Harga Cabai Merah Berangsur Turun

Sabtu, 01 Agustus 2015 - 11:01 WIB
Harga Cabai Merah Berangsur Turun
Harga Cabai Merah Berangsur Turun
A A A
PALEMBANG - Masyarakat Palembang akhirnya bisa bernapas lega setelah sebelumnya sempat mengeluh lantaran tingginya harga kebutuhan pokok, terutama cabai merah yang melambung tinggi pasca hari raya Idul Fitri pekan lalu.

Harga komoditas ini diketahui mulai berangsur normal. Distributor Cabai Merah di Pasar Lemabang, Sumiyati mengaku jika harga cabai sempat menyentuh harga Rp130.000 per kilogram pasca-Lebaran lalu. Tapi banyaknya pasokan yang didapat dari daerah, membuat harga “si pedas” menjadi turun secara perlahan hingga Rp70.000 sejak pekan lalu. “Mungkin sempat terhenti lantaran Lebaran. Belum ada aktivitas petani cabai yang melakukan panen, hasilnya ketersediaan cabai menjadi kosong. Baru ada aktivitas beberapa hari kemudian,” terangnya, kemarin.

Meski cabai merah sedikit stabil, ternyata tidak diimbangi dengan harga komoditas lainnya seperti bawang merah yang justru mengalami kenaikan. Harganya naik menjadi Rp38.000 dari harga sebelum nya Rp25.000per kil gramnya. Sementara itu, untuk harga komoditas lain seperti daging sapi mengalami penurunan sekitar Rp10.000-20.000 per kilogram.

Pedagang daging sapi di Pasar KM 5 Palembang, mengaku harga daging relatif stabil saat ini berkisar Rp 120.000 per kilogram, dengan harga sebelumnya bertengger dikisaran hargaRp140.000-150.000. "Saat menjelang Lebaran kemarin harga sempat me - nyentuh Rp140.000-150.000 untuksatukilogram. Initer masuk normal. Jangan sampai ada ke - naikan lagi,” kata Ka ma ludin, salahseorangpedagangsapi.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumsel, Permana me nambahkan, tidak hanya 17 bahan pokok yang memengaruhi harga di pasar. Tetapi yang paling menjadi indikator yakni sembilan bahan pokok seperti beras, gula, gandum, dan se bagainya. “Selama Lebaran lalu, kita pastikan komoditas cabai tetap aman di pasaran. Seperti tahun-tahun sebelumnya cabai selalu menjadi penyumbang inflasi,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Menurutnya, hal itu lantaran produksi cabai Sumsel paling melimpah pada bulan Juni, Juli, Agustus, dan akan berkurang September hingga Oktober. "Kuncinya kami tinggal menjaga distribusi agar tetap lancar dan terkendali," pungkasnya.

Andhiko tungga alam
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6678 seconds (0.1#10.140)