Sungai Lematang Tercemar E-Coli ?
A
A
A
MUARAENIM - Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Muaraenim hingga kini belum melakukan pemeriksaan pada air Sungai Lematang, terkait hasil pemeriksaan pihak Dinkes Kabupaten Lahat beberapa waktu lalu.
Kepala BLHD Muaraenim, Zul karnain Bahtiar, saat di konfirmasi, belum mengetahui mengenai informasi pencemaran Sungai Lematang di wilayah Lahat oleh pihak Pemkab Lahat. “Kita belum tahu informasi itu dan kita belum melakukan pengecekan kondisinya, apakah meng andung bakteri E- Coli diatas ambang batas wajar atau tidak,” ujarnya kemarin.
Zulkarnain meng ungkapkan, jika memang Pemkab Lahat sudah melakukan pemeriksaan dan sudah mengeluarkan pernyataan, jika bakteri E-Coli sudah mencemari Sungai Lematang diatas ambang batas, maka pihaknya segera melakukan pemeriksaan dan mengambil sampel air, untuk diperiksa di laboratorium. “Jika tingkat pencemaran sudah tinggi, akan sangat mem bahayakan masyarakat, yang menggunakan air untuk mandi dan terlebih untuk konsumsi,” ungkapnya.
Kemudian, sambung Zulkarnain, kalaupun ada pen cemaran bakteri E-Coli, maka kemungkinan terbesar berada di bagian hulu muara Sungai Enim. Karena tepat di tengah kota Muaraenim, ada muara yang menemukan hilir Sungai Enim dengan Sungai Lematang. Meski demikian, pihaknya akan meng ambil sampel di bagian hulu dan hilir muara Sungai Enim.
“Untuk Sungai Enim kemungkinan pence maran bakteri itu sangat sedikit. Karena sungainya tidak terlalu panjang dan bagian hulunya ada di kawasan perbukitan wilayah Semende,” sambungnya. Zulkarnain memaparkan, di Kecamatan Muaraenim sendiri, masih banyak warga yang menggunakan air Sungai Lematang, untuk kegiatan sanitasi.
eperti Desa Muara Lawai, Tanjung Jat, Lubuk Ampelas serta Kepur. Satu desa yang berada dipinggir Sungai Lematang dan berada di bagian hulu muara Sungai Enim adalah TanjungJati. Kepala Desa (Kades) Tanjung Jati, Den Ali, saat dikonfirmasi, membenarkan hampir sebagian warganya masih mengandalkan air Sungai Lematang, untuk mandi dan mencuci, bahkan untuk dikonsumsi.
Dengan adanya informasi pencemaran bakteri EColi dibagian hulu sungai khususnya wilayah Lahat, mereka mendesak pemerintah segera lakukan pengecekan dan pemeriksaan. “Ya agar masyarakat tahu kondisi air sungai itu. Kasihan warga, karena mereka banyak yang tidak tah. Apalagi yang masih mengkonsumsi air dari sungai tersebut,” tandasnya.
Irhamudin sp
Kepala BLHD Muaraenim, Zul karnain Bahtiar, saat di konfirmasi, belum mengetahui mengenai informasi pencemaran Sungai Lematang di wilayah Lahat oleh pihak Pemkab Lahat. “Kita belum tahu informasi itu dan kita belum melakukan pengecekan kondisinya, apakah meng andung bakteri E- Coli diatas ambang batas wajar atau tidak,” ujarnya kemarin.
Zulkarnain meng ungkapkan, jika memang Pemkab Lahat sudah melakukan pemeriksaan dan sudah mengeluarkan pernyataan, jika bakteri E-Coli sudah mencemari Sungai Lematang diatas ambang batas, maka pihaknya segera melakukan pemeriksaan dan mengambil sampel air, untuk diperiksa di laboratorium. “Jika tingkat pencemaran sudah tinggi, akan sangat mem bahayakan masyarakat, yang menggunakan air untuk mandi dan terlebih untuk konsumsi,” ungkapnya.
Kemudian, sambung Zulkarnain, kalaupun ada pen cemaran bakteri E-Coli, maka kemungkinan terbesar berada di bagian hulu muara Sungai Enim. Karena tepat di tengah kota Muaraenim, ada muara yang menemukan hilir Sungai Enim dengan Sungai Lematang. Meski demikian, pihaknya akan meng ambil sampel di bagian hulu dan hilir muara Sungai Enim.
“Untuk Sungai Enim kemungkinan pence maran bakteri itu sangat sedikit. Karena sungainya tidak terlalu panjang dan bagian hulunya ada di kawasan perbukitan wilayah Semende,” sambungnya. Zulkarnain memaparkan, di Kecamatan Muaraenim sendiri, masih banyak warga yang menggunakan air Sungai Lematang, untuk kegiatan sanitasi.
eperti Desa Muara Lawai, Tanjung Jat, Lubuk Ampelas serta Kepur. Satu desa yang berada dipinggir Sungai Lematang dan berada di bagian hulu muara Sungai Enim adalah TanjungJati. Kepala Desa (Kades) Tanjung Jati, Den Ali, saat dikonfirmasi, membenarkan hampir sebagian warganya masih mengandalkan air Sungai Lematang, untuk mandi dan mencuci, bahkan untuk dikonsumsi.
Dengan adanya informasi pencemaran bakteri EColi dibagian hulu sungai khususnya wilayah Lahat, mereka mendesak pemerintah segera lakukan pengecekan dan pemeriksaan. “Ya agar masyarakat tahu kondisi air sungai itu. Kasihan warga, karena mereka banyak yang tidak tah. Apalagi yang masih mengkonsumsi air dari sungai tersebut,” tandasnya.
Irhamudin sp
(ftr)