Kobaran Api di Merbabu Meluas

Sabtu, 22 Agustus 2015 - 10:13 WIB
Kobaran Api di Merbabu...
Kobaran Api di Merbabu Meluas
A A A
SOLO - Kebakaran hebat melanda kawasan hutan tiga gunung di Jawa Tengah. Selain kawasan hutan Gunung Merbabu, kobaran api juga terlihat di puncak Gunung Slamet dan Gunung Lawu.

Kebakaran di area Gunung Merbabu bahkan semakin me luas. Setelah titik api muncul di dua Dusun di Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Magelang, si jago merah kini mulai merembet di kawasan Sabana I dan Sabana II di atas dua desa di Kecamatan Selo, Boyolali. Koordinator Perlin dungan dan Pengamanan Balai Taman Nasional Gunung Mer babu (BTNGMb) Kurnia Adi Wi ra wan mengatakan ada beberapa titik api kebakaran di Gu nung Merabu.

Di antaranya wilayah Dusun Bentrokan, Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Magelang. Kemu dian Dukuh Suwanting dan Dukuh Malang, Desa Ba nyu roto, Magelang. Selanjutnya, Dukuh Cuntel, dan Tekelan, Getasan, Semarang. Api juga menjalar ke Sabana I dan Sabana II yang masuk wilayah Kecamatan Selo, Boyolali, tepatnya masuk wilayah Dukuh Genting, Desa Tarubatang, dan Dusun Selowangan, Desa Selo.

“Ada dugaan kebakaran terjadi ka rena orang membakar rum put dan ditinggal - kan begitu saja,” ujar Kurnia Adi Wirawan kemarin. Titik api pertama kali diketahui berasal dari kawasan di Dukuh Bentrokan, Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Magelang, Rabu (19/8) sore. Titik api berada pada ketinggian 2.300-2.500 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Upaya pemadaman mulai dilakukan keesokan harinya dengan melibatkan ratusan orang dalam tim gabungan. Di anta - ranya BTNGMb, Badan Penang gulangan Bencana Daerah (BPBD), relawan, SAR, TNI/ Polri, dan masyarakat. Namun, upaya pemadaman diakui tidak mudah. Lokasi kebakaran yang berada di ketinggian di atas 2.000 mdpl menyebabkan api lebih sulit dipadamkan.

Selain itu, terhambat medan yang terjal, debu, asap, dan angin yang bertiup kencang. Sehingga sewaktu waktu, api bisa mengarah ke petugas dan masyarakat yang berupaya mema damkan. “Vegetasi yang sudah kering juga mengakibatkan api cepat menyebar,” ucap Kurnia Adi. Upaya pemadaman ditempuh dengan jalan manual pada siang. Alat yang dipakai antara lain gepyok, sabit, dan parang.

Selain itu, membuat sekat guna melokalisasi agar api tidak merembet. Upaya pemadaman hanya dilakukan siang hari karena pada malam justru sangat membahayakan keselamatan petugas. Pihaknya belum dapat menentukan berapa luas area yang terbakar. Sebab sejauh ini baru fokus pada proses pemadaman. Kobaran api kini merembet menuju ke kawasan hutan di atas Dukuh Suwanting yang dekat dengan jalur pendakian ke Gunung Merbabu.

Vegetasi yang terbakar di antaranya semak, rumput, bunga edelweis, dan anak pohon kemlandingan. Api juga mulai merembet ke arah timur di wilayah Kecamatan Selo, Boyolali, Kamis (20/8) ma lam dan terus merembet menuju kawasan puncak. Sejauh ini be lum ada laporan korban luka mau pun jiwa akibat peristiwa tersebut. Dari laporan yang masuk, sebagian titik api di kawasan Ben trokan sudah berhasil dipadamkan.

Padahal di titik lain belum jelas. Dalam upaya pemadaman di kawasan Sabana I Jumat pagi, sempat terkendala badai selama 15 menit antara pukul 09.15-09.30 WIB. Untuk saat ini jalur pendakian ke Gunung Merbabu ditutup total sampai batas waktu yang belum ditentukan. Jalur pendakian resmi yang ditutup melalui Pos Selo di Boyolali, Pos Kopeng di Kabupaten Semarang, Pos Tingkir dan Tekelan di Salatiga, serta Keteb di Magelang.

Saat awal kebakaran, sempat ada pendaki yang sempat naik. Mereka kemudian dihimbau untuk langsung turun. Petugas juga menelusuri jalur pendakian dan naik ke puncak guna meminta para pendaki turun. Kasi Kedaruratan BPBD Boyolali Kurniawan Fajar Prasetyo mengatakan tim gabungan tengah berupaya mema damkanapi agar tidak menjalar ke permukiman.

Di antaranya dengan membuat parit atau pematang. Dia memprediksi kebakaran di Gunung Merbabu sudah mencapai 300 hektare (ha). Sementara itu, Kepala BPBD Kabupaten Semarang Arief Budiono mengaku telah menerjunkan 30 personel guna membantu melokalisir api yang menghanguskan lereng Merbabu.

Mereka diinstruksikan mem bantu petugas BPBD wilayah Salatiga dan Magelang maupun tim SAR dan relawan yang telah berada di lokasi kebakaran. “Berangkat tadi pagi (kemarin) dari Pos Dusun Cuntel. Mereka juga akan berusaha menghalau api agar tidak merembet ke wilayah kita (Kabupaten Se marang),” tutur dia.

Dalam menjalan tugasnya tersebut, Arief telah meminta anggotanya untuk tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan. Sebab, selain akan berhadapan dengan bahaya asap, personel BPBD juga dihadapkan dengan medan yang cukup berat dan membahayakan. Di sekitar lokasi kebakaran maupun jalur menuju titik api diketahui terjal lengkap dengan jurang cukup dalam.

“Karena kondisi lapangan seperti itu lah, petugas tidak kami bebani dengan peralatan berat. Yang dibawa peralatan sederhana dan ringan yang sekiranya bisa membantu menjinakkan api. Meski alat sederhana, mereka sudah punya ke mam puan atau teknik untuk menghadapi kebakaran hutan seperti itu,” imbuhnya. (agus joko) Kebakaran juga melanda kawasan hutan di sekitar puncak Gunung Slamet.

Hingga kemarin sore petugas gabungan masih berupaya memadamkan titik api. Kepulan asap yang berasal dari titik yang terbakar terlihat jelas dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang sejak Kamis (20/8) malam. “Kemungkinan titik api sudah muncul sejak kemarin (Kamis).

Tapi kemarin puncak gunung berkabut sehingga tidak terlihat. Tapi pagi ini masih terlihat kepulan asap. Tadi malam juga titik api terlihat jelas,” kata Ketua Pos Pengamatan Gunung Slamet Desa Gambuhan, Sudrajat kemarin. Menurut Sudrajat, titik areal hutan yang muncul kepulan asap berada di bagian arah barat laut dari arah puncak Gunung Slamet.

Ketinggiannya sekitar 2.700 meter dpl atau sekitar 1 kilometer dari puncak. “Kelihatannya masuk dalam wilayah Kabupaten Tegal. Berada di atas wilayah Guci,” ujarnya. Sudrajat memperkirakan titik api baru membakar semaksemak dan belum menjalar ke pepohonan. Sebab, titik api yang terlihat belum terlalu besar.

“Dari pihak Perhutani juga sudah datang ke pos pengamatan untuk memastikan areal lokasi yang terbakar,” ucapnya. Penyebab kebakaran diduga akibat sisa ranting pohon yang dibakar untuk api unggun atau puntung rokok pendaki yang nekat naik ke Gunung Slamet.

Sisa api kemudian menjalar karena terembus angin. Kebakaran juga melanda kawasan hutan Gunung Lawu sisi selatan yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kebakaran diduga karena faktor cuaca. Ketua Forum Kemitraan Po lisi Masyarakat Tetuko Tawang mangu, Giyanto mengatakan kebakaran diduga terjadi pada Kamis (21/8) siang di selatan Tlogo Dlingo yang berada di Desa Gondosuli, Kecamatan Ta wangmangu.

Ary wahyu wibowo/ farid firdaus/ arief setiadi
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0074 seconds (0.1#10.140)