Lima Kecamatan di Sukabumi Dilanda Kekeringan

Kamis, 30 Juli 2015 - 17:03 WIB
Lima Kecamatan di Sukabumi...
Lima Kecamatan di Sukabumi Dilanda Kekeringan
A A A
SUKABUMI - Lima kecamatan di Kabupaten Sukabumi dilanda bencana kekeringan. Selain menyebabkan krisis air bersih, bencana ini juga telah berdampak pada ribuan hektare areal pesawahan mengalami gagal panen.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), lima kecamatan yang telah terkena dampak kekeringan antara lain Kecamatan Pelabuhanratu, Gegerbitung, Warungkiara, Ciracap dan Kecamatan Bantargadung. Dilaporkan sebanyak 12 desa di seluruh kecamatan tersebut mengalami krisis air bersih.

Sementara data pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan (DPTP) menunjukan seluas 4.301 hektare yang tersebar di 15 kecamatan mengalami gagal panen.

Rinciannya seluas 450 hektare mengalami kekeringan ringan, 2.600 hektare kekeringan sedang, 867 hektare kekeringan berat dan seluas 384 hektare mengalami puso.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sukabumi Usman Susilo menerangkan, untuk menanggulangi daerah yang mengalami krisis air bersih, lembaganya telah berkoordinasi dengan PDAM untuk menyuplai kebutuhan air bersih warga.

Dalam hal ini BPBD juga melibatkan sejumlah lembaga sosial untuk membantu proses pendistribusian air bersih, salah satunya Palang Merah Indonesia (PMI).

"Menghadapi musim kemarau ini kami tidak hanya mewaspadai krisis air bersih saja tetapi juga potensi terjadinya kebakaran hutan. Hasil pemetaan, dari 47 kecamatan yang ada, sekitar empat kecamatan berpotensi mengalami kebakaran lahan dan hutan yakni Kecamatan Cibadak, Ciemas, Lengkong dan wilayah Pajampangan,” tuturnya.

Salah satu wilayah yang mengalami krisis air bersih adalah Desa Citepus. Warga di desa tersebut terpaksa harus memanfaatkan air yang tidak layak untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.

Berdasarkan pendataan aparat Desa Citepus, terdapat lima perkampungan yang mengalami krisis air bersih yakni Kampung Babakan Sirna, Cisalam, Cibolang, Cidahon, Cilisung dan Kampung Kiarapayung.

“Warga terpaksa memanfaatkan air sungai yang sudah mulai mengering untuk kebutuhan mandi, cuci, kakus dan minum,” ujar Kepala Desa Citepus H Hendi.

Sementara itu Kepala DPTP Kabupaten Sukabumi Sudrajat mengungkapkan gejala kekeringan yang melanda sektor pertanian ini sudah mulai dirasakan sejak Mei 2015 silam.

Diperkirakan luasan areal pesawahan yang terkena dampak kekeringan akan bertambah. Pasalnya musim kemarau akan terus melanda hingga Oktober mendatang.

“Jika dalam dua pekan nanti tidak turun hujan, maka tanaman padi yang mengalami puso akan bertambah. Debit air di sejumlah sungai yang menjadi sumber air irigasi pesawahan telah menyusut. Kondisi ini tentunya akan mempengaruhi target produksi beras tahun ini,” ujar Sudrajat kepada wartawan.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5197 seconds (0.1#10.140)