Kampanye Damai Diwarnai Saling Sindir
A
A
A
UNGARAN - Adu piawai pidato dan saling sindir antarpasangan calon bupati dan wakil bupati (wabup) mewarnai deklarasi kampanye damai pemilihan kepala daerah (pilkada) Kabupaten Semarang kemarin.
Riuh rendah nyanyian dan yelyel dari pendukung masingmasing pasangan calon (paslon) makin memeriahkan acara deklarasi yang berlangsung di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat, Jalan Ahmad Yani No 6, Ungaran. Diawali sambutan dari paslon nomor urut 1, Mundjirin-Ngesti Nugraha (Mukti).
Mundjirin yang berdiri di hadapan ratusan pendukungnya dan pendukung paslon nomor urut 2, Nur Jatmiko-Masud Ridwan (Jatimas) menyatakan acara deklarasi kampanye damai merupakan komitmen kedua kubu untuk melaksanakan kampanye secara damai. “Ini adalah pemilu damai. Sebab, kalau tidak ada Jatimas, pilkada tidak jadi. Demikian halnya jika tidak ada Mukti maka pilkada juga tidak jadi.
Maka, kita ini saling melengkapi, jadi ojo do kerengan (jangan saling bermusuhan), jangan saling mengejek,” kata calon petahana (incumbent) ini. Pasangannya, Ngesti Nugraha, menambahkan bahwa sesuai permintaan KPU dan aparat keamanan, pilkada harus berlangsung kondusif. Karena itu, jangan ada fitnah yang dihembuskan selama masa kampanye.
Tak mau kalah, calon wabup dari Jatimas, Masud Ridwan menyatakan dirinya dan Ngesti Nugraha merupakan teman akrab selama tiga periode menjadi anggota DPRD Kabupaten Semarang. “Jadi tidak mungkin saya akan memfitnah sahabat saya,” katanya lantang menjawab sindiran Ngesti.
Masud juga menyampaikan paslon nomor urut dua hadir untuk membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Dan puncaknya, calon bupati Nur Jatmiko menutup sambutan paslon dengan sebuah pengakuan yang cukup singkat tapi unik. “Saya memang tidak pandai bicara namun insya Allah saya pintar bekerja,” ujarnya diiringi tepukan dan yel-yel pendukungnya.
Agus joko
Riuh rendah nyanyian dan yelyel dari pendukung masingmasing pasangan calon (paslon) makin memeriahkan acara deklarasi yang berlangsung di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat, Jalan Ahmad Yani No 6, Ungaran. Diawali sambutan dari paslon nomor urut 1, Mundjirin-Ngesti Nugraha (Mukti).
Mundjirin yang berdiri di hadapan ratusan pendukungnya dan pendukung paslon nomor urut 2, Nur Jatmiko-Masud Ridwan (Jatimas) menyatakan acara deklarasi kampanye damai merupakan komitmen kedua kubu untuk melaksanakan kampanye secara damai. “Ini adalah pemilu damai. Sebab, kalau tidak ada Jatimas, pilkada tidak jadi. Demikian halnya jika tidak ada Mukti maka pilkada juga tidak jadi.
Maka, kita ini saling melengkapi, jadi ojo do kerengan (jangan saling bermusuhan), jangan saling mengejek,” kata calon petahana (incumbent) ini. Pasangannya, Ngesti Nugraha, menambahkan bahwa sesuai permintaan KPU dan aparat keamanan, pilkada harus berlangsung kondusif. Karena itu, jangan ada fitnah yang dihembuskan selama masa kampanye.
Tak mau kalah, calon wabup dari Jatimas, Masud Ridwan menyatakan dirinya dan Ngesti Nugraha merupakan teman akrab selama tiga periode menjadi anggota DPRD Kabupaten Semarang. “Jadi tidak mungkin saya akan memfitnah sahabat saya,” katanya lantang menjawab sindiran Ngesti.
Masud juga menyampaikan paslon nomor urut dua hadir untuk membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Dan puncaknya, calon bupati Nur Jatmiko menutup sambutan paslon dengan sebuah pengakuan yang cukup singkat tapi unik. “Saya memang tidak pandai bicara namun insya Allah saya pintar bekerja,” ujarnya diiringi tepukan dan yel-yel pendukungnya.
Agus joko
(bbg)