Dania Lafazkan Syahadat Sebelum Meninggal

Jum'at, 14 Agustus 2015 - 07:12 WIB
Dania Lafazkan Syahadat Sebelum Meninggal
Dania Lafazkan Syahadat Sebelum Meninggal
A A A
BANDUNG - Dania Agustina Rahman, 19, mahasiswa Universitas Pasundan (Unpad) Ban dung, meninggal dunia di Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur.

Rektor Unpas Eddy Jusuf mengaku mendapat informasi dari Rosihan yang juga ma ha siswa di Unpas Bandung. Rosihan mendaki Semeru bersama Dania, Wiji, dan Rizki Akbar. Sebelum mendaki, Dania, ma ha siswi semester tiga Teknik Industri ini sempat merayakan ulang tahunnya ke-19 di Yogyakarta. Tapi Eddy tak tahu persis perayaan seperti apa yang di lakukan Dania dan teman-temannya di sana.

Setelah itu, Dania dan rekan-rekannya pergi ke Semeru untuk melakukan pendakian. kitar pukul 00.00 WIB, Selasa 11 Agustus 2015, Dania dan rekan-rekan mendaki dari Kalimati menuju puncak Semeru. Saat naik, mereka bertemu tim pendaki lain yang memperingatkan ada longsor. Sekitar pukul 05.00 WIB, Selasa (11/8), terjadi longsor batu. Dania dan para pendaki berhasil menghindar dari longsoran pertama itu. Tak lama kemudian, longsor kedua terjadi.

“Waktu longsor kedua itu, Dania terkena batu,” kata Eddy di Kampus Unpas, Jalan Setia budhi, kemarin. Selain Dania, ada dua orang lain yang juga terkena longsoran. Dania pun tersungkur dengan darah mengucur dari telinganya. Rosihan, sahabat Dania, sempat melakukan upaya untuk menyelamatkannya. Tapi nyawa Dania tak tertolong. Dalam kondisi kritis, Rosihan sempat menuntun Dania mengucapkan dua kalimat syahadat.

“Di detik-detik terakhir, Rosihan sempat menuntun Dania mengucapkan dua kalimat syahadat sampai menghembuskan napas terakhirnya di pangkuan Rosihan. Tepat pukul 05.40 WIB, Dania meninggal di pangkuan Rosihan,” ungkap Eddy. Jenazah Dania baru bisa dievakuasi beberapa jam kemudian oleh Tim SAR karena medan yang jauh dan sulit di jangkau. Kini, jenazah Dania ada di RS Hariyoto Lumajang dan akan dibawa ke Sukabumi untuk dimakamkan.

Sebagai penghormatan kepada almarhumah Dania, ujar Eddy, seusai salat Zuhur, seluruh civitas akademika Unpas Bandung, kemarin, melaksanakan salat gaib di Masjid Kampus Unpas. “Menurut informasi Rosihan, jenasah Dania kini berada di RS Lumajang Surabaya dan akan tiba di Sukabumi besok pagi (hari ini). Kami akan berangkat kesana (Sukabumi).

Un pas menyiapkan satu bus dan dua mobil untuk mengantar rekan-rekannya yang ingin ikut melayat ke Sukabumi,” ujar Eddy. Rektor mengemukakan, keberangkatan Dania, Rosihan, Widji, dan Rizki ke Gunung Semeru bukan agenda kegiatan kampus. Sebab, saat ini aktivitas perkuliah di Unpas tengah libur.

“Mereka pergi dalam rangka mengisi libur perkuliahan. Jadi ini atas inisiatif pribadi,” tutur Rektor. Sidik Nurjaman, dosen Unpas mengatakan, Dania adalah mahasiswi yang aktif berorgani asi baik di himpunan program studi maupun kampus. Almarhumah juga dikenal kritis. IPK mahasiswi Mojang asal Sukabumi kelahiran 7 Agustus yang pernah ikut pemilihan mojang jajaka (Moka) Teknik Industri ini, mencapai 3,14. “Kalau sedang kuliah, dia selalu duduk di depan, selalu aktif bertanya dan memang suka kegiatan pencinta alam,” kata Sidik.

Dia mengungkapkan, berdasarkan cerita Rosihan, almarhumah bersemangat sekali mendaki puncak Gunung Semeru dan berniat salat di sana di puncak gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang itu. Perlengkapan salat pun dibawa. “Menurut R sihan, Dania ingin merasakan salat di puncak Gunung Semeru,” ujar dia.

Tak Akan Larang Mahasiswa Naik Gunung

Insiden yang menimpa Dania, tidak membuat Unpas melarang mahasiswanya untuk aktif di kegiatan pecinta alam. “Saya tidak ingin mematikan kreativitas mahasiswa. Saya tidak akan melarang kegiatan tersebut,” kata Rektor Unpas Bandung Eddy Jusuf. Menurut Eddy, seluruh kegiatan yang berkaitan dengan alam tentu memiliki risiko besar. Karena itu, mahasiswa baik itu perorangan maupun yang aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mapak Alam, meningkatkan kehati-hatian dan mematuhi standar operasional pendakian.

“Dari total 10 UKM, di kampus kami ada lima yang bersentuhan dengan kegiatan alam,” ungkap Eddy. Sementara itu, ratusan pelayat memenuhi rumah duka Dania di Kompleks Perbata RT 04/ 04, Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong, Kota Su ka bumi, sejak Rabu (12/8) ma lam. Selain keluarga dan para tetangga, alumni SMAN 1 Kota Sukabumi juga tampak datang melayat.

“Dania dikenal sebagai anak periang. Selama ini keluarga tidak tahu jika mendiang suka mendaki gunung. Kabarnya pendakian ini dilakukan untuk merayakan ulang tahunnya,” ungkap Rena Mariana, salah seorang keluarga Dania. Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sukabumi memberikan pendampingan restoring family link.

Humas PMI Kabupaten Sukabumi Atep Maulana mengatakan, selain tentang kronologis kejadian, pihaknya juga akan memberikan informasi akurat terkait perkembangan penanganan dan proses pemulangan jenazah Dania.

Anne rufaidah/ toni kamajaya/ okezone
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7600 seconds (0.1#10.140)