30% Kuota bagi Mahasiswa Tak Mampu
A
A
A
SEMARANG - Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang Prof Yos Johan Utama menyatakan kampusnya pada penerimaan mahasiswa baru kali ini menerima 30% mahasiswa tidak mampu dari total kuota 10.230 mahasiswa baru.
Hal itu diungkapkan Yos di selasela upacara penerimaan mahasiswa baru di Kampus Undip Tembalang kemarin. “Sebelumnya Undip dengan tegas akan memberikan jaminan akan menerima 20% mahasiswa tidak mampu. Namun seiring berjalannya waktu, kita bahkan memberikan akses 30% bagi mahasiswa yang berasa dari kalangan tidak mampu secara ekonomi,” katanya.
Para mahasiswa asal keluarga tidak mampu tersebut diterima di Undip melalui akses beasiswa Bidikmisi serta penetapan uang kuliah tunggal (UKT) dengan jumlah yang meringankan. Masing-masing melalui kelompok UKT 1 dan 2. “Undip adalah kampus rakyat. Sehingga yang kuliah di sini tidak hanya mampu secara ekonomi, tapi juga bagi mereka yang tidak mampu secara ekonomi bisa kuliah di sini,” papar Yos.
Dia juga memaparkan Undip merupakan miniaturnya Indonesia karena diisi oleh mahasiswa dari berbagai provinsi. Di Undip tidak diperbolehkan ada semangat kesukuan, melainkan semangat persatuan sesama rakyat Indonesia.
“Tidak ada semangat sukusukuan, mau suku Papua, Jawa, Batak, Bugis, dan lainnya semuanya jadi satu di Undip. Undip tidak hanya mencetak lulusan unggul, tapi juga insan yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Para mahasiswa di Undip juga kita dorong untuk mengikuti kegiatan kemahasiswaan agar dapat mengasah soft skill mereka. Soft skill sangat dibutuhkan ketika mereka sudah lulus kelak,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Pembantu Rektor Bidang Akademik Undip Prof M Zaenuri menambahkan, dari total 10.230 mahasiswa baru itu, terdiri atas 151 mahasiswa program doktoral, 1.095 mahasiswa program magister, 7.072 mahasiswa program sarjana, dan 1.181 mahasiswa program diploma.
“Dari total mahasiswa baru yang diterima itu, di antaranya melalui SNMPTN, SBMPTN, Ujian Mandiri, Program Seleksi Siswa Berpotensi atau PSSB untuk Diploma III, UM Diploma III, dan seleksi berdasarkan jalur kerja sama dengan instansi lain. Sesuai dengan amanah Kemenristek Dikti, Undip juga menerima mahasiswa afirmasi yang berasal dari Papua; Papua Barat; dan daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T),” paparnya.
Susilo himawan
Hal itu diungkapkan Yos di selasela upacara penerimaan mahasiswa baru di Kampus Undip Tembalang kemarin. “Sebelumnya Undip dengan tegas akan memberikan jaminan akan menerima 20% mahasiswa tidak mampu. Namun seiring berjalannya waktu, kita bahkan memberikan akses 30% bagi mahasiswa yang berasa dari kalangan tidak mampu secara ekonomi,” katanya.
Para mahasiswa asal keluarga tidak mampu tersebut diterima di Undip melalui akses beasiswa Bidikmisi serta penetapan uang kuliah tunggal (UKT) dengan jumlah yang meringankan. Masing-masing melalui kelompok UKT 1 dan 2. “Undip adalah kampus rakyat. Sehingga yang kuliah di sini tidak hanya mampu secara ekonomi, tapi juga bagi mereka yang tidak mampu secara ekonomi bisa kuliah di sini,” papar Yos.
Dia juga memaparkan Undip merupakan miniaturnya Indonesia karena diisi oleh mahasiswa dari berbagai provinsi. Di Undip tidak diperbolehkan ada semangat kesukuan, melainkan semangat persatuan sesama rakyat Indonesia.
“Tidak ada semangat sukusukuan, mau suku Papua, Jawa, Batak, Bugis, dan lainnya semuanya jadi satu di Undip. Undip tidak hanya mencetak lulusan unggul, tapi juga insan yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Para mahasiswa di Undip juga kita dorong untuk mengikuti kegiatan kemahasiswaan agar dapat mengasah soft skill mereka. Soft skill sangat dibutuhkan ketika mereka sudah lulus kelak,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Pembantu Rektor Bidang Akademik Undip Prof M Zaenuri menambahkan, dari total 10.230 mahasiswa baru itu, terdiri atas 151 mahasiswa program doktoral, 1.095 mahasiswa program magister, 7.072 mahasiswa program sarjana, dan 1.181 mahasiswa program diploma.
“Dari total mahasiswa baru yang diterima itu, di antaranya melalui SNMPTN, SBMPTN, Ujian Mandiri, Program Seleksi Siswa Berpotensi atau PSSB untuk Diploma III, UM Diploma III, dan seleksi berdasarkan jalur kerja sama dengan instansi lain. Sesuai dengan amanah Kemenristek Dikti, Undip juga menerima mahasiswa afirmasi yang berasal dari Papua; Papua Barat; dan daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T),” paparnya.
Susilo himawan
(ftr)