Pilkades Purwakarta Tercepat

Kamis, 27 Agustus 2015 - 09:42 WIB
Pilkades Purwakarta Tercepat
Pilkades Purwakarta Tercepat
A A A
PURWAKARTA - Purwakarta mencatat rekor. Kabupaten ini menggelar pemilihan kepala desa (pilkades) serentak dan tercepat di Indonesia.

Pesta demokrasi warga desa itu digelar selama satu hari penuh di 87 desa dan diikuti 302 calon kades. Kegiatan dimulai dengan pemungutan suara serentak pukul 07.00 WIB. Kemudian pu kul 20.00 WIB, panitia mengumumkan kades pemenang. Atas rekor tercepat tersebut, pil kades serentak di Kabupaten Purwakarta mendapat penghar gaan dari Museum Rekor Dunia In donesia (MURI).

Uniknya, para calon kades yang memenangkan pilkada setelah memperoleh suara terbanyak, langsung dilantik oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi di Balai Citra Resmi Jalan RE Martadinata, Purwakarta se ki tar pu kul 21.00 WIB, tadi malam. Selain mengucapkan sumpah resmi menurut undang-undang, sebanyak 87 kades terpilih juga disumpah adat.

Mereka disumpah siap disambar petir dan ditabrak mobil jika tidak men jalankan tanggung jawab dan kewajibannya dengan baik melayani masyarakat. “Aingsumpah, munngalang- garnaonnudiucapkensiap diben- targuludug. (Saya bersumpah, jika melanggar apa yang saya ucapkan, saya siap disambar petir),” ujar para kades terpilih itu serentak saat pelantikan di hadapan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.

Dalam sambutanya, Bupati Dedi Mulyadi mengemukakan, sistem pilkades cepat yang digelar di Purwakarta ini merupakan gagasannya. Proses ini sebelumnya dianggap mustahil, namun buktinya sukses digelar dengan tanpa kendala.

“Sebelumnya kami menggelar pilkades serentak yang me libatkan sedikitnya 100 desa. Ini sebelumnya dianggap mustahil tapi ternyata sukses digelar. Sekarang ditiru oleh hampir semua kabupaten di Indonesia. Hari ini saya membuat terobosan ekstrem lagi. Ini juga sukses digelar,” kata Dedi.

Bupati mengungkapkan, sistem pilkades cepat di Purwakarta diharapkan menjadi contoh daerah lain. Karena selain efesien waktu dan anggaran, sistem pilkades cepat juga justru lebih aman dan menghindari konflik. Kendati begitu, Dedi mempersilakan bagi pihak-pihak atau calon kades yang kalah dan me rasa keberatan untuk mengajukan gugatan hukum. Namun, gugatan itu tidak akan meng hentikan proses pelantikan.

Hal ini untuk menghindari kekosongan kursi pemerin tahan di desa. Jadi, selama gugatan berlang sung, pemerintahan di ting kat desa masih akan terus berjalan. “Jika gugatan dikabulkan, maka Pemkab Purwakarta akan melantik kades pemenang di pengadilan dan mencabut SK Kades yang hari ini diberikan,” ungkap Bupati.

Wakil Direktur MURI Osmar Samesta Susilo menyatakan, penghargaan rekor baru diberikan MURI karena belum pernah terjadi di Indonesia dan belahan dunia manapun pilka des digelar sangat cepat, dari pemungutan suara, penghitungan, hingga pelantikan digelar dalam satu hari. “Luar biasa, MURI menilai ini layak dianugerahi rekor baru MURI sebagai pilkades tercepat,” kata Omar.

Sistem pelaksanaan pilkades cepat di Purwakarta ini sama dengan pesta demokrasi lainnya, seperti pilkada dan pil pres, yakni menggunakan sis tem tem pat pemungutan suara (TPS). Terdapat 167 TPS de ngan jumlah pemilih 227.891 orang. Mereka memilih 302 calon kades di 87 desa. Untuk calon kades sendiri dibatasi maksimal lima orang calon di setiap desa.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengemukakan, biaya pilkades serentak ditanggung Pemkab Purwakarta sekitar Rp15.000 per pemilih. Jumlah itu lebih rendah dari pelaksanaan pilkada yang mencapai Rp18.000 per pemilih.

Terobosan Baru

Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Muradi mengapresiasi langkah Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dalam menggelar pilkades serentak dan tercepat di 87 desa. “Ini merupakan salah satu terobosan dari pemimpin daerah dalam menciptakan situasi politik dan demokratis dan bisa menghemat biaya,” ungkap Muradi saat dihubungi KORAN SINDO semalam.

Menurut Muradi, dengan digelarnya Pilkades serentak bisa meredam konflik di desa. “Misalnya bila digelar terpisah ketika ada konflik di satu desa akan menular dengan cepat dan merembet ke desa lain saat meng gelar pilkades,” ujar Muradi. Selain itu, masyarakat pun bisa fokus dalam menyalurkan hasrat politiknya dalam sehari tersebut.

“Pelayanan publik akan terfokus dan tidak terpencar,” ujar dia. Mengenai penghematan biaya, Muradi menilai, pilkades serentak yang digelar dengan sistem cepat, dipastikan lebih hemat dibanding pilkades yang digelar satu persatu.

Didin jalaludin/ Yugi prasetyo
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9989 seconds (0.1#10.140)