Dari Lorong hingga Sungai, Bersiap Gelar Lomba Panjat Pinang
A
A
A
Panjat pinang merupakan salah satu lomba tradisional yang sudah berlangsung sejak zaman penjajahan Belanda. Meski tergolong permainan tradisional, namun daya tarik panjat pinang ternyata tidak pernah pudar di tengah gempuran permainan modern saat ini.
Lomba yang satu ini masih menjadi primadona dan seakan lomba wajib yang harus diadakan setiap memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Itu pula yang akan dijumpai pada peringatan HUT ke-70 Kemerdekaan RI di Kota Medan yang jatuh pada hari ini, Senin (17/8). Berdasarkan pantauan KORAN SINDO MEDAN , sejumlah ruas jalan, loronglorong pemukiman warga, hingga sungai, sudah bersiap menggelar lomba panjat pinang.
Sejak kemarin, warga tampak sudah sibuk memotong, mengupas, hingga menancapkan pohon pinang serta mempersiapkan sejumlah hadiah yang akan diperebutkan. Seperti terlihat di Jalan Saudara Ujung, Jalan Santun, Jalan Garu III, Jalan Bajak II, Jalan Turi, Jalan Teladan, Jalan Pendidikan, hingga di Sungai Deli yang akan diramaikan warga Kampung Aur, Kecamatan Medan Maimun.
Perlombaan peninggalan Belanda ini memang masih menarik bagi masyarakat. Sebab perlombaan yang diikuti sejumlah orang dalam beberapa kelompok ini mampu mengundang tawa saat peserta berusaha mengambil hadiah yang tergantung di atas pohon pinang dilumuri pelumas itu. Apalagi ada peserta yang sampai jatuh karena kesulitan untuk mengambil hadiah.
Salah seorang penyelenggara lomba panjat pohon pinang di Jalan Bajak II, Dimas Anggara mengatakan, kegiatan semacam ini merupakan perlombaan rutin yang digelar setiap peringatan HUT Kemerdekaan RI. Masyarakat biasa mulai ramai datang ke lokasi perayaan 17- an saat perlombaan panjat pinang dimulai. Hari ini perlombaan panjat pinang di kawasan itu dimulai sekitar pukul 14.00 WIB hingga malam.
“Panjat pinang itu sudah seperti perlombaan yang wajib, arena memang unik. Lomba ini saja yang ditanya warga apakah masih ada,” ujarnya, kemarin. Menurut dia, lomba panjat pinang tidak hanya tradisional, tetapi memiliki makna kuat. Dari lomba ini, peserta menjadi tahu bahwa untuk mendapatkan sesuatu membutuhkan tantangan dan rintangan. Jika tantangan tersebut sudah bisa diselesaikan tentu akan mendapatkan hasil atau nilai.
Hal yang tidak kalah penting, tumbuhnya semangat kebersamaan dan kerja sama tim. Sebab untuk memenangkan lomba ini butuh kebersamaan agar bisa meraih puncak. Sementara Camat Medan Perjuangan Dedi Jaminsyah Putra Harahap mengatakan, lomba panjat pinang tidak hanya sekadar mendapatkan hadiah, tetapi memberikan pendidikan kepada pengunjung dan peserta.
Karena itu, pihaknya selalu mengadakan lomba ini setiap tahun. Kecamatan Medan Perjuangan sudah menggelar lomba panjat pinang sejak Jumat (14/8) lalu. “Panjat pinang kami adakan agar lomba tradisional yang sudah mengakar dengan masyarakat tidak terlupakan. Dalam lomba ini mengajarkan kepada kita bahwa perlu kerja sama yang baik dan tidak mudah putus asa. Karena di balik usaha yang keras akan mendapatkan nilai (hasil),” katanya.
Terpisah, pengamat sosial dari Universitas Sumatera Utama (USU), Agus Suryadi mengungkapkan, peringatan HUT Kemerdekaan masih selalu disambut antusias oleh masyarakat, khususnya perlombaan. Salah satu perlombaan yang sangat diminati masyarakat adalah lomba panjat pinang.
“Kalau saya lihat persiapannya luar biasa tahun ini. Bahkan beberapa perlombaan tradisional seperti panjat pinang masih banyak diminati. Perlombaan tradisional ini (panjat pinang) sudah menjadi salah satu ikon setiap peringatan HUT Kemerdekaan RI,” ujarnya. Agus melihat salah satu yang menjadikan panjat pinang tetap disukai masyarakat karena unik serta bagian dari ciri khas yang hanya dilakukan satu kali dalam setahun, itu pun hanya dalam HUT Kemerdekaan RI. Apalagi kegiatan ini sudah diadakan sejak zaman Belanda.
“Hanya saja pada zaman Belanda kegiatan seperti mengejek kaum pribumi, tapi kalau saat ini untuk meningkatkan rasa nasionalisme,” ucapnya.
Agus mengatakan, perlombaan pada setiap HUT Kemerdekaan merupakan bagian dari kebersamaan dari masyarakat serta simbolisasi dari sebuah perjuangan. Karena sebelum meraih kemerdekaan tentu membutuhkan perjuangan kuat, tidak jarang harus berkorban jiwa. Sebab itu, dia berharap dari setiap perlombaan bisa meningkatkan rasa nasionalisme.
Irwan Siregar
Medan
Lomba yang satu ini masih menjadi primadona dan seakan lomba wajib yang harus diadakan setiap memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Itu pula yang akan dijumpai pada peringatan HUT ke-70 Kemerdekaan RI di Kota Medan yang jatuh pada hari ini, Senin (17/8). Berdasarkan pantauan KORAN SINDO MEDAN , sejumlah ruas jalan, loronglorong pemukiman warga, hingga sungai, sudah bersiap menggelar lomba panjat pinang.
Sejak kemarin, warga tampak sudah sibuk memotong, mengupas, hingga menancapkan pohon pinang serta mempersiapkan sejumlah hadiah yang akan diperebutkan. Seperti terlihat di Jalan Saudara Ujung, Jalan Santun, Jalan Garu III, Jalan Bajak II, Jalan Turi, Jalan Teladan, Jalan Pendidikan, hingga di Sungai Deli yang akan diramaikan warga Kampung Aur, Kecamatan Medan Maimun.
Perlombaan peninggalan Belanda ini memang masih menarik bagi masyarakat. Sebab perlombaan yang diikuti sejumlah orang dalam beberapa kelompok ini mampu mengundang tawa saat peserta berusaha mengambil hadiah yang tergantung di atas pohon pinang dilumuri pelumas itu. Apalagi ada peserta yang sampai jatuh karena kesulitan untuk mengambil hadiah.
Salah seorang penyelenggara lomba panjat pohon pinang di Jalan Bajak II, Dimas Anggara mengatakan, kegiatan semacam ini merupakan perlombaan rutin yang digelar setiap peringatan HUT Kemerdekaan RI. Masyarakat biasa mulai ramai datang ke lokasi perayaan 17- an saat perlombaan panjat pinang dimulai. Hari ini perlombaan panjat pinang di kawasan itu dimulai sekitar pukul 14.00 WIB hingga malam.
“Panjat pinang itu sudah seperti perlombaan yang wajib, arena memang unik. Lomba ini saja yang ditanya warga apakah masih ada,” ujarnya, kemarin. Menurut dia, lomba panjat pinang tidak hanya tradisional, tetapi memiliki makna kuat. Dari lomba ini, peserta menjadi tahu bahwa untuk mendapatkan sesuatu membutuhkan tantangan dan rintangan. Jika tantangan tersebut sudah bisa diselesaikan tentu akan mendapatkan hasil atau nilai.
Hal yang tidak kalah penting, tumbuhnya semangat kebersamaan dan kerja sama tim. Sebab untuk memenangkan lomba ini butuh kebersamaan agar bisa meraih puncak. Sementara Camat Medan Perjuangan Dedi Jaminsyah Putra Harahap mengatakan, lomba panjat pinang tidak hanya sekadar mendapatkan hadiah, tetapi memberikan pendidikan kepada pengunjung dan peserta.
Karena itu, pihaknya selalu mengadakan lomba ini setiap tahun. Kecamatan Medan Perjuangan sudah menggelar lomba panjat pinang sejak Jumat (14/8) lalu. “Panjat pinang kami adakan agar lomba tradisional yang sudah mengakar dengan masyarakat tidak terlupakan. Dalam lomba ini mengajarkan kepada kita bahwa perlu kerja sama yang baik dan tidak mudah putus asa. Karena di balik usaha yang keras akan mendapatkan nilai (hasil),” katanya.
Terpisah, pengamat sosial dari Universitas Sumatera Utama (USU), Agus Suryadi mengungkapkan, peringatan HUT Kemerdekaan masih selalu disambut antusias oleh masyarakat, khususnya perlombaan. Salah satu perlombaan yang sangat diminati masyarakat adalah lomba panjat pinang.
“Kalau saya lihat persiapannya luar biasa tahun ini. Bahkan beberapa perlombaan tradisional seperti panjat pinang masih banyak diminati. Perlombaan tradisional ini (panjat pinang) sudah menjadi salah satu ikon setiap peringatan HUT Kemerdekaan RI,” ujarnya. Agus melihat salah satu yang menjadikan panjat pinang tetap disukai masyarakat karena unik serta bagian dari ciri khas yang hanya dilakukan satu kali dalam setahun, itu pun hanya dalam HUT Kemerdekaan RI. Apalagi kegiatan ini sudah diadakan sejak zaman Belanda.
“Hanya saja pada zaman Belanda kegiatan seperti mengejek kaum pribumi, tapi kalau saat ini untuk meningkatkan rasa nasionalisme,” ucapnya.
Agus mengatakan, perlombaan pada setiap HUT Kemerdekaan merupakan bagian dari kebersamaan dari masyarakat serta simbolisasi dari sebuah perjuangan. Karena sebelum meraih kemerdekaan tentu membutuhkan perjuangan kuat, tidak jarang harus berkorban jiwa. Sebab itu, dia berharap dari setiap perlombaan bisa meningkatkan rasa nasionalisme.
Irwan Siregar
Medan
(ars)