Warga Batulonceng Peroleh Pelatihan Pengembang Desa Wisata
A
A
A
BANDUNG - Puluhan warga kawasan Wisata Batulonceng, Desa Suntenjaya, Lembang, Kabupaten Bandung Barat mendapat pelatihan pengembangan desa wisata yang diprakarsai Bank BCA.
Desa Wisata Batulonceng merupakan desa yang berada di daerah cekungan Bandung. Desa itu menawarkan sejumlah program wisata unggulan seper ti pengembangan konervasi alam, kampung acat, super camp serta riset pengembangan alam dan budaya.
“Kami memiliki poteni wisata, namun perlu solusi untuk bisa memaksimalkan potensi kearifan lokal untuk menjadi kekuatan dan daya tarik wisata ung gulan. Pelatihan ini membuka wawasan kami untuk menggali potensi yang ada,” kata Ketua Pengurus Desa Wisata Batulonceng Encang di Bandung, kemarin.
Sedikitnya 30 warga dari kawasan Desa Batulonceng me ngikuti pelatihan yang digelar oleh Tim Pengembangan dari BCA dengan materi pelatihan pengembangan potensi, pemasaran serta pemenuhan infrastruktur sarana dan prasarana wisata. Desa wisata yang memiliki situs Batulonceng itu juga ditunjang oleh bentang alam Bandung utara yang merupakan per paduan pesawahan, bukit, lembah, tebing serta beberapa ke senian khas daerah itu.
“Program dari BCA memberikan solusi untuk manajemen pa riwisata, dimana kami memiliki stuktur kepenguruan dalam pengelolaan kawasan desa wisata yang dilakukan dengan memadukan potensi yang ada di setiap rumah penduduk,” katanya. Encang menyebutkan, wi satawan yang datang dan tinggal di Batulonceng tak hanya wisatawan domestik tapi juga dari mancanagara seperti Belanda, Belgia, Jerman, Jepang, Korea dan lainnya.
“Dalam pelatihan ini kami tak hanya orang tua, t pi juga menyertakan para pemuda, ibu rumah tangga dan juga Kabuyutan atau sesepuh di desa itu,” katanya. Sementara itu Pimpinan Divisi CSR BCA Sapto Rachmadi me nyebutkan kegiatan pelatihan itu merupakan upaya untuk men dukung industri pariwisata di Indonesia, dan diharapkan bisa berpengaruh secara signifikan terhadap pengembangan pariwisata desa wisata itu.
Menurut dia pelatihan itu merupakan lanjutan dari pe ngembangan desa wisata yang diprakarsai oleh bank itu setelah sebelumnya warga Batu lonceng melakukan study banding ke sejumlah desa wisata di Yogyakarta.
“Materi yang di berikan kepada mereka adlah pem bekalan mengenai industri pariwisata dan pengelolaanya,” kata Sapto. Pelatihan terhadap sejum lah desa wisata yang berada di ba wah naungan desa binaan menjadi fokus kegiatan CSR BCA melalui salah atu pilarnya So lusi Bisnis Unggul.
Ia menyebutkan program pengembangna desa wisata lainnya yakni di Desa Wisata Behiharjo (Gua Pindul), Desa Wisata Wayang Wukirasik Yogyakarta dan Desa Tamansari Banyuwangi.
Yogi pasha
Desa Wisata Batulonceng merupakan desa yang berada di daerah cekungan Bandung. Desa itu menawarkan sejumlah program wisata unggulan seper ti pengembangan konervasi alam, kampung acat, super camp serta riset pengembangan alam dan budaya.
“Kami memiliki poteni wisata, namun perlu solusi untuk bisa memaksimalkan potensi kearifan lokal untuk menjadi kekuatan dan daya tarik wisata ung gulan. Pelatihan ini membuka wawasan kami untuk menggali potensi yang ada,” kata Ketua Pengurus Desa Wisata Batulonceng Encang di Bandung, kemarin.
Sedikitnya 30 warga dari kawasan Desa Batulonceng me ngikuti pelatihan yang digelar oleh Tim Pengembangan dari BCA dengan materi pelatihan pengembangan potensi, pemasaran serta pemenuhan infrastruktur sarana dan prasarana wisata. Desa wisata yang memiliki situs Batulonceng itu juga ditunjang oleh bentang alam Bandung utara yang merupakan per paduan pesawahan, bukit, lembah, tebing serta beberapa ke senian khas daerah itu.
“Program dari BCA memberikan solusi untuk manajemen pa riwisata, dimana kami memiliki stuktur kepenguruan dalam pengelolaan kawasan desa wisata yang dilakukan dengan memadukan potensi yang ada di setiap rumah penduduk,” katanya. Encang menyebutkan, wi satawan yang datang dan tinggal di Batulonceng tak hanya wisatawan domestik tapi juga dari mancanagara seperti Belanda, Belgia, Jerman, Jepang, Korea dan lainnya.
“Dalam pelatihan ini kami tak hanya orang tua, t pi juga menyertakan para pemuda, ibu rumah tangga dan juga Kabuyutan atau sesepuh di desa itu,” katanya. Sementara itu Pimpinan Divisi CSR BCA Sapto Rachmadi me nyebutkan kegiatan pelatihan itu merupakan upaya untuk men dukung industri pariwisata di Indonesia, dan diharapkan bisa berpengaruh secara signifikan terhadap pengembangan pariwisata desa wisata itu.
Menurut dia pelatihan itu merupakan lanjutan dari pe ngembangan desa wisata yang diprakarsai oleh bank itu setelah sebelumnya warga Batu lonceng melakukan study banding ke sejumlah desa wisata di Yogyakarta.
“Materi yang di berikan kepada mereka adlah pem bekalan mengenai industri pariwisata dan pengelolaanya,” kata Sapto. Pelatihan terhadap sejum lah desa wisata yang berada di ba wah naungan desa binaan menjadi fokus kegiatan CSR BCA melalui salah atu pilarnya So lusi Bisnis Unggul.
Ia menyebutkan program pengembangna desa wisata lainnya yakni di Desa Wisata Behiharjo (Gua Pindul), Desa Wisata Wayang Wukirasik Yogyakarta dan Desa Tamansari Banyuwangi.
Yogi pasha
(ftr)