Black Campaign Mulai Marak

Jum'at, 07 Agustus 2015 - 10:08 WIB
Black Campaign Mulai Marak
Black Campaign Mulai Marak
A A A
SEMARANG - Black campaign mulai marak jelang pelaksanaan Pilwalkot Semarang. Setelah pasangan Sigit Ibnugroho Sarasprono-Agus Sutyoso yang diisukan menjadi calon boneka, giliran duet Hen drar Prihadi-He vearita Gunaryanti Rahayu Hendi-Ita) yang diterpa kampanye hitam.

Kemarin puluhan massa yang menamakan diri Aliansi LSM Anti Koruptor (Aligator) melakukan unjuk rasa menolak bakal calon wakil wali kota Hevearita Gunaryanti Rahayu (Ita) di depan Kantor KPU Kota Se marang. Mereka menuntut partai pengusung mengganti calon lain yang lebih berkualitas dan tidak terindikasi kasus korupsi.

Menanggapi aksi penolakan tersebut, incumbent Semarang Hendrar Prihadi mengaku su dah menerjunkan tim ke lapangan dan melaporkan jika tuntutan LSM tersebut mengada- ada. Dia menduga unjuk rasa ter sebut merupakan black campign terhadap dirinya dan Ita. “Itu merupakan praktik yang tidak baik dalam berpolitik.

Kalau seperti, ya kami akan pantau dan akan kami lawan,” tandasnya kemarin. Ita yang dikonfirmasi menanggapi santai aksi penolakannya tersebut. Dia tidak mempermasalahkan aksi itu dan mempersilakan pengunjuk rasa bertanya langsung ke BPK RI Jateng. “Silakan kroscek ke BPK langsung aja ,” katanya. Dia juga mempersilakan masyarakat menilai apakah aksi demo itu merupakan kampanye hitam terhadap dirinya.

“Yang jelas, silakan masyarakat menilai sendiri,” ucapnya. Dari pantauan KORAN SINDO di KPU Kota Semarang, meski koordinator lapangan aksi lantang menyuarakan penolakan terhadap Ita, peserta demo justru tidak tahu tujuan aksi tersebut. Sebaliknya, mereka mengaku mendapatkan bayaran Rp30.000 untuk ikut berunjuk rasa.

“Tidak tahu Mas, katanya sih ada orang dari KPU yang melakukan korupsi,” kata salah satu peserta aksi yang enggan disebutkan namanya. Pria berusia sekitar 56 tahunan yang tidak menggunakan alas kaki itu mengaku hanya diajak teman-temannya untuk ikut ke KPU. Menurutnya, dia bersama 15 rekannya ikut unjuk rasa karena diiming-imingi Rp30.000.

Mereka hampir semuanya orang sudah cu kup ber umur alias tua. Ketika korlap aksi berorasi, mereka hanya terdiam berdiri. Tidak ikut berteriak atau menunjukkan sikap bersemangat. Yang berorasi juga dari awal sampai akhir aksi hanya korlap. Hanya spanduk berukuran 1x3 meteran berisi penolakan terhadap Ita yang dibentangkan. Aksi hanya berlangsung sekitar setengah jam, dikawal oleh Sat pol PP dan kepolisian.

Sementara itu, Korlap Aliansi LSM Aligator Semarang Sucipto membantah massa demo tersebut dibayar Rp30.000 perorang. Selain itu, warga yang hadir dalam aksi ini memang orang biasa sebagai potret masyarakat pinggiran yang menolak korupsi. Dalam tuntutannya, pihaknya menolak bakal calon wakil wali kota Ita dan menuntut partai pengusungnya mengganti calon lain yang lebih berkualitas dan tidak terindikasi kasus korupsi.

Alasannya, berdasarkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Jateng, Ita telah gagal dan melakukan penyimpangan saat mengelola PT SPHC, sebagai perusahaan BUMD milik Pem prov Jateng. “Kami mengajak seluruh warga Semarang untuk tidak memilihnya,” ucapnya. Sebelumnya, kampanye hitam juga menerpa pasangan Sigit Ibnugroho Sarasprono-Agus Sutyoso.

Bakal calon wali kota-wakil wali kota dengan akronim Sibagus ini diisukan menjadi calon boneka untuk memuluskan langkah incumbent memenangkan Pilwalkot Semarang. Namun, tudingan tersebut dibantah tegas Sigit Ibnugroho Sarasprono dan me nyatakan siap bertarung hingga memenangkan pilkada.

M abduh
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5414 seconds (0.1#10.140)