Tangan Mungil Lintang Bawa Pulang Dua Emas

Jum'at, 28 Agustus 2015 - 09:40 WIB
Tangan Mungil Lintang...
Tangan Mungil Lintang Bawa Pulang Dua Emas
A A A
Meski terlihat mungil, tangantangan atlet kelas Spider Kid kejurnas Panjat Tebing Kelompok Umur di Sirkuit Panjat Tebing Mandalakrida tetap terlihat kuat mencengkeram batu buatan yang dipasang di papan.

Latihan yang dilakoni bertahun-tahun telah membentuk kekuatan dari tangan-tangan mungil itu menjadi kuat melewati jalur memanjat yang telah disiapkan. Kualitas papan atau wall yang memenuhi standar internasional tidak menjadi tantangan tersendiri bagi anak-anak yang berasal dari 17 provinsi yang hadir di Yogyakarta 20–26 Agustus lalu.

Meski masih berusia tujuh hingga 13 tahun untuk kelas Spider Kid, semua yang memiliki misi yang sama yakni tampil menjadi yang terbaik sehingga bisa membawa pulang medali emas. Salah satu yang sukses meraih prestasi adalah Sukma Lintang Cahyani, 10 atlet panjat tebing DIY yang turun di kelas Spider Kid B kategori wanita.

Meski persaingan yang dihadapi cukup berat, atlet DIY tersebut tampil terbaik dan mengantongi medali emas. Bahkan medali emas tersebut menjadi medali pertama yang diraih kontingen DIY di ajang kejurnas ke X tersebut. "Senang bisa mendapat medali. Emas lagi," kata Lintang usai mendapat pengalungan medali.

Atlet kelahiran 19 September 2004 tersebut mulai mengenal panjat tebing sebenarnya baru 1,5 tahun. Perkenalan diawali ketika ikut kakak latihan di papan panjat dinding yang ada di SMAN 3 Yogyakarta. Rasa penasaran yang muncul saat melihat atlet panjat berlatih ternyata terlihat oleh para pelatih dan teman-teman sang kakak.

Tawaran untuk mencoba memanjat wall yang berada di lapangan sisi barat sekolah langsung diiyakan. Akhirnya hingga kini Lintang menjadi salah satu atlet yang diandalkan oleh kontingen DIY untuk kegiatan perlombaan panjat dinding di kategori kelompok umur. Termasuk saat DIY menjadi tuan rumah dari Kejurnas Panjat Dinding Kelompok Umur Ke X.

Setelah ditunjuk menjadi salah satu wakil DIY, Lintang menjalani latihan yang cukup intensif sebelum berangkat ke kejurnas. Seminggu lima kali setiap sore latihan teknik dilakoni di lapangan SMAN 3 Yogyakarta yang berada di kawasan Kotabaru. Sementara untuk akhir pekan alias Sabtu, latihan fisik bersama dengan teman-temannya.

Latihan yang dijalani akhirnya mampu memompa rasa percaya diri meski harus berhadapan dengan pesaingpesaing yang cukup berat seperti atlet dari Jawa Timur, DKI, dan Jawa Tengah. "Yakin saja karena kami sudah sering latihan di sini," ungkap siswi SD Kanisius Kotabaru Yogyakarta tersebut.

Medali emas yang direbut Lintang pada kejurnas kali ini menjadi sebuah catatan terpenting dalam perjalanan menjadi atlet panjat dinding. Medali emas dari kelas Spider Kid B tersebut menjadi medali emas pertama yang berhasil diraih dari aktivitasnya di olahraga tersebut.

Dari berbagai lomba dan kompetisi yang diikuti seperti di Kudus, Ngawi, Surabaya selama ini belum pernah Lintang bisa menjadi terbaik di kelas yang diikuti. Di Kejurnas Panjat Tebing Kelompok Umur Ke X kontingen DIY yang diperkuat Lintang mampu finis di peringkat kelima dari 17 provinsi yang mengirimkan atlet.

Dua medali emas, satu perak dan satu perunggu yang salah satunya diraih Lintang menjadikan kontingen DIY mampu memenuhi target. Berbekal atlet hasil penyelenggaraan Kejurda, kontingen DIY menargetkan mampu membawa pulang dua medali emas.

"Selain Lintang, emas juga kami dapatkan dari Seto yang turun di Youth putra," kata Sekretaris Umum Pengda FPTI DIY, Topan Faizal Rizal. Pengda FPTI DIY mendukung upaya regenerasi atlet panjat dinding mulai dari usia dini. Pembinaan dari kelas Spider Kid dan Youth dilakukan untuk mendorong kembali munculnya atlet panjat dinding kelas dunia dari DIY seperti yang dimiliki beberapa tahun lalu.

Maha Deva
Yogyakarta
(bbg)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2037 seconds (0.1#10.24)