Raja Hutan Menunggu Punah

Senin, 10 Agustus 2015 - 10:01 WIB
Raja Hutan Menunggu Punah
Raja Hutan Menunggu Punah
A A A
PALEMBANG - Populasi raja hutan alias Harimau Sumatera kini menuju kepunahan, seiring banyaknya perburuan liar dan berkurangnya luas hutan. Hingga kini jumlahnya diperkirakan hanya tinggal 400-500 ekor.

Keprihatinan akan kondisi ini digambarkan para aktivis lingkungan dalam pertunjukkan tea ter yang digelar pada peringatan Hari Harimau Sedunia di Taman Kambang Iwak, kemarin. Dalam kesempatan tersebut masyarakat diajak untuk men jaga pelestarian hutan bagi habitat Harimau Sumatera dengan beragam kegiatan.

Ditemui di lokasi kegiatan, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel, Nunu Anugrah menyebutkan, Harimau Sumatera adalah jenis harimau terakhir yang ada di Indonesia setelah punahnya Harimau Bali dan Harimau Jawa. Populasi terbesarnya saat ini ada di kawasan Hutan Harapan Jambi, Kerinci, Bengkulu, Aceh, dan Sumatera Barat.

Se - mentara di Sumsel sendiri cukup terjaga di kawasan Suaka Margasatwa Dangku Musi Banyuasin, Sembilang, dan Muaraenim. “Dari pantauan melalui kamera trap di Dangku sejak 2013, populasi harimau diSumsel hanya 6 - 8 ekor. Meski potensi perburuan di sini kurang, tapi kepunahan Harimau Sumatera secara umum tetap butuh perhatian publik,”ujarnya.

Pihaknya mengimbau agar masyarakat bisa peduli dengan tidak berburu liar ataupun menjadikan harimau sebagai hewan peliharaan, sesuai PP No 7 Tahun 1999 tentang hewan yang dilindungi. Pemerintah pun tidak lagi menjadikan Taman Wisata Hutan Punti Kayu sebagai tempat konservasi harimau dan hewan hutan lainnya.

“Kami juga sudah mengimbau komunitas hewan untuk memperhatikan aturan yang ada. Sebab ditargetkan dalam lima tahun ke depan populasi bisa meningkat minimal 10%,” terangnya. Dia menjelaskan, selain Perburuan liar dan perdagangan menurunnya populasi Harimau Sumatera disebabkan berkurangnya luas hutan.

Hal ini akibat aktivitas konservasi hutan menjadi kebun sawit, hutan tanaman industri kertas dan mebel, bahkan pembukaan lahan ilegal masyarakat. Diperkirakan terdapat 2,8 juta hektare hutan di Sumatera yang hilang. "Sementara saat ini hutan di Sumsel tinggal 4 juta hektare," kata dia.

Koordinator Tiger Heart Palembang Dono Ciputra mengatakan, kampanye kali ini dilaksanakan serentak di tujuh kota di Indonesia. Didukung lembaga non profit di bidang konservasi seperi Forum Harimau Kita, komunitas-komunitas peduli lingkungan, kegiatan disambut masyarakat yang antusias memberikan cap jempol tanda dukungannya.

Du kungan ter sebut akan diserahkan kepada Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuseur dan Dinas Kehutanan. “Dua tahun kehadiran komunitas ini, program kami memberikan edukasi kepada masyarakat melalui sekolah TK serta turut me monitoring penjualan hewan online,”ucapnya.

Yulia savitri
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2769 seconds (0.1#10.140)