Pengunjung Membludak, Kompleks Pemakaman Gus Dur Dibuka 24 Jam
A
A
A
JOMBANG - Lantunan salawat dan ayat-ayat suci Alquran terus mengalun tak henti-hentinya di kompleks pemakaman Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang berlokasi di Dusun Seblak, Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur.
Tampak orang tua, anak muda, laki-laki dan perempuan duduk bersimpuh di tempat yang telah disediakan untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT di makam cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut.
Di luar kompleks, para peziarah yang sebagian besar adalah peserta Muktamar ke-33 NU terus berdatangan membentuk barisan yang tak putus-putus mulai dari Gang Cukir hingga ke depan kompleks pemakaman.
"Peziarah mulai membeludaknya tanggal 31 Juli lalu. Sekarang ini termasuk puncak-puncaknya karena di samping acara muktamar juga kebetulan bertepatan dengan hari Minggu. Kalau di sini setiap Sabtu-Minggu ramai," ujar Arifuddin Firdaus, penjaga kompleks makam Gus Dur.
Meningkatnya jumlah peziarah, membuat petugas menambah jam operasional kompleks pemakaman, dari biasanya buka pada pukul 07.00 WIB -16.00 WIB dan pukul 20.00 WIB-03.00 WIB, kini dibuka selama 24 jam non stop.
"Sejak muktamar ada perubahan jam buka tutupnya, sekarang 24 jam. Jadi para peziarah yang ingin datang ke sini tidak dibatasi waktunya," ujarnya.
Arifuddin mengakui, ada peningkatan yang cukup signifikan jumlah pengunjung ke makam mantan Presiden RI itu bila dibandingkan hari-hari biasanya. Apalagi, peziarah yang datang bukan hanya warga nahdliyin tapi juga dari etnis Tionghoa.
"Hari biasanya pengunjung hanya 10 bus, kalau seperti sekarang sudah ratusan bus. Jumlah pengunjung diperkirakan naik 10 kali lipat, kalau hari-hari biasa Sabtu-Minggu ribuan orang, kalau sekarang pas kebetulan ada peserta muktamar," ucapnya.
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bawean Abdul Halim Al Hasyi mengaku, menyempatkan diri berziarah ke makam Gus Dur karena kebetulan tengah mengikuti Muktamar NU di Jombang.
"Bagi peserta dan penggembira muktamar, ziarah ke makam Gus Dur memiliki daya tarik sendiri. Saya rombongan PCNU Bawean, dan keluarga selain menghadiri konvensi juga berziarah dan mengunjungi anak yang sedang belajar di sini," ucapnya.
Ada banyak manfaat yang diambil dari berziarah ke makam Gus Dur, selain melakukan tapak tilas juga memberikan spirit bagi anak-anak untuk mengenal NU dan tokoh-tokohnya lebih dekat.
"Saya ingin bagaimana anak-anak mengenal dan merasakan betul suasana NU itu sendiri, karena saya sebagai pengurus cabang ini adalah momen yang efektif untuk memperkenalkan sejak dini anak-anak tentang NU," pungkasnya.
Tampak orang tua, anak muda, laki-laki dan perempuan duduk bersimpuh di tempat yang telah disediakan untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT di makam cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut.
Di luar kompleks, para peziarah yang sebagian besar adalah peserta Muktamar ke-33 NU terus berdatangan membentuk barisan yang tak putus-putus mulai dari Gang Cukir hingga ke depan kompleks pemakaman.
"Peziarah mulai membeludaknya tanggal 31 Juli lalu. Sekarang ini termasuk puncak-puncaknya karena di samping acara muktamar juga kebetulan bertepatan dengan hari Minggu. Kalau di sini setiap Sabtu-Minggu ramai," ujar Arifuddin Firdaus, penjaga kompleks makam Gus Dur.
Meningkatnya jumlah peziarah, membuat petugas menambah jam operasional kompleks pemakaman, dari biasanya buka pada pukul 07.00 WIB -16.00 WIB dan pukul 20.00 WIB-03.00 WIB, kini dibuka selama 24 jam non stop.
"Sejak muktamar ada perubahan jam buka tutupnya, sekarang 24 jam. Jadi para peziarah yang ingin datang ke sini tidak dibatasi waktunya," ujarnya.
Arifuddin mengakui, ada peningkatan yang cukup signifikan jumlah pengunjung ke makam mantan Presiden RI itu bila dibandingkan hari-hari biasanya. Apalagi, peziarah yang datang bukan hanya warga nahdliyin tapi juga dari etnis Tionghoa.
"Hari biasanya pengunjung hanya 10 bus, kalau seperti sekarang sudah ratusan bus. Jumlah pengunjung diperkirakan naik 10 kali lipat, kalau hari-hari biasa Sabtu-Minggu ribuan orang, kalau sekarang pas kebetulan ada peserta muktamar," ucapnya.
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bawean Abdul Halim Al Hasyi mengaku, menyempatkan diri berziarah ke makam Gus Dur karena kebetulan tengah mengikuti Muktamar NU di Jombang.
"Bagi peserta dan penggembira muktamar, ziarah ke makam Gus Dur memiliki daya tarik sendiri. Saya rombongan PCNU Bawean, dan keluarga selain menghadiri konvensi juga berziarah dan mengunjungi anak yang sedang belajar di sini," ucapnya.
Ada banyak manfaat yang diambil dari berziarah ke makam Gus Dur, selain melakukan tapak tilas juga memberikan spirit bagi anak-anak untuk mengenal NU dan tokoh-tokohnya lebih dekat.
"Saya ingin bagaimana anak-anak mengenal dan merasakan betul suasana NU itu sendiri, karena saya sebagai pengurus cabang ini adalah momen yang efektif untuk memperkenalkan sejak dini anak-anak tentang NU," pungkasnya.
(nag)