cidurian, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung.
Pihaknya menduga, palu tersebut sengaja dipersiapkan untuk menghabisi nyawa korban. Pasalnya, saat kejadian tersangka menemui korban dalam keadaan telah membawa palu yang disimpan sebelumnya di rumah kosong.
"Pengakuannya palu itu untuk merusak bangunan rumah kosong. Tapi saat kejadian pelaku membawa palu itu dengan memasukannya ke dalam tas sekolah," jelasnya.
Kini, palu tersebut seolah menjadi saksi bisu atas kasus pembunuhan sadis tersebut. Untuk kepentingan penyelidikan, palu yang telah berlumuran darah itu diamankan sebagai barang bukti.
(san)