Terbaik di Yogyakarta berkat Tempe Beton
A
A
A
YULIANA Jakiyah, siswi kelas 3 SMK-SMTI Yogyakarta terpilih sebagai juara Pemuda Pelopor Bidang Pangan tingkat Kota Yogyakarta.
Bersama empat juara dari bidang lainnya, Yuliana akan maju mewakili Kota Yogyakarta untuk bersaing di tingkat provinsi pada ajang yang sama.
Menurut Yuliana, gagasan membuat tempe beton (peton) atau tempe berbahan baku biji nangka muncul setelah sering melihat banyaknya keripik nangka yang dijual di wilayah Wirobrajan sejak 2013.
Sayangnya, produsen keripik hanya mengambil nangkanya saja dan tidak memanfaatkan betonnya.
Berdasar pengamatan itu, ia akhirnya memberanikan diri bertanya kepada pedagang nangka untuk memanfaatkan bijinya. Gayung bersambut, pedagang yang ditemuinya tidak keberatan biji nangka yang dihasilkan dibawa pulang.
"Dikumpulkan sedikit demi sedikit sampai satu kilo," ucap Yuliana, Selasa (11/8/2015).
Eksperimen mengoptimalkan beton dilakukan di rumah. Untuk membuat peton, biji beton terlebih dulu direbus sebelum dipotong-potong berukuran kecil. Setelah itu, potongan beton direbus kembali dan dibungkus daun pisang setelah ditaburi ragi.
Perbandingannya, setiap 2 gram ragi digunakan untuk 250 gram beton. "Setelah itu baru disimpan selama 36 jam sampai menjadi tempe beton. Rasanya juga enak. Komposisi ragi hasus pas, kalau terlalu banyak malah menjadi tape beton tapi rasanya agak pahit," terangnya.
Untuk memastikan eksperimennya berjalan lancar, Yuliana melakukan tes kandungan di lab kimia analisa di sekolahnya.
Namun, gadis imut ini mengaku belum cukup percaya diri untuk memproduksi produk inovatifnya. Belum lagi bahan baku yang dibutuhkan tidak mudah didapatkan.
"Bisa mengambil agak banyak tapi jauh, adanya di Turi, Sleman. Kalau dari pedagang di Kota sekilo beton dibeli Rp5 ribu. Tapi sekarang waktunya juga belum memungkinkan karena masih konsentrasi di sekolah," jelasnya.
Ia menambahkan, selain dibuat peton, biji nangka juga dapat diolah menjadi tepung untuk bahan baku brownies. Cara membuatnya menjadi tepung juga mudah. Cukup direbus 30 menit, kemudan dipotong-potong berukuran kecil, kembali direbus 15 menit sebelum dioven dalam suhu 80 derajat celsius selama delapan jam. Setelah itu barulah dibuat tepung.
Laksmi Prahani Amperawati, Kasie Pembinaan Pemuda Kantor Kesbang Kota Yogyakarta mengatakan, selain Yuliana, empat juara lain juga akan mewakili Kota Yogyakarta di tingkat provinsi.
Keempat pemuda pelopor lain adalah Yulianto, pelopor Bidang Teknologi. Kemudian, Hafid di Bidang Pendidikan, Aji di Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan, serta Romy di Bidang Sosial Budaya Pariwisata dan Bela Negara.
PILIHAN:
Denmas Mendung, Orang Pintar yang Mengobati Bung Karno
Bersama empat juara dari bidang lainnya, Yuliana akan maju mewakili Kota Yogyakarta untuk bersaing di tingkat provinsi pada ajang yang sama.
Menurut Yuliana, gagasan membuat tempe beton (peton) atau tempe berbahan baku biji nangka muncul setelah sering melihat banyaknya keripik nangka yang dijual di wilayah Wirobrajan sejak 2013.
Sayangnya, produsen keripik hanya mengambil nangkanya saja dan tidak memanfaatkan betonnya.
Berdasar pengamatan itu, ia akhirnya memberanikan diri bertanya kepada pedagang nangka untuk memanfaatkan bijinya. Gayung bersambut, pedagang yang ditemuinya tidak keberatan biji nangka yang dihasilkan dibawa pulang.
"Dikumpulkan sedikit demi sedikit sampai satu kilo," ucap Yuliana, Selasa (11/8/2015).
Eksperimen mengoptimalkan beton dilakukan di rumah. Untuk membuat peton, biji beton terlebih dulu direbus sebelum dipotong-potong berukuran kecil. Setelah itu, potongan beton direbus kembali dan dibungkus daun pisang setelah ditaburi ragi.
Perbandingannya, setiap 2 gram ragi digunakan untuk 250 gram beton. "Setelah itu baru disimpan selama 36 jam sampai menjadi tempe beton. Rasanya juga enak. Komposisi ragi hasus pas, kalau terlalu banyak malah menjadi tape beton tapi rasanya agak pahit," terangnya.
Untuk memastikan eksperimennya berjalan lancar, Yuliana melakukan tes kandungan di lab kimia analisa di sekolahnya.
Namun, gadis imut ini mengaku belum cukup percaya diri untuk memproduksi produk inovatifnya. Belum lagi bahan baku yang dibutuhkan tidak mudah didapatkan.
"Bisa mengambil agak banyak tapi jauh, adanya di Turi, Sleman. Kalau dari pedagang di Kota sekilo beton dibeli Rp5 ribu. Tapi sekarang waktunya juga belum memungkinkan karena masih konsentrasi di sekolah," jelasnya.
Ia menambahkan, selain dibuat peton, biji nangka juga dapat diolah menjadi tepung untuk bahan baku brownies. Cara membuatnya menjadi tepung juga mudah. Cukup direbus 30 menit, kemudan dipotong-potong berukuran kecil, kembali direbus 15 menit sebelum dioven dalam suhu 80 derajat celsius selama delapan jam. Setelah itu barulah dibuat tepung.
Laksmi Prahani Amperawati, Kasie Pembinaan Pemuda Kantor Kesbang Kota Yogyakarta mengatakan, selain Yuliana, empat juara lain juga akan mewakili Kota Yogyakarta di tingkat provinsi.
Keempat pemuda pelopor lain adalah Yulianto, pelopor Bidang Teknologi. Kemudian, Hafid di Bidang Pendidikan, Aji di Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan, serta Romy di Bidang Sosial Budaya Pariwisata dan Bela Negara.
PILIHAN:
Denmas Mendung, Orang Pintar yang Mengobati Bung Karno
(zik)