Hilang sejak 10 Agustus, Yenny Ditemukan Tewas
A
A
A
TONDANO - Yenny Floortje Maweru (48), warga Perum Asabri, Lingkungan IV, Kelurahan Sasaran, Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara yang dinyatakan hilang sejak Senin (10/8/2015), ditemukan tak bernyawa dengan kondisi membusuk di pintu air PLTA Desa Tonsea Lama, Kecamatan Tondano Utara, Rabu (26/8/2015).
Rahmat Uno, saksi mata yang pertama kali melihat mayat tersebut mengaku, ketika hendak membersihkan eceng gondok di pintu air sekira pukul 08.30 Wita, dirinya melihat ada tubuh manusia yang tertutup dengan tumpukan eceng gondok.
"Awalnya saya tidak mengira bahwa itu sosok mayat. Saya merasa terkejut ketika melihat dengan lebih dekat. Tentunya saya merasa kaget dan langsung menginformasikan kepada orang-orang di sekitar," tuturnya.
Kejadian penemuan mayat tersebut sontak menghebohkan warga setempat yang langsung memenuhi lokasi.
Tim Identifikasi Polres Minahasa langsung melakukan olah tempat kejadian perkara dan melakukan evakuasi dibantu relawan SAR Minahasa dan masyarakat. Korban dibawa ke Rumah Sakit Sam Ratulangi Tondano untuk tindakan lanjutan berupa visum luar oleh dokter.
Kapolsek Toulimambot Iptu Hani Gumerung ketika dikonfirmasi terkait hal ini mengatakan, menurut hasil keterangan medis, tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
"Memang ada beberapa luka goresan di tubuh korban. Namun menurut keterangan dokter itu mungkin luka goresan saat korban hanyut di sungai seperti tergores benda-benda yang ada di aliran sungai seperti kayu, bambu, atau benda-benda keras lainnya," ujar Gumerung.
Dia menambahkan, saat ini pihaknya masih sementara melakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Saat ditemukan korban mengenakan pakaian seperti semi jas berwarna biru dongker dengan atasan lengan panjang dan menggunakan rok pendek. Bersama mayat korban ditemukan barang bukti berupa ponsel jenis Nokia beserta kunci dan gantungan kunci berwarna hitam," sambungnya.
Sementara itu, suami korban, Franky Sumanti (48), ketika ditemui sejumlah wartawan menuturkan bahwa sosok mayat yang ditemukan di pintu air PLTA Tonsea Lama benar adalah istrinya. Menurut penuturan Franky, dirinya mengetahui sosok mayat tersebut dari tanda-tanda fisik yaitu pada tangan kanan korban yang bengkok bekas patah pada kecelakaan beberapa waktu lalu.
"Dia itu memang istri saya. Sebagai seorang suami tentunya saya mengenal betul seluk beluk tubuh istri saya dan itu benar dia," ucapnya sambil berlinang air mata.
"Hampir setiap hari saya sering mengantar istri saya ke kantor. Itu baju yang dia kenakan terakhir kali ketika ke kantor dan tak kembali lagi ke rumah," lanjutnya.
Dari pengakuan Franky, selama ini tidak ada persoalan apa pun dalam rumah tangga, baik antara dirinya dengan korban maupun dengan ketiga anak mereka Alfons, Alfa, dan Alfira.
"Kami memang sudah pasrah meski tetap berharap dia bisa ditemukan dalam keadaan hidup lewat pencarian yang kami lakukan dengan keluarga maupun dengan kerabat selang dua minggu berjalan. Tapi yang sudah terjadi ini kami percaya ada campur tangan Tuhan, meski ditemukan sudah tak bernyawa kami sudah menerima dengan lapang dada."
Diketahui, korban merupakan Kasubag Keuangan di Kantor Pengadilan Negeri (PN) Tondano. Korban juga merupakan pelayan khusus (pelsus) di Kolom VI Jemaat GMIM Kanaan Kulo.
Sebelum dinyatakan hilang, korban sempat terlihat kamera CCTV PN Tondano keluar dari halaman kantor. Korban juga sempat terlihat oleh seorang saksi yang masih kerabat dekat korban, berada di sebuah toko dekat kantor.
Pihak keluarga sempat mengecek keesokan harinya di Polda Sulawesi Utara untuk melacak sinyal ponsel korban terakhir digunakan dan didapati bahwa komunikasi terakhir korban berlokasi di depan bangunan lama GMIM Sion Ranowangko Kecamatan Tondano Timur, sekira pukul 18.00 Wita, di hari korban dinyatakan hilang.
Rahmat Uno, saksi mata yang pertama kali melihat mayat tersebut mengaku, ketika hendak membersihkan eceng gondok di pintu air sekira pukul 08.30 Wita, dirinya melihat ada tubuh manusia yang tertutup dengan tumpukan eceng gondok.
"Awalnya saya tidak mengira bahwa itu sosok mayat. Saya merasa terkejut ketika melihat dengan lebih dekat. Tentunya saya merasa kaget dan langsung menginformasikan kepada orang-orang di sekitar," tuturnya.
Kejadian penemuan mayat tersebut sontak menghebohkan warga setempat yang langsung memenuhi lokasi.
Tim Identifikasi Polres Minahasa langsung melakukan olah tempat kejadian perkara dan melakukan evakuasi dibantu relawan SAR Minahasa dan masyarakat. Korban dibawa ke Rumah Sakit Sam Ratulangi Tondano untuk tindakan lanjutan berupa visum luar oleh dokter.
Kapolsek Toulimambot Iptu Hani Gumerung ketika dikonfirmasi terkait hal ini mengatakan, menurut hasil keterangan medis, tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
"Memang ada beberapa luka goresan di tubuh korban. Namun menurut keterangan dokter itu mungkin luka goresan saat korban hanyut di sungai seperti tergores benda-benda yang ada di aliran sungai seperti kayu, bambu, atau benda-benda keras lainnya," ujar Gumerung.
Dia menambahkan, saat ini pihaknya masih sementara melakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Saat ditemukan korban mengenakan pakaian seperti semi jas berwarna biru dongker dengan atasan lengan panjang dan menggunakan rok pendek. Bersama mayat korban ditemukan barang bukti berupa ponsel jenis Nokia beserta kunci dan gantungan kunci berwarna hitam," sambungnya.
Sementara itu, suami korban, Franky Sumanti (48), ketika ditemui sejumlah wartawan menuturkan bahwa sosok mayat yang ditemukan di pintu air PLTA Tonsea Lama benar adalah istrinya. Menurut penuturan Franky, dirinya mengetahui sosok mayat tersebut dari tanda-tanda fisik yaitu pada tangan kanan korban yang bengkok bekas patah pada kecelakaan beberapa waktu lalu.
"Dia itu memang istri saya. Sebagai seorang suami tentunya saya mengenal betul seluk beluk tubuh istri saya dan itu benar dia," ucapnya sambil berlinang air mata.
"Hampir setiap hari saya sering mengantar istri saya ke kantor. Itu baju yang dia kenakan terakhir kali ketika ke kantor dan tak kembali lagi ke rumah," lanjutnya.
Dari pengakuan Franky, selama ini tidak ada persoalan apa pun dalam rumah tangga, baik antara dirinya dengan korban maupun dengan ketiga anak mereka Alfons, Alfa, dan Alfira.
"Kami memang sudah pasrah meski tetap berharap dia bisa ditemukan dalam keadaan hidup lewat pencarian yang kami lakukan dengan keluarga maupun dengan kerabat selang dua minggu berjalan. Tapi yang sudah terjadi ini kami percaya ada campur tangan Tuhan, meski ditemukan sudah tak bernyawa kami sudah menerima dengan lapang dada."
Diketahui, korban merupakan Kasubag Keuangan di Kantor Pengadilan Negeri (PN) Tondano. Korban juga merupakan pelayan khusus (pelsus) di Kolom VI Jemaat GMIM Kanaan Kulo.
Sebelum dinyatakan hilang, korban sempat terlihat kamera CCTV PN Tondano keluar dari halaman kantor. Korban juga sempat terlihat oleh seorang saksi yang masih kerabat dekat korban, berada di sebuah toko dekat kantor.
Pihak keluarga sempat mengecek keesokan harinya di Polda Sulawesi Utara untuk melacak sinyal ponsel korban terakhir digunakan dan didapati bahwa komunikasi terakhir korban berlokasi di depan bangunan lama GMIM Sion Ranowangko Kecamatan Tondano Timur, sekira pukul 18.00 Wita, di hari korban dinyatakan hilang.
(zik)