Warga Subang Kesulitan Air Bersih
A
A
A
SUBANG - Warga sejumlah desa di Kabupaten Subang kian sulit mendapatkan air bersih, untuk keperluan konsumsi keseharian mereka di musim ke marau tahun ini.
Beberapa warga, bahkan sempat meman faatkan air di kubangan sawah, yang kon disinya tidak layak konsum si. “Musim kemarau sekarang terasa lebih berat. Banyak warga di sini susah memeroleh air bersih. Sumur-sumur sudah kering. Warga sampai kepaksa ambil air kubangan di persawahan, walaupun kotor.
Tapi sekarang, air di situ juga sudah kering,” tutur warga Desa Kedawung, Kecamatan Pabuaran, Eli, 40, kepada KORAN SINDO, kemarin. Untuk mendapatkan air, saat ini warga di kampungnya secara bergiliran mengambil air dari sumur bor besar (sumur pantek) lewat mesin pompa, yang lokasinya jauh di tengah areal pesawahan.
“Saya harus antri menyedot supaya bisa dapat air buat keperluan masak, nyuci dan mandi,” ujarnya. Kekurangan air bersih sebagai dampak kemarau, juga di rasakan warga Desa Gambar sari, Kecamatan Pagaden, Munjul dan Margahayu Kecamat an Pagaden Barat, dan Kelurahan Dang deur, Kecamatan Subang.
“Bahkan, warga beberapa dusun di desa kami, terpaksa antre membeli air bersih dari mobil tangki PDAM, yang rutin mendatangi perkam pungan setiap dua atau tiga hari sekali. Di sini semua sumber air sudah kering,” beber warga Desa Gam barsari Koko, 45. Selain mengandalkan pasokan air bersih dari PDAM, sebagian warga ada yang terpaksa membuat sumur bor baru, meski harus merogoh kocek hingga jutaan rupiah.
Warga Kecamatan Pagaden Barat, Jumariah, 60, mengaku, menghabiskan biaya sekitar Rp2,5 juta untuk membuat su mur bor baru, agar bisa kembali memeroleh air bersih secara melimpah. Biaya tersebut digunakan untuk menyewa ahli pembuat sumur berikut perleng kapannya, honor pekerja, makan minum, serta membeli mesin pom pa.
Pekerjaan ini, sebut dia, memerlukan waktu sedikit nya 2-3 hari sampai tuntas dan airnya mengalir. “Sumur bor yang dulu kan sudah kering airnya. Makanya kepaksa bikin sumur baru yang lebih dalam, walaupun ha rus keluar biaya besar, asalkan bisa dapat air buat keperluan sehari-hari. Alham dulillah, sekarang air melim pah,” pungkasnya.
Usep husaeni
Beberapa warga, bahkan sempat meman faatkan air di kubangan sawah, yang kon disinya tidak layak konsum si. “Musim kemarau sekarang terasa lebih berat. Banyak warga di sini susah memeroleh air bersih. Sumur-sumur sudah kering. Warga sampai kepaksa ambil air kubangan di persawahan, walaupun kotor.
Tapi sekarang, air di situ juga sudah kering,” tutur warga Desa Kedawung, Kecamatan Pabuaran, Eli, 40, kepada KORAN SINDO, kemarin. Untuk mendapatkan air, saat ini warga di kampungnya secara bergiliran mengambil air dari sumur bor besar (sumur pantek) lewat mesin pompa, yang lokasinya jauh di tengah areal pesawahan.
“Saya harus antri menyedot supaya bisa dapat air buat keperluan masak, nyuci dan mandi,” ujarnya. Kekurangan air bersih sebagai dampak kemarau, juga di rasakan warga Desa Gambar sari, Kecamatan Pagaden, Munjul dan Margahayu Kecamat an Pagaden Barat, dan Kelurahan Dang deur, Kecamatan Subang.
“Bahkan, warga beberapa dusun di desa kami, terpaksa antre membeli air bersih dari mobil tangki PDAM, yang rutin mendatangi perkam pungan setiap dua atau tiga hari sekali. Di sini semua sumber air sudah kering,” beber warga Desa Gam barsari Koko, 45. Selain mengandalkan pasokan air bersih dari PDAM, sebagian warga ada yang terpaksa membuat sumur bor baru, meski harus merogoh kocek hingga jutaan rupiah.
Warga Kecamatan Pagaden Barat, Jumariah, 60, mengaku, menghabiskan biaya sekitar Rp2,5 juta untuk membuat su mur bor baru, agar bisa kembali memeroleh air bersih secara melimpah. Biaya tersebut digunakan untuk menyewa ahli pembuat sumur berikut perleng kapannya, honor pekerja, makan minum, serta membeli mesin pom pa.
Pekerjaan ini, sebut dia, memerlukan waktu sedikit nya 2-3 hari sampai tuntas dan airnya mengalir. “Sumur bor yang dulu kan sudah kering airnya. Makanya kepaksa bikin sumur baru yang lebih dalam, walaupun ha rus keluar biaya besar, asalkan bisa dapat air buat keperluan sehari-hari. Alham dulillah, sekarang air melim pah,” pungkasnya.
Usep husaeni
(bbg)