Kemampuan Berbahasa Jawa Siswa DIY Memprihatinkan

Selasa, 01 September 2015 - 05:28 WIB
Kemampuan Berbahasa Jawa Siswa DIY Memprihatinkan
Kemampuan Berbahasa Jawa Siswa DIY Memprihatinkan
A A A
YOGYAKARTA - Kemampuan berbahasa Jawa siswa di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dinilai sudah sangat mengkhawatirkan. Menurut survei yang dilakukan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY dua tahun terakhir, kurang dari 50 persen siswa DIY yang benar-benar bisa berbahasa Jawa sesuai aturan.

"Sesuai aturan di sini maksudnya bisa berbahasa Jawa krama inggil sampai ngoko. Kalau cuma berbahasa Jawa seadanya dan dicampur bahasa Indonesia, hampir semua siswa bisa. Kenyataan inilah yang kemudian membuat kami di Disdikpora merasa bahasa Jawa saat ini sudah dalam kondisi darurat. Harus dilakukan upaya agar bahasa Jawa tetap ada dan dipakai sebagaimana mestinya," ujar Kepala Disdikpora DIY Kadarmanta Baskara Aji, Senin (31/8/2015).

Kepada wartawan seusai membuka Gebyar Anugerah Ki Hajar di Kantor Balai Teknologi Komunikasi dan Pendidikan (BTKP), Aji menjelaskan upaya mengembalikan kecintaan masyarakat, utamanya siswa pada bahasa Jawa telah dilakukan melalui pembuatan aturan dan perubahan kurikulum pendidikan bahasa Jawa.

Menurut Aji, sudah ada Perda Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pendidikan Berbasis Budaya yang mewajibkan semua sekolah mengajarkan pelajaran bahasa Jawa minimal dua jam mata pelajaran di pendidikan dasar hingga menengah atas.

"Memang sedikit memaksa, tapi ini dilakukan karena makin banyak yang meninggalkan bahasa Jawa. Termasuk orangtua saat ini yang lebih bangga melihat anaknya pintar berbahasa Inggris daripada berbahasa Jawa. Apalagi, mulai banyak sekolah yang mewajibkan bahasa Inggris dalam satu hari tertentu di sekolah sebagai bahasa komunikasi. Sementara, bahasa Jawa justru tidak digunakan sama sekali," paparnya.

Perubahan bahan ajar dan kurikulum baru pendidikan bahasa Jawa dilakukan karena kurikulum yang lama sudah tidak layak pakai. Sejak 2012 lalu, Disdikpora DIY pun melakukan perombakan terhadap kurikulum secara bertahap, dari SD dan telah selesai pada 2014 untuk tingkat SMA/SMK.

"Berdasarkan hasil evaluasi kami usai menyusun kurikulum, para guru bahasa Jawa di DIY menilai bahwa kurikulum yang saat ini sudah sesuai perkembangan zaman. Agar lebih meyakinkan lagi, tahun ini kami akan melakukan evaluasi di tingkat siswa terkait kurikulum yang baru."
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7125 seconds (0.1#10.140)