PKL Liar Batu Akik Menjamur
A
A
A
SEMARANG - Pedagang batu mulia di Pusat Gemstone Pasar Dargo Kota Semarang mendesak pemerintah menertibkan pedagang kaki lima (PKL) liar batu akik yang banyak berjualan di pinggir jalan.
Sebab, aktivitas pedagang tersebut membuat pembeli di Pasar Dargo terus menurun. Ketua Paguyuban Pe-dagang Pasar Dargo Semarang, Sugiyantara mengatakan banyaknya aktivitas pedagang batu akik yang membuka lapak di pinggir-pinggir jalan membuat perdagangan batu akik di Pasar Dargo lesu.
“Pedagang batu yang berada di pinggir-pinggir jalan itu jelas mengganggu aktivitas para pedagang di sini (Pasar Dargo). Setiap hari, pembeli yang mendatangi Pasar Dargo untuk mencari batu akik semakin menurun,” kata dia, kemarin. Sejak maraknya penjualan batu akik di jalanan, pembeli di Pasar Dargo menurun hingga 50% lebih per hari. Apabila hal ini dibiarkan, maka para pedagang di Pasar Dargo akan terus merugi.
“Tidak menutup kemungkinan pedagang tidak mau lagi berjualan di Pasar Dargo ini. Hal ini kan sangat disayangkan mengingat citacita pemkot menjadikan Pasar Dargo sebagai pusat gemstone di Kota Semarang dan Jawa Tengah,” kata Sugiyantara. Dia mengaku, sudah berkali- kali menelepon Dinas Pasar untuk menertibkan PKL liar itu. Namun hingga kini, belum ada tindakan dari instansi terkait untuk menindaklanjuti hal tersebut.
“Kami tidak meminta mereka diusir, kami hanya ingin mereka dikumpulkan menjadi satu agar dapat berjuang bersama-sama dengan kami. Kalau memang di Pasar Dargo ini tidak mencukupi, pemkot dapat mencarikan alternatif lokasi lainnya,” ucapnya. Banyaknya aktivitas pedagang batu akik liar di sejumlah lokasi, lanjut Sugiyantara, dapat mematikan usaha batu akik di Pasar Dargo. Selain mudah dijangkau masyarakat, harga yang ditawarkan oleh para pedagang itu juga tidak dapat dikontrol.
“Mereka (PKL liar) jelas memiliki keunggulan lebih banyak dari kami. Selain dapat menjangkau pembeli lebih dekat, mereka juga dapat menawarkan harga yang lebih murah. Kami meminta agar pemerintah mau memperhatikan hal ini dan mencarikan solusinya,” katanya. Tak hanya dikeluhkan pedagang batu akik Pasar Dargo, aktivitas pedagang akik yang ada di sejumlah daerah juga dikeluhkan pengguna jalan. Sebab, tak sedikit dari pedagang akik yang menggelar lapak dagangannya di bahu-bahu jalan.
Hal tersebut sering kali membuat arus lalu lintas di sekitar lokasi pedagang akik macet. Sebab, banyaknya masyarakat yang melihat serta kendaraan yang diparkir di depan lapak-lapak tersebut. “Karena adanya pedagang akik, jalanan ini jadi macet. Soalnya bahu jalan digunakan parkir pembeli batu akik yang berjualan di bahu jalan itu,” kata Nur Rahmat,32, warga Simongan, Semarang.
Andika prabowo
Sebab, aktivitas pedagang tersebut membuat pembeli di Pasar Dargo terus menurun. Ketua Paguyuban Pe-dagang Pasar Dargo Semarang, Sugiyantara mengatakan banyaknya aktivitas pedagang batu akik yang membuka lapak di pinggir-pinggir jalan membuat perdagangan batu akik di Pasar Dargo lesu.
“Pedagang batu yang berada di pinggir-pinggir jalan itu jelas mengganggu aktivitas para pedagang di sini (Pasar Dargo). Setiap hari, pembeli yang mendatangi Pasar Dargo untuk mencari batu akik semakin menurun,” kata dia, kemarin. Sejak maraknya penjualan batu akik di jalanan, pembeli di Pasar Dargo menurun hingga 50% lebih per hari. Apabila hal ini dibiarkan, maka para pedagang di Pasar Dargo akan terus merugi.
“Tidak menutup kemungkinan pedagang tidak mau lagi berjualan di Pasar Dargo ini. Hal ini kan sangat disayangkan mengingat citacita pemkot menjadikan Pasar Dargo sebagai pusat gemstone di Kota Semarang dan Jawa Tengah,” kata Sugiyantara. Dia mengaku, sudah berkali- kali menelepon Dinas Pasar untuk menertibkan PKL liar itu. Namun hingga kini, belum ada tindakan dari instansi terkait untuk menindaklanjuti hal tersebut.
“Kami tidak meminta mereka diusir, kami hanya ingin mereka dikumpulkan menjadi satu agar dapat berjuang bersama-sama dengan kami. Kalau memang di Pasar Dargo ini tidak mencukupi, pemkot dapat mencarikan alternatif lokasi lainnya,” ucapnya. Banyaknya aktivitas pedagang batu akik liar di sejumlah lokasi, lanjut Sugiyantara, dapat mematikan usaha batu akik di Pasar Dargo. Selain mudah dijangkau masyarakat, harga yang ditawarkan oleh para pedagang itu juga tidak dapat dikontrol.
“Mereka (PKL liar) jelas memiliki keunggulan lebih banyak dari kami. Selain dapat menjangkau pembeli lebih dekat, mereka juga dapat menawarkan harga yang lebih murah. Kami meminta agar pemerintah mau memperhatikan hal ini dan mencarikan solusinya,” katanya. Tak hanya dikeluhkan pedagang batu akik Pasar Dargo, aktivitas pedagang akik yang ada di sejumlah daerah juga dikeluhkan pengguna jalan. Sebab, tak sedikit dari pedagang akik yang menggelar lapak dagangannya di bahu-bahu jalan.
Hal tersebut sering kali membuat arus lalu lintas di sekitar lokasi pedagang akik macet. Sebab, banyaknya masyarakat yang melihat serta kendaraan yang diparkir di depan lapak-lapak tersebut. “Karena adanya pedagang akik, jalanan ini jadi macet. Soalnya bahu jalan digunakan parkir pembeli batu akik yang berjualan di bahu jalan itu,” kata Nur Rahmat,32, warga Simongan, Semarang.
Andika prabowo
(ars)