Kemampuan Memainkan Jari Lentik
A
A
A
SEMARANG - Sebanyak 160 peserta dari berbagai daerah di Indonesia beradu kemampuan dalam kompetisi musik dengan keahlian piano di Kota Semarang, kemarin.
Peserta yang terdiri atas usia 7-21 tahun itu terbagi dalam enam kategori, di antaranya petite , junior A, junior B, teenager, senior, danadult. Dalam acara The 7th Semarang Open Piano Competition di Hotel Aston Semarang tersebut, para peserta membawakan karya-karya klasikal dari komposer-komposer kelas dunia. Sebut saja Requiem Mars karya Wolfgang Amandeus Mozart, Impromptu karya dari Franz Peter Schubert, dan lain sebagainya.
Salah satu juri Iswargia Sudarno mengungkapkan, kompetisi tahun ini meningkat secara kualitas dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. “Tingkat kesulitan lebih tinggi dilihat dari instrumen yang dibawakan atau dipilih. Menariknya, peserta mampu menaklukkan sehingga persaingan lebih ketat,” katanya kemarin. Selain kualitas, jumlah peserta terus bertambah setiap tahun.
Dia menilai kompetisi musik dengan keahlian piano ini layak disebut berskala nasional karena perkembangan dari tahun ke tahun. “Ajang ini memberikan angin segar dan bisa menjadi salah satu tolok ukur perkembangan piano klasik di Indonesia. Melihat bakat- bakat muda menekuni piano klasik,” ujar pianis beberapa orkestra Tanah Air ini.
Juri lainnya, Henoch Chirstianto menilai Open Piano Competition bisa memfasilitasi bakat dan minat anak-anak. Secara umum rata-rata kualitas dan antusiasme peserta memang meningkat. Henoch menilai Kota Semarang menyimpan bakat luar biasa untuk piano klasik. “Dahulu kota ini sempat terlambat dibandingkan kota-kota lainnya.
Melihat peserta dari Semarang tahun ini kemampuannya sudah berkaliber tinggi,” ungkap pianis kelahiran Semarang ini. Salah satu peserta asal Surabaya, Michael Thian, 13, mengaku sudah mempersiapkan diri selama tiga bulan untuk kompetisi ini. Siswa SMP Xin Zhong kelas II sudah akrab dengan piano sejak usia empat tahun.
Berbagai kejuaraan nasional dan internasional sudah pernah diraih. Dia membawakan reportoar Bach dan Impromptu Schubert. “Kesulitan teknis jika menemukan piano kotor karena membuat nada meleset. Tapi hampir tidak ada saat di panggung maupun latihan,” ucapnya.
Hendrati hapsari
Peserta yang terdiri atas usia 7-21 tahun itu terbagi dalam enam kategori, di antaranya petite , junior A, junior B, teenager, senior, danadult. Dalam acara The 7th Semarang Open Piano Competition di Hotel Aston Semarang tersebut, para peserta membawakan karya-karya klasikal dari komposer-komposer kelas dunia. Sebut saja Requiem Mars karya Wolfgang Amandeus Mozart, Impromptu karya dari Franz Peter Schubert, dan lain sebagainya.
Salah satu juri Iswargia Sudarno mengungkapkan, kompetisi tahun ini meningkat secara kualitas dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. “Tingkat kesulitan lebih tinggi dilihat dari instrumen yang dibawakan atau dipilih. Menariknya, peserta mampu menaklukkan sehingga persaingan lebih ketat,” katanya kemarin. Selain kualitas, jumlah peserta terus bertambah setiap tahun.
Dia menilai kompetisi musik dengan keahlian piano ini layak disebut berskala nasional karena perkembangan dari tahun ke tahun. “Ajang ini memberikan angin segar dan bisa menjadi salah satu tolok ukur perkembangan piano klasik di Indonesia. Melihat bakat- bakat muda menekuni piano klasik,” ujar pianis beberapa orkestra Tanah Air ini.
Juri lainnya, Henoch Chirstianto menilai Open Piano Competition bisa memfasilitasi bakat dan minat anak-anak. Secara umum rata-rata kualitas dan antusiasme peserta memang meningkat. Henoch menilai Kota Semarang menyimpan bakat luar biasa untuk piano klasik. “Dahulu kota ini sempat terlambat dibandingkan kota-kota lainnya.
Melihat peserta dari Semarang tahun ini kemampuannya sudah berkaliber tinggi,” ungkap pianis kelahiran Semarang ini. Salah satu peserta asal Surabaya, Michael Thian, 13, mengaku sudah mempersiapkan diri selama tiga bulan untuk kompetisi ini. Siswa SMP Xin Zhong kelas II sudah akrab dengan piano sejak usia empat tahun.
Berbagai kejuaraan nasional dan internasional sudah pernah diraih. Dia membawakan reportoar Bach dan Impromptu Schubert. “Kesulitan teknis jika menemukan piano kotor karena membuat nada meleset. Tapi hampir tidak ada saat di panggung maupun latihan,” ucapnya.
Hendrati hapsari
(bbg)